Sunday, June 29, 2025
![]() |
Foto Istimewa |
Acara bertajuk "Hijrah Menuju Kemandirian Umat:Meneguhkan Nilai Keislaman, Membangun Kekuatan Ekonomi" ini, digelar di Gd. BUMNU PWNU Jabar Jl. Sudirman Bandung (29/6/2025/ 3 Muharram 1447 H).
Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran pengurus PWNU, PCNU & MWCNU se-Kota Bandung, Banom NU, serta tokoh masyarakat lainnya.
Ketua PCNU Kota Bandung, KH. Ahmad Haedar dalam sambutannya menekankan pentingnya menjadikan momen hijrah sebagai refleksi untuk perubahan ke arah yang lebih baik, tidak hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga ekonomi umat.
![]() |
Foto Istimewa |
“Tantangan terbesar umat Islam saat ini bukan hanya moral dan akidah, tapi juga kemandirian ekonomi. PCNU Kota Bandung berkomitmen memperkuat ekosistem ekonomi umat berbasis pesantren, koperasi, dan usaha mikro yang dikelola oleh warga NU,” ungkap Ketua PCNU Kota Bandung.
![]() |
Foto Istimewa |
Ribuan jamaah, mulai dari unsur pengurus Wilayah NU Jawa Barat dan PCNU Kota Bandung baik lingkup Syuriyah ataupun Tanfidziyah di berbagai tingkatan, santri, hingga warga Nahdliyin, memadati lokasi acara sejak pagi hari, menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam menyambut datangnya tahun baru Hijriah. Kehadiran mereka menambah semarak suasana spiritual yang khusyuk.
![]() |
Foto Istimewa |
Pada puncak acara, diwarnai dengan peresmian BUMNU Jawa Barat, sebuah langkah strategis PWNU Jawa Barat dalam memperkuat kemandirian ekonomi umat. Peresmian ini menandai komitmen NU untuk tidak hanya bergerak di bidang dakwah dan pendidikan, tetapi juga dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
![]() |
Foto Istimewa |
Acara dimeriahkan dengan istighosah dan tabligh akbar oleh KH. Aang Zein Pesantren Gelar Cianjur sekaligus peluncuran Program Ekonomi warga NU Kota Bandung serta pemberian santunan yatim dhuafa.
![]() |
Foto Istimewa |
PCNU juga bekerja sama dengan BUMNU PWNU JABAR dan launching DEPO SEMBAKO untuk MWC NU Se-Kota Bandung.
PCNU Kota Bandung menegaskan bahwa kegiatan ini bukan seremonial tahunan belaka, tetapi bagian dari roadmap transformasi NU menuju kekuatan sosial ekonomi yang lebih mandiri dan berdaya. (Rls/Red)***
Tatarjabar.com
June 29, 2025
CB Blogger
Indonesia
PCNU Kota Bandung & BUMNU PWNU JABAR Sambut Tahun Baru Islam 1447 H dengan Penguatan Ekonomi Umat
Foto Istimewa Acara bertajuk "Hijrah Menuju Kemandirian Umat:Meneguhkan Nilai Keislaman, Membangun Kekuatan Ekonomi" ini, digelar...
Wednesday, June 25, 2025
![]() |
Segenap jajaran Dosen dan Mahasiswa UiTM Cawangan Perak Malaysia disambut hangat di Universitas Widyatama Bandung (Foto: Dok.UiTM) |
Program studi banding akademik antarbangsa ini berlangsung mulai tanggal 11- 13 Juni 2025 dan diikuti oleh dosen dan mahasiswa UTama (Universitas Widyatama) dan 16 peserta dari Universiti Teknologi Mara (UiTM) Cawangan Perak, Malaysia (terdiri dari 5 pensyarah/dosen dan 11 student / mahasiswa) dari prodi Arsitektur, Desain Grafis dan Media Digital.
Rombongan diterima langsung di Ruang Rapat Luar, Gedung A Lt.2 Kampus UTama Jl. Cikutra No. 204-A Bandung (11/6/2025). Hadir dalam kesempatan tersebut Roeshartono, S.T., MCEM., M.B.A (Ketua Pengurus Yayasan Widyatama), Marisa Astuti, S.ST., MM, Sektretaris Widyatama, Dr. R. Wedi Rusmawan Kusumah (Wakil Rektor 2 UTama), Dr. Didit Damur Rochman (wakil Rektor 3 UTama), Drs. H. Deden Maulana (Dekan Fakultas Desain Komunikasi Visual UTama), Mario Rinaldi S.ST, M.Sn Sekretaris Prodi Desain Grafis UTama, Dr. Soni Akhmad Nulhaqim, S.Sos., M.Si (Dekan FISIP UTama), dsb.
TS. Ahmad Sofiyuddin Mohd Shuib, sebagai Koordinator Fakulti & Pensyarah Kanan Seni Reka Grafik dan Media Digital UiTM Cawangan Perak Malaysia, mengatakan pada wartawan, Kegiatan ini merupakan kunjungan balasan dari program MoU antara kedua perguruan tinggi. Sebelumnya pihak UTama berkunjung ke UiTM Cawangan Perak Malaysia dan sekarang UiTM berkunjung ke UTama dalam program yang sama, sebagai dosen tamu, melakukan studi banding dan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Kampung Adat Cireundeu Kota Cimahi yang terkenal dengan ketahanan pangannya, mengkonsumsi Rasi (Beras Singkong) dan masih mempertahankan adat leluluhurnya.
![]() |
Ahmad Sofiyuddin, Koordinator Fakulti Seni Reka Grafik dan Media Digital UiTM bersama Warek 3 Utama Didit Damur Rochman (Foto: Dok UiTM) |
Pengabdian pada Masyarakat di kampung Adat Cireundeu Cimahi ini, berupa pelatihan fotografi dari UiTM, sedangkan dari UTama pelatihan E-commerce (jual beli barang dan jasa lewat online), dan mitigasi bencana dari Fakultas Teknik. Program PKM ini diikuti Fakultas Desain Komunikasi Visual, Fakultras Teknik dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
“Sesudah Widyatama lawatan ke Perak, jadi bulan ini pula kami timbal balas dengan 3 program yang sama,“ kata TS. Ahmad Sofiyuddin. Selanjutnya kata Sofi (demikian dia akrab disapa) selain melaksanakan tiga program tersebut ada lawatan ke Saung Angklung Udjo di Padasuka Bandung dan kegiatan ditutup dengan pergelaran budaya dari masing-masing universitas, dari Widyatama Tari Jaipong dan dari UiTM disajikan Tarian campuran Tari Melayu, Tari China dan Silat,.
Ditanya kenapa sering melakukan kerjasama dengan Widyatama, Sofi mengatakan ada hubungan kekeluargaan yang harmonis (chemistry family) antara UiTM dan UTama yang dijalin sejak 2017.
![]() |
Ahmad Famiarsa Mahasiswa UiTM (kanan) bersama Ahmad Rifai Mahasiswa UTama mendapat banyak manfaat dari studi banding antar bangsa ini (Foto: Asep GP) |
“Walau saat itu kami datang cuma lawatan belum ada perbincangan kerjasama riset, dsb. Baru 2022 ada kerjasama, kemudian 2023 ada program indeks yang dilakukan sekarang ini, dan 2025 ini kami datang untuk mengaktifkan program MOU bersama yang telah dirancangkan juga. Karena Widyatama ini alhamdulillah dari segi kesepahaman itu penting, yang mana masing-masing dua universitas paham kehendak dan keperluan masing-masing dan juga kami punya satu tujuan, satu kata yang sama yang bisa membuat satu kegiatan SC Gathering atau PKM ataupun riset, ada pesetujuan yang sama untuk dilakukan bersama,“ jelas Sofi
Sofi juga bercerita ketika bertemu Rektor Widyatama Prof. Dadang Suganda, ia menyampaikan harapannya, kerjasama ini akan berlanjut, akan diteruskan oleh generasi selanjutnya. “Saya sampaikan ke Rektor Pak Dadang kami datang ke sini bukan untuk keuntungan kami, tapi kami datang ke sini akan semai benih,“ katanya.
![]() |
Dari kanan: Mario Rinaldi, Marisa Astuti dan Ahmad Sofiyuddin, berharap kolaborasi terus berlanjut demi kemajuan bersama (Foto: Asep GP) |
Selain dengan UTama, kata Sofi pihaknya juga di Bandung mengadakan studi banding dengan Itenas dan Telkom University (Tel-U).
Sofi sebagai Ketua Program Grafis Desain UiTM mengaku punya ketertarikan dengan bahasa dan seni dan budaya termasuk bahasa yang ada di Bandung, juga kuliner/makanan serta desain-desain, logo produk lokal, logo brand begitu banyak terpampang hingga ke pelosok Bandung. Nah sesudah beberapa kali lawatan ke Bandung dan melihat semua itu, Sofi berpikir untuk membawa student/mahasiswanya ke Bandung.
“Karena saya banyak melihat itu, saya harus membawa student/mahasiswa ke Bandung ini. Tempo hari ke Ciwalk (kawasan perbelanjaan Jalan Cihampelas), banyak desain-desain di situ yang harus dicontoh. Jadi itulah kenapa kami sering ke Bandung, banyak inspirasi seni yang bisa kami bawa ke sana dari segi desain dan ideologi. Maksudnya desain-desain yang ada di kota Bandung ini mereka punya jiwa walaupun kecil tapi produknya nampak lebih grade (bernilai). Dan boleh dikatakan ada diantara logonya sedang pada tingkat antar bangsa dunia,“ pujinya.
![]() |
Para Pensyarah kedua universitas siap terus menjalin erat silaturahmi (Foto: Asep GP) |
Kuliner Bandung yang disukainya Nasi Goreng (Nasgor), Iga Bakar, Nasi Liwet dan Sambal. Kata Sofi banyak sekali makanan tradisional khas di Bandung yang tetap dipertahankan.
Tidak hanya itu yang membuat ia betah tinggal di Bandung, “Orangnya sopan, jadi kami kerasan dan banyak membantu serta melindungi kami. Ramah lah dan di Bandung saya jalan sendiri tak takut. Saya subuh pernah jalan hingga ke Taman Makam Pahlawan Cikutra. Saya banyak disapa dan Alhamdulillah ramah, aman.“
Sementara itu Mario Rinaldi S.ST, M.Sn-Sekretaris Prodi Desain Grafis UTama mengatakan banyak hal positif yang bisa diambil dari studi banding ini, pihak UTama bisa melihat bagaimana kualitas pengajaran yang dilakukan UiTM, cara mengajarnya, struktur organisasi, dsb, sehingga bisa jadi masukan berharga untuk perbaikan dan pengembangan UTama.
“Dari segi mengajar di sana (sharing lecture) kita bisa melihat bagaimana mahasiswanya bisa dengan mudah memahami berinteraksi dan kita juga bisa membandingkan mahasiswa Malaysia dan Widyatama seperti apa. Sehingga kita bisa tahu perkembangan mahasiswa, cara berpikir dan cara belajar mahasiswa seperti apa, apa ada perbedaan atau ada sesuatu yang bisa kita perbaiki bareng-bareng dengan UiTM,” kata Mario.
Untuk Join Research, Mario berharap bisa terus ada kolaborasi dengan UiTM karena ini penting untuk perkembangan keilmuan yang berefek langsung kepada masyarakat. Diantanranya join bagaimana kita bisa menggali kebudayaan dan memvisualkannya kembali dengan apapun kelimuan kita, contohnya desain. Jadi kita bisa memampaatkan kembali budaya-budaya kita yang mungkin sudah dilupakan anak muda sekarang. Itu bisa dicoba diangkat kembali sekaligus juga bisa mengangkat ekonomi rakyat dengan segala kemampuan di bidang masing-masing dalam hal ini melalui fotografi, desain, dsb.
Hal ini kata Mario selaras dengan ‘Kampus Berdampak’ yang digaungkan pemerintah dan ini bisa dilakukan dengan riset bersama UiTM. Karena di Malaysia pun ada permasalahan yang sama. Mario berharap dengan riset yang dilakukan kedua universitas antar bangsa ini bisa melahirkan metode-metode terbaru, hingga masyarakat bisa berkembang di era yang sekarang.
“Kolaboasi ini saya harap berjalan selama mungkin, tadi kata Pak Sofi, legacynya bakal terus berkelanjutan dan ada program yang kita laksanakan akan berdampak langsung baik bagi masyarakat Malaysia maupun kita, entah itu bidang pendidikan, ekonomi, rakyatnya langsung, dsb,“ pungkas Mario.
![]() |
Di Kampung Adat Cireundeu Cimahi (Dok. UiTM) |
Ahmad Famiarsa bin Akhmad Kamel Mahasiswa semester akhir Jurusan Desain dan Grafis UiTM pun, merasakan banyak manfaat dari sharing ilmu antar kedua univeritas antar bangsa ini.
“Manfaat perbedaan walau negara serumpun tapi budayanya beragam, cara belajarnya dan suasana di sini lain dengan Malaysia, di Malaysia fasilitasnya gak terlalu banyak tempat seperti ini, di Malaysia senyap, di sini rame penuh program, dsb,” katanya serius.
Ahmad Fami juga merasa betah di Bandung, suasananya enak dan banyak pusat jajanan dan perbelanjaan walau jalanannya macet. Dan ia berharap, “Dengan program ini Malaysia dan Indonesia makin kukuh, bahkan hasil dari sharing ilmu ini kita bisa saling memahami,“ katanya.
Demikian juga dengan Ahmad Rifai Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UTama Angkatan 2023, berharap kedua Negara serumpun ini terus menjalin silaturahmi dengan baik dan terus sharing ilmu agar bisa memperbaiki segala kekurangan.
![]() |
Dok. UiTM |
“Pemaparan dari dosen-dosen Malaysia itu kan beda denga ilmu yang diajarkan dosen dari Indonesia. Jadi sharing-sharing ilmu seperti ini membuat kita sebagai mahasiswa lebih berkembang lagi pengetahuan dan pengalamannya, bahkan kita baru dua hari bersama mahasiswa Malaysia kita bisa melihat dan mendengar langsung bagaimana cara mereka berucap, berkata atau perilaku-perilakunya yang ternyata walau kita bertetanggga dekat, tapi budayanya sangat berbeda,“ kata Ahmad Rifai.
Tentu saja mobility program antara UTama dengan UiTM Cawangan Perak Malaysia ini disambut baik oleh pihak Widyatama. Marisa Astuti, S.ST., MM, Sekretaris Widyatama pun berharap, kegiatan ini bisa bermanfaat bagi kedua belah pihak dan berdampak bagi masyarakat.
Marisa berharap, “Bekerjasama dengan UITM Cawangan Perak ini bisa memberikan manfaat dan dampak yang signifikan pada masyarakat sehingga kelimuan yang kami miliki bisa membantu kinerja ataupun meningkatkan ekonomi di masyarakat,“ tandasnya. (Asep GP)***

Universitas Widyatama Mendapat Kunjungan Balasan UiTM Perak Malaysia Dalam Program Mobilitas Internasional
Segenap jajaran Dosen dan Mahasiswa UiTM Cawangan Perak Malaysia disambut hangat di Universitas Widyatama Bandung (Foto: Dok.UiTM) Program s...
Tuesday, June 24, 2025
![]() |
Karang Setra Water Land, Kolam Renang Legendaris, tetap ramai dikunjungi pelajar dan wisatawan (Asep GP) |
Hal tersebut dikatakan Marketing Supervisor Karang Setra Waterland, Tety Sutriyani, S.IP, kepada wartawan, di kantornya, Jl. Sirnagalih No. 15 Kota Bandung.
Kegiatan lomba mewarnai kerjasama dengan Egoji Vitamin Anak ini akan berlangsung di area kolam renang pada hari Minggu (29/6/2025) dan akan memperebutkan piala, sertifikat, uang tunai dan voucher berenang dari Karang Setra.
Adapun persyaratannya, peserta siswa TK/PAUD dan SD (kelas 1-3) yang ada di Bandung Raya dan dari daerah lain pun dipersilakan. Biaya pendaftarannya 70 ribu sudah termasuk tiket masuk berenang, atau untuk jelasnya silakan klik di IG (Instagram) karangsetra waterland.
![]() |
Marketing Supervisor Karang Setra Waterland, Tety Sutriyani, S.IP. (Asep GP) |
“Pokoknya untuk mengisi liburan sekolah seru lah, wisata sambil ikut lomba dapat piala dan hadiah pula, plus sambil berenang, badan sehat hati pun senang,“ jelas Tety.
Selain itu ada kabar gembira juga dari Karang Setra, untuk tiket masuk pengunjung bisa membeli 4 tiket masuk untuk 5 orang dan ini berlaku hingga September 2025. Harga tiket untuk weekday (hari biasa) 45 ribu dan weekend (Sabtu –Minggu) dan hari libur 50 ribu. Buka mulai Pk.08.00 – 16.00 WIB.
Sebagaimana diketahui, Karang Setra yang terletak di Jalan Sirnagalih No.15, Gegerkalong, Sukasari, Kota Bandung ini adalah kolam renang terluas di Asia Tenggara (luas seluruhnya 4 H).
![]() |
Para siswa sekolah dan pengunjung bersantai sambil menikmati bekal makanan selepas berenang (Asep GP) |
Tempat wisata keluarga populer dan legendaris ini hampir setiap hari tak pernah sepi dari pengunjung, baik dari Kota Bandung atau dari luar Bandung bahkan ada dari luar Jawa Barat dan luar pulau, juga wisatawan mancanagara asik menikmati wahana-wahana Seluncur Naga, Dewaruci Miniatur, Air Terjun, Ember Tumpah, Kolam Arus, Kolam Anak, Kolam Tanding, Kolam Pantai, Mandi Salju, Water Boom, Balon Selfie, Sepeda Udara dan fasilitas lainnya seperti penyewaan ban, baju renang, gazebo untuk bersantai, tikar, juga food court (tempat makan), dan mushola serta tempat parkir kendaraan yang luas.
Selain itu Karang Setra juga menjadi tempat latihan para atlet renang dan club renang, serta para siswa sekolah yang praktik olahraga aquatic.
![]() |
Sadayana.. Taruang... Taruang.. Mari makan ... (Asep GP) |
Diantaranya SDN 154 Citepus, kel. Pajajaran, Kec. Cicendo Kota Bandung yang rutin membawa para siswanya praktik aquatic di Karang Setra Waterland Bandung.
Menurut Arif Permana, Guru Olahraga SDN 154 Citepus, berenang banyak manfaatnya untuk kesehatan fisik dan mental anak, selain itu belajar berenang juga menjadi bekal keterampilan untuk keselamatan diri dikala ada bencana banjir atau terjadi sesuatu ketika berwisata air bersama keluarga. “Kalau bisa berenang insyaalloh aman, kalau terjadi bencana air bisa menyelamatkan diri dan menolong orang lain. Lagi pula olahraga yang dianjurkan Rasululloh Muhammad SAW selain memanah dan berkuda adalah berenang,“ terang Arif.
![]() |
Para siswi SDN 154 Citepus Bandung praktik Aquatic, Berenang itu seru dan menyehatkan (Asep GP) |
Walau begitu, kata Guru yang akrab disapa Pak Jimjim praktik aquatic atau berenang ini tidak ditekankan harus ikut kepada para siswa, juga tidak ada tugas tambahan bagi yang tidak ikut, apalagi yang sakit dan ada keperluan keluarga, tapi untuk tambahan nilai saja.
![]() |
Guru Olahraga SDN 154 Citepus (dari kiri) Pa Jimjim, Bu Tuti dan Pa Ganiar, Belajar berenang itu dianjurkan Rosululloh (Asep GP) |
Setiap praktik aquatic para siswa dibagi menjadi 5 kelompok (Rombel) sesuai dengan guru olahraganya yang berjumlah 5 orang. Pak Andri 5A (kini pensiun), Pak Jimjim (Arif Permana) 5B, Pak Ganiar 5C, Pak Yanwar 5D, dan kelas 5E Bu Tuti.
Jimjim juga menegaskan, Kegiatan aquatic ini tidak ditujukan untuk mencari ladang keuntungan guru Olahraga. “Tapi kita mah hanya menjalankan sesuai kurikulum saja,“ pungkasnya.
![]() |
(Asep GP) |
Sementara itu menurut Maria (Mama Alfian), salah seorang orang tua siswa yang ikut mengantar anaknya praktik berenang, kegiatan aquatic yang diadakan dua kali dalam setahun pada semester satu dan dua ini ada bagusnya juga, buat tambahan nilai siswa dan olahraga untuk kesehatan para siswa. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
June 24, 2025
CB Blogger
Indonesia
Karang Setra Waterland 29 Juni 2025 Gelar Lomba Mewarnai TK & SD
Karang Setra Water Land, Kolam Renang Legendaris, tetap ramai dikunjungi pelajar dan wisatawan (Asep GP) Hal tersebut dikatakan Marketing Su...
Saturday, June 7, 2025
![]() |
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Jas Hitam) Bersama Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati, Prof. Een Herdiani dan Yoyon Darsono di Ruang Kerjanya (Foto Istimewa) |
Hal itu mengemuka, ketika Tim pengajuan Prodi Seni Pencak Silat ISBI Bandung dan usulan Academy Of Arts Delegation Indonesia To UNESCO France, yang dimediasi Yoyon Darsono mengadakan audiensi dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Gedung Kementerian Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025).
Hal tersebut merupakan rangkaian audiensi sebelumnya yang dilakukan tim dengan Gubernur Jawa Barat yang diwakili Sekda Jabar, Herman Suryatman, di rumah Dinas Sekda Jabar Jl. Aria Jipang No. 2 Kota Bandung, Rabu (21/5/2025).
Hadir dalam kesempatan pertemuan dengan Menteri Kebudayaan tersebut, Rektor ISBI Bandung Retno Dwi Marwati, Guru Besar Tari Prof. Een Herdiani, Alit Didin Suhana, Yoyon Darsono, Deni Poniman, R. Deden Samsudin, Dadan Setiadi, dan Dr. Yusuf Bachtiar.
![]() |
Tim Bersama Menteri Kebudayaan Membahas Pentingnya Menjaga dan Melestarikan Seni Tradisi (Foto Istimewa) |
Di tengah rasa gembiranya Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati mengatakan, Pak Menteri Kebudayaan sangat mendukung dengan akan dibukanya Prodi Pencak Silat di ISBI Bandung.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa Pencak Silat sangat banyak ragamnya dan memiliki falsafah, etika, aturan dan nilai-nilai luar biasa, sehingga selayaknya untuk dianalisis, dicatat, didokumentasikan dan tentu saja diwariskan.
“Oleh karena itu ISBI Bandung menjawab aspirasi banyak pihak untuk membuka Prodi tersebut. Bahkan hasil FGD dengan para pendekar Jawa Barat menyatakan bahwa mereka siap turun waris untuk memberikan filosofi, pengetahuan dan keterampilan Pencak Silat ke ISBI Bandung. Upaya ini juga untuk tetap meneguhkan bahwa warisan budaya tak benda yang sudah diakui Unesco tetap dapat diwariskan dan dilestraikan oleh generasi muda,” papar Retno
“Secara umum bahkan Pak Menteri menginginkan semua yang sudah diakui Unesco bisa juga menjadi prodi yang ditelaah oleh ISBI/ISI di seluruh Indonesia,“ imbuhnya.
Sementara itu, Yoyon Darsono dosen ISBI Bandung yang dalam hal ini sebagai Ketua Tim, menjelaskan pada wartawan, saat ini belum pernah ada institusi pendidikan tinggi yang secara khusus membuka Program Studi (Prodi) Seni Pencak Silat yang mendidik calon sarjana Pencak Silat dengan kurikulum komprehensif.
![]() |
Ketua Tim Yoyon Darsono Bersama Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Foto Istimewa) |
Jadi tidak hanya mempelajari skill pencak silatnya saja tetapi juga dipelajari terkait filosofi, sejarah, manajemen, dll.
"Semoga ISBI Bandung menjadi yang pertama untuk mewujudkannya. Tidak menutup kemungkinan lembaga perguruan tinggi seni lainnya yang ada di Indonesia, dapat membuka prodi pencak silat. Karena pencak silat ada di setiap daerah di Indonesia," kata Yoyon.
Bahkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam diskusi yang cukup hangat mengatakan bisa saja setiap seni budaya yang sudah ditetapkan Unesco sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) diberikan ruang atau dibuatkan prodi sebagai penguatan pembangunan karakter, dan sebagai identitas budaya bangsa yang tetap di pertahankan secara akademik.
![]() |
Seluruh Tim Disambut Hangat Menteri Bersama Jajarannya (Foto Istimewa) |
Dalam pertemuan tersebut tim juga mengajukan gagasan Alit Didin Suhana yang ingin mendirikan Academy of Arts Delegation Indonesia to Unesco France. Sebagaimana diketahui Alit adalah mantan staf Unesco Prancis yang berperan menggolkan Pencak Silat Goes to Unesco hingga ditetapkannya Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda(WBTB) dari Indonesia, 12 Desember 2019 di Bogota Colombia.
"Kami sangat berterima kasih kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon bersama para staf ahli menterinya, yang mendukung 100 persen akan dibukanya Prodi Seni Pencak Silat di ISBI Bandung. Sedangkan terkait wacana Academy of Arts di UNESCO,menurut Pak Menteri, perlu pemikiran lebih serius lagi," pungkas Yoyon. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
June 07, 2025
CB Blogger
Indonesia%20Bersama%20Rektor%20ISBI%20Bandung%20Retno%20Dwimarwati,%20Prof.%20Een%20Herdiani%20dan%20Yoyon%20Darsono%20di%20Ruang%20Kerjanya%20(FotoI).jpeg)
Menteri Kebudayaan Fadli Zon Dukung ISBI Bandung Buka Prodi Seni Pencak Silat
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Jas Hitam) Bersama Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati, Prof. Een Herdiani dan Yoyon Darsono di Ruang Kerjany...
Tuesday, June 3, 2025
Pergelaran Kolosal Napas Bumi Detak Kehidupan bukan sekadar pertunjukan seni. Ini adalah refleksi kebersamaan, kolaborasi, dan dedikasi yang mengalir dari hati para siswa dan guru yang terlibat. Pusat proses kreatif yang luar biasa ini, berdiri sosok inspiratif: Ronaldo Ruzali, sang sutradara yang menyalakan nyawa dari setiap adegan mau pun segmen sehingga harmoni.
Sebagai sutradara dan salah satu koreografer Pergelaran kolosal Napas Bumi Detak Kehidupan, Ronaldo memulai dari titik nol: merancang naskah yang tidak hanya kuat secara naratif, tetapi juga sarat makna. Ia menulis dengan kesadaran penuh akan misi pergelaran ini mengajak penonton menyadari denyut kehidupan dan hubungan harmonisasi manusia dengan alam. Tentu dalam proses tersebut adanya masukan, arahan dari Yayasan serta Ketua panitia mau pun Pengarah. “Dari situlah benih-benih pertunjukan ini mulai tumbuh. Bukan hanya sekedar tontonan tetapi juga tuntunan untuk kita semua,” kata Ronaldo yang juga sebagai Guru Seni di Santo Aloysius.
Dalam memilih materi tarian, lagu-lagu dan elemen yang lainnya, Ronaldo memadukan unsur tradisi dan modernitas. Setiap karya dipilih dengan cermat agar mampu menyampaikan cerita melalui gerak dan nada yang selaras. Ia mengkurasi bukan dari popularitas, tetapi dari relevansi, kekuatan pesan, dan daya estetika.
Proses produksi juga di dukung oleh para guru serta tim bidang art yang dibentuk dan diarahkan olehnya. Didalamnya terlibat para pelatih Tari, Teater, Angklung, Degung, Musik Ansambel, Paduan Suara, Marching Band, Wushu, Taekwondo dan KPM serta guru pembimbing Sekolah Santo Aloysius yang bekerja bersama untuk mencapai hasil yang sesuai dengan konsep dan Ide gagasan. Kemudian ia juga menata desain panggung, dekorasi, konsep visual LED dan pertunjukan, hingga pengaturan lighting, yang membangun suasana. Ronaldo tidak hanya memimpin, tapi juga menjadi penggerak utama dalam menyatukan visi artistik lintas bidang ini.
![]() |
Ronaldo Ruzali, S.Sn., Sutradara Napas Bumi Detak Kehidupan. |
Proses latihan pun berlangsung bertahap dan sistematis. Ia mendorong para siswa untuk berlatih secara mandiri terlebih dahulu, membangun karakter dan tanggung jawab personal. Selanjutnya, latihan dilakukan secara berkelompok dalam unit-unit seni, membangun sinergi antaranggota. Kemudian, pada tahap puncak, dilakukan latihan gabungan bertempat di Sekolah Santo Aloysius unit Batununggal dan unit Sultan Agung secara bergantian yang mempertemukan semua elemen untuk membentuk pertunjukan utuh yang harmonis.
Pergelaran ini menjadi panggung besar bagi ragam potensi siswa dan guru dari berbagai bidang seni dan elemen lain, seperti :
- Seni Tari, yang menyuarakan keindahan gerak tubuh.
- Seni Teater, yang mengambarkan suasana dan gimik adegan.
- Musik Ansambel, Angklung, dan Degung, yang menghadirkan nuansa etnik dan harmoni alam.
- Marching Band, yang menyemarakkan energi dan ritme.
- Paduan Suara, yang memadukan vokal menjadi lantunan jiwa.
- Wushu dan Taekwondo, yang menyimbolkan kekuatan dan ketangguhan, emosi dengan estetika,
- serta KPM (KORPS PALANG MERAH), yang menambah suasana emosional saat pertunjukan.
Uniknya, kata Ronaldo, semua elemen ini dimainkan oleh siswa dan guru, bukan oleh seniman profesional. Inilah kekuatan sebenarnya: sebuah pertunjukan megah yang lahir dari komunitas internal sekolah sendiri, dipimpin oleh seorang sutradara yang mampu memaksimalkan potensi lokal menjadi karya luar biasa.
Ronaldo Ruzali bukan hanya sutradara; ia adalah arsitek kesatuan, pemantik semangat, dan pemimpin visioner di balik seluruh proses ini. Di tengah tantangan, ia tetap teguh menjaga kualitas dan makna, memastikan setiap detak dalam Napas Bumi Detak Kehidupan terasa nyata di hati penonton.
Melalui kepiawaiannya, Ronaldo Ruzali membuktikan bahwa dari ruang belajar, bisa lahir panggung yang mengguncang, megah dan Spektakuler.
“Dan melalui gotong-royong kita bersama, Napas Bumi Detak Kehidupan, akan terus berdenyut dalam ingatan,“ tegas Ronaldo.
Dan pada kesempatan ini, Ronaldo juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan kontribusi luar biasa:
- Kepada Ketua Yayasan Mardiwijana Bandung – Satya Winaya yang selalu memberikan arahan dan kepercayaan.
- Kepada Pengarah, yang senantiasa membimbing proses ini dengan bijaksana.
- Kepada Ketua Panitia, atas kerja keras dan koordinasi yang luar biasa.
- Kepada para pelatih dan pendamping, yang telah mencurahkan waktu, tenaga, dan ilmu bagi para siswa.
- Kepada seluruh panitia, bapak-ibu guru, yang terlibat dalam setiap tahap persiapan
- Kepada orang tua siswa, atas dukungan moral dan materiil, serta kepercayaan kepada proses pembelajaran ini.
- Kepada seluruh siswa yang menjadi talent, yang telah berproses serta tampil luar biasa dengan semangat dan dedikasi tinggi.
- Kepada para sponsor dan donatur, atas kemurahan hati dalam mendukung kegiatan ini.
- Kepada tim multiproduction Bandung, yang telah bekerja di balik layar untuk menyukseskan Pergelaran ini dengan baik.
- Dan tentu saja, kepada seluruh pihak yang terlibat, yang tidak dapat disebutkan satu per satu terima kasih atas semangat, doa, dan cinta yang kalian berikan untuk Napas Bumi, Detak Kehidupan.
“Terima Kasih untuk semua nya, Ad Maiora Natus Sum,” pungkas Sarjana Seni lulusan Prodi Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, ISBI Bandung (2018). Ronaldo juga tahun 2022 menjabat sebagai Ketua Komite Seni Tari di Dewan Kesenian Kota Bandung (DKKB), dan hingga sekarang masih tergabung di dalamnya (Rls/Asep GP)***
Tatarjabar.com
June 03, 2025
CB Blogger
Indonesia
Ronaldo Ruzali: Sutradara Dibalik Harmoni Pergelaran Kolosal "Napas Bumi Detak Kehidupan"
Nabila Maulida Larasati, S. Sn., Rizky Oktaviani Purnomo S.Sn., Koreografer Pergelaran (kiri) Ronaldo Ruzali, S.Sn., Sutradara Pergelaran (t...
Monday, May 26, 2025
![]() |
Teguh Dwiyono Ketika Berpameran di Galeri Nayanika (Foto Istimewa) |
Ia berharap dengan mengajar beberapa orang akan berekesinambungan melahirkan pelukis dan mentor-mentor duta-duta lingkungan hidup, merawat lingkungan dari sampah-sampah plastik yang baru bisa terurai 100 tahun lebih.
Sebagaimana kita tahu Pelukis media limbah kulit telur dan sampah plastik Teguh J. Dwiyono, memerkan karya spektakulernya di Nayanika Art Gallery. Pameran dan Workshop bertajuk “Sisa Menjadi Cipta” ini berlangsung dari 23 – 25 Mei 2025 di Ali Joy Coffee – Jl. Nanas No.12, Cihapit, Kota Bandung.
Sesuai dengan temanya, “Sisa menjadi Cipta”, karya Pak Dwi ini memang terbuat dari bahan limbah dapur cangkang telur, kantong plastik keresek dan styrofoam, kemudian dengan skill seninya terciptalah karya bernilai seni yang tinggi, serta mengandung pesan lingkungan dan filosofi kehidupan.
![]() |
Teguh Dwiyono (Duduk, Kedua dari Kiri ) Bersama Para Pengunjung, Sponsor dan Panitia Pameran (Foto Asep GP) |
Tak heran kalau karyanya yang bernapaskan lingkungan hidup itu dapat pengahargaan Rekor Muri (2005) dan sering dipamerkan di Jerman, Prancis, Singapura dan Brunei Darusallam. Malahan pada tahun 2000, kebanjiran pesanan dari Amerika Serikat, Inggris dan Bahrain. Bahkan pernah mengekspor karyanya satu kontainer penuh ke luar negeri. Dwi juga menjadi seniman satu-satunya yang berpameran di Jerman dengan lukisan berbahan cangkang telurnya yang unik.
Pak Dwi dalam berkarya, menggunakan cangkang telur ayam negeri, ayam kampung, telur bebek dan telur puyuh untuk menciptakan mosaik dan abstrak. Hebatnya Ia bisa mengeksplorasi lebih dari 40 warna alami dari cangkang telur yang diolah menjadi material tahan cuaca serta awet.
Dalam usianya yang sudah 70 tahun, seniman kelahiran Magetan Jawa Timur ini, tiada lelah terus bergerak ke seluruh Nusantara dan Mancanegara berpameran sambil kampanye lingkungan hidup.
Dwiyono juga membuka kelas seni gratis untuk masyarakat, dibiayai dari penjualan lukisannya. Ia mengajarkan teknik daur ulang limbah sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
![]() |
Sedang Mengajar Peserta Workshop (Foto Asep GP) |
Ia berharap dengan mengajar beberapa orang akan berekesinambungan melahirkan pelukis dan mentor-mentor duta-duta lingkungan hidup, merawat lingkungan dari sampah-sampah plastik yang baru bisa terurai 100 tahun lebih.
Pada tahun 1998 ketika Krisis Moneter, ia pernah merekrut 32 karyawan yang kena PHK, melatih mereka membuat karya dari cangkang telur yang bernilai jual tinggi.
Nah di Galeri Seni Nayanika, pada hari kedua pameran, Pak Dwi juga mengadakan workshop. Pesertanya terlihat mulai dari anak TK/PAUD, SD, SMP, SMA, mahasiswa, hingga ibu-ibu rumah tangga pun ada.
![]() |
Dari Mulai Anak SD Hingga Ibu Rumah Tangga pun Turut Serta (Foto Asep GP) |
Workshop yang difasilitasi Maestro kita Teguh Dwiyono ini mencoba membuat bahwa kesadaraan berkelanjutan itu tidak hanya berhenti pada karya berbahan daur ulang, tapi juga mampu menelurkan idealisme kepada generasi berikutnya, melalui aspirasi seni yang dalam hal ini melukis dengan bahan limbah dari plastik bekas, kulit telur, menjadi karya seni bernilai tinggi.
“Harapan kita, semoga kegiatan ini akan menimbulkan inspirasi dan juga membuat aspirasi generasi berikutnya lebih peduli llingkungan dan berkontribusi kepada lingkungan secara positif,“ demikian kata founder Nayanika Art Gallery, Antonius Alijoyo, kepada wartawan.
Generasi Nayanika ini kata Kang Anton, mengakomodir hal itu dan semoga gaungnya bersambut. Anton juga memastikan acara ini tidak akan berhenti pada hari ini saja, ke depan pihaknya akan mengadakan beberapa workshop lagi bahkan selain itu akan diadakan perlombaan melukis antara alumni Pak Dwi (peserta workshop) dan tempatnya akan ditentukan selanjutnya. Tapi Ali Joy, kata Kang Anton, akan terus mendukung, menjadi salah satu sponsor bergandengan tangan dengan pihak sponsor lainnya, seperti dalam kegiatan ini bergandengan tangan dengan pihak Jasa Raharja.
![]() |
Berharap Kelak Anak-anak Berjiwa Seni dan Menjadi Duta Lingkungan (Foto Asep GP) |
Dalam pameran dan workshop ini memang terlihat hadir dari pihak Jasa Raharja Yulia Dyah Anggraeni (Plt. Kasubag Keuangan Akuntansi & TJSL Jasa Raharja Kanwil Jawa Barat) dan Agus Subrata (Direktur Keuangan Jamkrida), hadir juga Dany Java Jive, Muhammad Ridlo Eisy beserta istri, serta masyarakat seni Bandung lainnya, termasuk pelajar dan mahasiswa.
“Semoga workshop Pak Dwi yang ketiga kalinya ini diridhoi Yang Maha Kuasa, hingga hal baik ini bisa terefleksi dengan baik dan ada manfaatnya buat semua,“ harap Kang Anton.
Usai mengikuti workshop salah seorang peserta, ibu rumah tangga, Tuti Yulianti, mengungkapkan rasa gembiranya kepada wartawan, karena bisa ikut belajar membuat karya lukis dari kantong plastik bekas.
![]() |
Tuti Yulianti Pemilik Roemah Tafira Handycraft pun Turut Serta (Foto Asep GP) |
Kebetulan ternyata Tuti adalah pemilik “Roemah Tafira Handycraft” dan Pegiat UMKM Kota Bandung, punya misi yang sama menjadikan sesuatu yang terlihat tidak berguna jadi karya yang berharga. Tuti kerap menciptakan aneka pajangan dan benda-seni laninnya dari limbah rumah tangga.
“Alhamdulillah bisa ikut dengan Nayanika untuk workshop hari ini, kebetulan background saya juga pengrajin daur ulang, jadi sangat bermanfaat. Jadi setelah pelatihan singkat ini, saya harap bisa mengajarkannya lagi ke anak-anak dan ibu-ibu agar tidak membuang keresek bekas, karena bisa kita olah dan menghasilkan karya yang berkelas. Jadi ke depan saya akan ikut lagi kalau ada pelatihan seperti ini,“ katanya serius.
“Menurut saya workshop ini betul-betul bermanfaat, ternyata kantong keresek yang numpuk di rumah bekas belanjaan itu bisa dimanfaatkan jadi barang yang berguna. Kita kan sering dibuat pusing dengan kantong keresek bekas ini, mau dibuang sembarangan takut berbahaya bagi lingkungan, dibiarkan di rumah jadi tumpukan sampah. Tapi Sekarang aku jadi semangat untuk mengumpulkannya, karena bisa dibuat jadi karya seni yang menarik. Makanya lukisan ini aku beri judul “Hatiku Berbunga-Bunga”, kata Prima Dewi, Alumni Hubungan Internasional Fisip Unpad ’89 , yang juga sebagai Duta Galeri Nayanika.
![]() |
Prima Dewi, Duta Galeri Nayanika, Kantong Keresek di Rumahku Bisa Dijadikan Karya Berharga (Foto Asep GP) |
Demikian juga Putri (siswa kelas 5A, SDN 154 Citepus Bandung) dan Kinanti (Paud Laskar Pelangi 08 Bandung), sangat bersemangat mengikuti workshop ini. “Soalnya bisa manfaatin kantong keresek jadi karya seni, dan mulai hari ini aku akan bilang ke teman-teman jangan buang kantong keresek dan kulit telur sisa mamanya masak, buat aku aja, kita jadikan lukisan yang bagus,” kata kakak beradik ini, sambil memperlihatkan karyanya hasil bimbingan Pak Dwi.
Tapi bagaimana hasilnya karya mereka menurut Pak Dwi, “Baru pertama kali aja mereka sudah luar biasa. Jadi sebenarnya ini baru teknik awal masih banyak teknik lainnya yang bisa menyempurnakan hasil karya itu. Tapi paling tidak anak-anak tadi dalam menuangkan idenya itu luar biasa, mereka mau belajar sejak dini dan memang harus diperkenalkan sama orang tuanya agar mencintai lingkungan sejak dini,“ tegas Dwi.
![]() |
Antonius Alijoyo, Founder Galeri Seni Nayanika, Berharap Kegiatan Ini Jadi Inspirasi dan Aspirasi Generasi Berikutnya (Foto Asep GP) |
“Biar mereka tahu bahayanya pencemaran limbah plastik. Dan ini akan menginspirasi ingatan anak-anak ke depannya. Mungkin nanti kalau sudah SMA mereka akan teringat pernah membuat karya dari bahan plastik bekas. Dan harapan saya anak-anak ini nantinya akan menjadi duta-duta lingkungan, minimal di lingkungan keluarganya, dia akan mengkampanyekan merawat lingkungan hidup ke adiknya, ke kakak dan ke temennya. Itu sudah jadi duta lingkungan yang luar biasa. Kalau semua jadi duta lingkungan, wah luar biasa lagi. Dengan hanya menyampaikan, .. Hei jangan buang sampah plastik ya mending kita buat sesuatu.., itu aja sdh cukup,“ pungkas Dwi.
![]() |
Para Peserta Workshop dan Hasil Karyanya (Foto Asep GP) |
Ya tujuan pameran dan workshop atau pelatihan singkat ini memang yang pertama, kita ingin mengedukasi bahaya limbah plastik yang tidak terurai tanah dengan mudah, dan kita mencoba untuk mencintai bumi untuk generasi selanjutnya, kalau sekarang kita rusak kasihan generasi selanjutnya. “Nah makanya plastik jangan dibuang, kalau bisa jadi karya, dia akan punya nilai ekonomi. Selain itu kita bisa menghias rumah kita dengan karya sendiri, tidak usah beli,“ demikian kata Patrecia Erianti yang selalau setia mendampingi suaminya, Teguh J. Dwiyono kemana pun pergi berpameran, workshop, dan mengkampanyekan lingkungan hidup. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
May 26, 2025
CB Blogger
Indonesia.jpeg)
Workshop Melukis Berbahan Cangkang Telur dan Kantong Keresek bersama Teguh Dwiyono
Teguh Dwiyono Ketika Berpameran di Galeri Nayanika (Foto Istimewa) Ia berharap dengan mengajar beberapa orang akan berekesinambungan melah...
Friday, May 23, 2025
![]() |
Sekda Jabar Herman Suryatman (Tengah - Pakai Kemeja Putih) Bersama Tim Pengajuan Prodi Seni Pencak Silat ISBI dan Academy of Arts Delegasi Indonesia di Unesco Prancis (Asep GP) |
Hal itu mengemuka, ketika Tim pengajuan Prodi Seni Pencak Silat ISBI Bandung dan usulan Academy of Arts yang dimediasi Yoyon Darsono mengadakan pertemuan dengan Sekda Jabar, Herman Suryatman, di rumah Dinas Sekda Jabar Jl. Aria Jipang No. 2 Kota Bandung, Rabu (21/5/2025).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Rektor ISBI Bandung Retno Dwi Marwati didampingi Een Herdiani, Alit Didin Suhana, Yoyon Darsono, Deni Poniman, Deden Samsudin, Dadan Setiadi, dan lainnya.
Sekda Jabar, Herman Suryatman sangat menyambut baik, mengapresiasi dan mendukung terhadap gagasan yang disampaikan Rektor ISBI Bandung dan Alit Didin Suhana. “Hal ini akan memperkuat usaha pelestarian dan pengembangan serta pemanfaatan kebudayaan bagi masyarakat,“ kata Pak Sekda.
![]() |
Sekda Jabar (Baju Putih) Bersama Rektor ISBI dan Pak Alit (Peci Hitam) dan Yoyon Darsono (Iket Hitam) Tengah Ngaguar Seni Budaya Sunda (Foto Asep GP) |
Rektor ISBI Bandung, Retno Dwimarwati sangat berterima kasih kepada Pak Sekda atas perhatian dan dukungannya yang sangat luar biasa. “ Kami akan segera menyiapkan segala sesuatunya demi mewujudkan Prodi Seni Pencak Silat di ISBI Bandung. Nantinya Prodi Seni Pencak Silat akan masuk di Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan. Pencak Silat harus dimasukan ke ranah akademik menjadi pendidikan formal biar bisa terus diwariskan kepada para mahasiswa secara terus menerus. Hal ini sangat penting sebagai embrio untuk melancarkan jalannya permohonan usulan pendirian Academy of arts di Prancis, sebagaimana yang dikemukakan oleh Pak Alit,” tutur Rektor.
Sebagaimana kita tahu, Alit Didin Suhana adalah mantan staf UNESCO Prancis yang berperan dalam menggolkan Pencak Silat Goes to UNESCO sampai ditetapkanya Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Indonesia oleh UNESCO, pada tanggal 12 Desember 2019 di Bogota Colombia.
Hal senada juga dikatakan Guru Besar Tari ISBI Bandung Prof. Een Herdiani, adanya pencak silat dimasukan ke pendidikan formal merupakan suatu kebutuhan. Apalagi pencak silat sudah mendapat pengakuan Unesco. Oleh karenanya kata Een, jangan sampai oleh Unesco dinyatakan sebagai warisan dunia tapi kita yang punyanya hare-hare (masa bodoh).
![]() |
Ngawangkong Ngadu Bako Ngaguar Budaya Sunda Sambil Ngopi Bersama Pak Sekda Jabar (Foto Asep GP) |
“Apalagi kita punya perguruan tinggi seni dan Budaya di Jawa Barat yang bisa menjadi wadah, karena aliran pencak silat di Jawa Barat banyak sekali. Nah untuk bisa menyatukan dan mewadahinya perlu suatu wadah dan disini ISBI Bandung bisa mewadahi semua aliran pencak silat yang ada di Jabar, agar terlestarikan dan diajarkan ke generasi penerus secara terstruktur. Kami sangat berterima kasih kepada Pak Sekda atas support nya,” kata Een yang mantan Rektor ISBI.
Pak Alit sebagai pencetus ide Academy of Arts di Paris Prancis tentu saja merasa bahagia dan optimis karena sekda Jabar sangat mendukung sekali rencana usulan Academy of Arts delegasi Indonesia di Unesco Prancis.
Alit yang sudah puluhan tahun tinggal di Paris mengaku dalam hal ini mengandalkan Kang Yoyon dan timnya untuk memediasi dengan berbagai pihak baik dengan pemerintah daerah Provinsi Jabar, maupun dengan pihak Kementerian Kebudayaan RI, termasuk dengan ISBI Bandung. “Semoga Academy of Arts delegasi Indonesia di Prancis akan segera terwujud,“ harapnya.
Tim Akan Segera Bertemu Menteri Kebudayaan di Jakarta
Ide gagasan mendirikan Academy Of Arts Delegation Indonesia To UNESCO France, kata Yoyon, adalah pemikiran Alit Didin Suhana (Alit) yang disampaikan kepada Yoyon Darsono beberapa tahun lalu melalui telepon langsung dari Paris. Alit meminta bantuan Yoyon untuk menyusun tim kecil yang sekiranya bisa menindak lanjuti gagasan ini dan menyampaikannya ke pihak pemerintah daerah Jawa Barat dan Kementerian Kebudayaan RI.
![]() |
Ketua Tim Yoyon Darsono Bersama Pak Sekda Jabar, Herman Suryatman (Foto Asep GP) |
Sebelumnya, Yoyon juga sempat berkomunikasi dengan Rektor ISBI Retno Dwimarwati, untuk bisa bertemu dengan Alit dan tim. Ketika Alit datang ke Indonesia Alit bersama tim diundang langsung dalam pertemuan di ISBI (3 Mei 2025). Rektor ISBI sangat mendukung gagasan Academy Of Arts di Prancis. Sejalan dengan hal itu ISBI Bandung juga tengah menyiapkan Program Studi (prodi) Seni Pencak Silat yang akan segera di buka. “Tentu saja hal ini akan sangat saling mendukung,“ papar Yoyon.
Terkait rencana pembukaan Prodi Seni Pencak Silat di ISBI Bandung. “Saya pikir ini adalah merupakan kewajiban Institusi Perguruan Tinggi yang punya tanggung jawab sebagai salah satu benteng pelestarian dan pengembangan seni budaya bangsa secara akademis. Padepokan atau perguruan, club, dan para praktisi pencak silat sangat menyambut baik dengan akan diadakannya Prodi Pencak Silat. Mereka yang sudah masuk paguron atau padepokan apa pun namanya apabila ingin lebih mendalami tentang Persilatan bisa melanjutkan kuliah di Prodi Pencak Silat Fakultas Seni Pertunjukan ISBI Bandung. Tentunya alumni dari Prodi Pencak Silat ini nantinya akan sangat dibutuhkan baik oleh masyarakat umum maupun oleh masyarakat dalam dunia pendidikan sebagai tenaga pengajar baik menjadi guru maupun dosen,“ terang Yoyon.
![]() |
Alit Didin Suhana, Berharap Academy of Arts Delegasi Indonesia di Unesco Segera Terwujud (Foto Asep GP) |
Untuk audiensi pertemuan dengan Kementerian Kebudayaan, kata Yoyon pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Menteri Kebudayaan di Jakarta tertanggal 1 Mei 2025.
Yoyon sangat berterima kasih kepada Pak Sekda yang sudah menerima timnya dan memberikan masukan, arahan serta dukungan yang sangat luar biasa untuk dapat difasilitasi dalam menyiapkan segala sesuatunya.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Aman Wirakarta Kusumah dan Prof. Dr. Fauzi Soelaiman yang keduanya mantan Dubes UNESCO Paris, yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahannya,“ demikian pungkas Seniman Sunda dan Dosen ISBI Bandung yang sudah ngalanglang ke 5 benua mengenalkan musik tradisional Sunda. Yoyon yang bisa memainkan berbagai alat musik tradisional Sunda ini, dikenal sebagai konseptor musik Kolaborasi KRAKATAU BAND ETHNO pimpinan Dwiki Dharmawan. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
May 23, 2025
CB Blogger
Indonesia%20Bersama%20Tim%20Pengajuan%20Prodi%20Seni%20Pencak%20Silat%20%20ISBI%20dan%20Academy%20of%20Arts%20Delegasi%20Indonesia%20di%20Unesco%20Prancis%20(Asep%20GP).jpeg)
ISBI Bandung Akan Buka Prodi Pencak Silat dan Dukung Academy of Arts Delegation Indonesia to Unesco France
Sekda Jabar Herman Suryatman (Tengah - Pakai Kemeja Putih) Bersama Tim Pengajuan Prodi Seni Pencak Silat ISBI dan Academy of Arts Delegasi ...
Wednesday, May 14, 2025
![]() |
Pengurus Ika Sadaya Unpad Siap mengabdi Untuk Almamater Tercinta (Foto Istimewa) |
Kampus menjadi besar karena punya alumni yang besar. Kampus menjadi terkenal karena punya alumni yang sukses dan berpengaruh di berbagai bidang.
Universitas Padjadajaran (Unpad) punya kekuatan besar, lebih dari 300.000 alumninya tersebar ke seantero dunia dan berkiprah di berbagai bidang, di dalam negeri pun alumni Unpad sangat berpengaruh, ada yang jadi menteri, wakil menteri, gubernur, rektor, walikota, hingga bupati, politikus, pengacara kondang, ketua dewan, dsb.
Termasuk alumni Fakultas Ilmu Budaya (Sastra) Unpad, banyak yang potensial dan hebatnya mereka tidak hanya berkiprah di dunia sastra dan budaya saja tapi di segala bidang, Dari manajer, fotografer, pengusaha, praktisi hukum, dosen, rektor, politikus, wartawan, konsultan, hingga perwira tinggi militer pun ada.
Kata seorang alumni yang tidak mau disebutkan namanya lulusan fakultas sastra itu fleksibel, siap berkiprah di mana saja, karena dia punya dasar kuat, karakter yang kuat. Ilmu sastra adalah dasar semua ilmu, itu sudah jadi kebiasan kerajaan dahulu kala, para putra mahkota dididik dulu dengan ilmu-ilmu sastra, untuk menghaluskan budi pekerti, karakternya, sesudah itu baru dididik ilmu politik, ekonomi, taktik perang dan lainnya. Sastra adalah ilmu yang fundamental.
![]() |
Dekan FIB Aquarini Priyatna, FIB Tulang Punggung Pusat Budaya Unpad (Foto Asep GP) |
Kalau di dunia seni, entartainmen, fakultas sastra/FIB Unpad punya Joe P Projek (Sejarah), Yuki Pas Band (Sastra Jepang), Dadan Sutisna (Dalang Putra Giriharja 3 - Sastra Sunda), Apep AS Hudaya (Dalang Giri Komara- Dokbud & Fikom), Hery Anta (Drs. Heri Heriyanto-pendiri Padhyangan - Sastra Sunda ), Iyang (aktor - Sastra Inggris), dulu juga ada Penyanyi Balada Muktie-Muktie (Hidayat Muktie, Alm - aktivis Lises, GSSTF, Sastra Sunda), Kang Ibing Kusmayatna (Penyiar Radio Mara, Komedian kahot, Satra Rusia), dsb. Dalam bidang lainnya tercatat juga Butet Manurung Pengagas Sekolah Rimba (Suku Anak Dalam Jambi, aktivis PALAWA - Sastra Indonesia), Acep Iwan Saidi (kang AIS - Pakar Semiotika - Sastra Indonesia, aktivis GSSTF Unpad), dan banyak lagi.
Dan baru-baru ini FIB sangat berbangga hati karena seorang alumninya Hikmat Gumelar (Hikmat Gumelar Berdoa - Sastra Sunda 85) meraih Palestina World Prize for Literatur di Baghdad 2024. Kumpulan Puisi “Dari Reruntuhan Mawar ke Cerita Ingatan”, karya aktivis GSSTF Unpad yang menyentuh hati dan perasaan masarakat dunia akan penderitaan rakyat Palestina atas kekejaman zionis Israel ini, dinilai bisa menghidupkan kembali narasi perjuangan rakyat Palestina,
Buku karya Penyair kelahiran Majalengka 60 tahun yang lalu ini, dinilai yang terbaik dari 300 buku lebih yang dikirim dari 27 negara.
Mantan jurnalis dan sutradara teater ini pun hingga kini tetap menulis essay dan sastra karya-karyanya dimuat di beberapa antologi dan berbagai media nasional - internasional.
Kebetulan Ikatan Alumni Sastra dan Budaya (IKA SADAYA) Unpad pada hari Senin (12/5/2025) mengadakan Pelantikan para Pengurusnya di Hotel El Royale, Jalan Merdeka No. 2 Kota Bandung, dan Hikmat Gumelar yang juga menjabat Komite Etik Ika Sadaya didaulat memberikan kuliah umum di depan para pengurus Ika sadaya dan Dekan FIB Prof. Aquarini Priyatna, M.A., M.Hum., Ph.D, Wakil Dekan Bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan dan Riset Dr. Lina Meilinawati Rahayu M.Hum, Ketua IKA SADAYA Nuning Purwaningrum Hallet S.S., M.Hum., Ph.D, juga Dr. Taufik Ampera, M.Hum, (manajer FIB), Sekjen Ika Unpad Yodhisman Soratha mewakili Ketua Umum Ika Unpad Dr. Ferry Joko Juliantono S.E., Ak., M.Si, (Wamenkop RI), serta tamu undangan lainnya. Sementara Gubernur Jabar Kang Dedi Mulyadi (KDM) berhalangan hadir. Suasana ka-Sundaan sangat terasa di sini, para pengurus yang akan diistrenan/dilantik mengenakan baju Pangsi dan Kebaya, sementara sayup-sayup dari jauh terdengar suara gamelan berlaras pelo /degung, menyambut tamu agung.
![]() |
Ketua Ika Sadaya Nuning Hallet, Silaturahmi Alumni Bisa Membesarkan Almamater dan Bangsa (Foto Asep GP) |
Dalam kuliah umumnya ‘Kebangkitan Sastra Asia-Afrika’, Kang Hikmat menegaskan bahwa Satra adalah ruh bangsa. Tapi sayangnya hingga hari ini secara khusus kita tidak punya Dirjen Sastra dalam struktur kementerian. “Ini sebuah kehilangan arah kebijakan,“ katanya. Memang kata Hikmat kita sekarang punya Kementerian Kebudayaan, tapi belum memiliki Direktorat Jenderal Sastra.
Seruannya akan pentingnya Dirjen Sastra merupakan reflkeksi atas lemahnya keberpihakan Negara terhadap dunia literasi.
Tentu saja Dekan FIB Aquarini Priyatna sangat bangga alumninya ada yang menjadi Penyair kelas dunia dan peduli menyuarakan kemanusiaan. Dekan yang kerap dipanggil Bu Atwin juga sangat mengapresiasi dan bersyukur karena kegiatan Ika FIB/Sastra yang sudah sekian lama vakum kini menggeliat kembali.
Atwin juga dalam sambutannya berharap alumni semakin mempererat tali silaturahmi dan berkolaborasi dengan universitas dan fakultas. “Karena Kita juga sama saperti univeritas lainnya tengah mengalami tantangan budaya dengan lanskap global yang luar biasa, tapi dengan berkolaborasi membangun ikatan alumni yang kuat kita bisa membesarkan Unpad dan FIB. Universitas menjadi besar karena juga didukung oleh ikatan alumni yang kuat,“ tandasnya.
![]() |
Hikmat Gumelar, Sastra Adalah Ruh Bangsa (Foto Dok. Humas - Media Ika Sadaya) |
Banyak sekali program kerja yang sudah dan akan dikerjakan FIB yang dipaparkan Aquarini dalam kesempatan itu. Diantaranya, di tahun 2025 ke depan akan meningkatkan FIB menjadi pusat pembelajaran dan penelitian di bidang bahasa sastra, budaya, sejarah dan filologi Nasional yang berdampak dan bermanfaat untuk terwujudnya masyakarat adil dan berbudaya, sesuai dengan visi Unpad.
Misinya, FIB Unpad sekarang sedang fokus berusaha untuk meningkatkan proses pemebelajaran, mengevaluasi kurikulum, berusaha membuat bidang ilmu sastra yang sangat fundamental ini agar bisa berdampak bagi masyarakat dan dunia kerja, dalam konteks pembangunan karakter yang tidak bisa dilakukan dengan teknologi.
Hal itu sudah dibuktikan dengan melakukan pengabdian berdampak, mengadakan PKM, pengabdian ke daerah terdekat seperti Jatinangor yang selama ini terlupakan.
Makanya ketika Taufik Ampera mengadakan beberapa kegiatan FIB yang melibatkan murid-murid SD, SMP, SMA, teutama dalam tugas khusus yang disampaikan Pak Rektor agar FIB menjadi Tulang Punggung Pusat Budaya di Unpad, Bu Dekan sangat mengapresiasi.
Terakhir FIB juga pernah mengadakan Rineka Pajajaran Cultural Camp 2025 yang dihadiri 900 murid SMAN 1 Jatinangor dan Universiti UtaraMalaysia (29/4/2025). Agar mereka merasakan pendidikan di Unpad karena murid SMA Jatinangor yang direrima di Unpad relatif kecil. Juga untuk meningkatkan insan yang berkarakter yang menjunjung tingi keluhuran budaya bangsa dan menyadari adanya keragaman budaya dunia.
Dekan juga memastikan FIB Unpad dalam waktu dekat ini akan meluncurkan Sastra Tiongkok dan mengumumkan Sastra Inggris Unpad berhasil masuk dalam peringkat 301-350 dunia – QS World University Ranking by Subject 2025. “Ini sangat keren, karena kalau dihitung prodi Sastra inggris di Indonesia sudah lebih dari 300. Program Sastra Inggris FIB juga setara dengan program studi serupa di universitas-universitas dunia. Kita dapat itu juga karena dukungan alumni, karena menunjukan alumni sastra inggris itu potensi hebat diberbagai bidang. Itu adalah bagian dari nilai yang luar biasa,“ katanya, bahagia sekali.
Selanjutnya ke depan, atas anjuran dari Rektor Unpad Prof.Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, bu Dekan akan mengadakan ‘Festival FIB’. Dalam hal ini FIB akan memamerkan seluruh potensinya termasuk para alumninya yang hebat seperti Hikmat Gumelar dari Sastra Sunda bisa jadi penyair kelas dunia .
Aquarini juga akan memperbaiki sarana prasana FIB termasuk membuat panggung terbuka wadah ekspresi mahasiswa dan para alumni komplit dengan kantinnya, jadi bisa ngopi sambil berkesenian seperti masa kuliah dulu, katanya. Untuk itu ia berharap para alumni pun bisa ikut berkontribusi.
Aquarini juga akan memperbaiki sarana prasana FIB termasuk membuat panggung terbuka wadah ekspresi mahasiswa dan para alumni komplit dengan kantinnya, jadi bisa ngopi sambil berkesenian seperti masa kuliah dulu, katanya. Untuk itu ia berharap para alumni pun bisa ikut berkontribusi.
“Jadi saya apresiasi dan bersyukur, selamat untuk Teh Nuning dan jajaran pengurus. Ini pekerjaan yang luar biasa. Mohon dukungan dari alumni,“ pungkasnya.
Senada dengan hal itu, Ketua IKA Sadaya Unpad Nuning Hallet pun berpendapat, mempererat hubungan batin sesama lulusan dan terus memperkuat semangat kekeluargaan yang telah dijalin sejak masa kuliah, jadi jembatan untuk menjaga rasa memiliki terhadap almamater.
Demikian juga membangun jejaring profesional dan kolaborasi pertemuan antar alumni akan membuka peluang berbagai informasi, memperluas jaringan kerja dan menjalin kolaborasi lintas bidang yang akan saling menguntungkan secara profesional.
Sarana berbagai pengalaman dan inspirasi dari alumni yang telah sukses di berbagai bidang akan menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi rekan alumni lainnya juga mahasiswa aktif melalui mentoring, seminar atau program pembinaan karir.
![]() |
Nuning Hallet Tengah Melantik Pengurus Ika Sadaya (Foto Asep GP) |
“Silaturahmi alumni bisa berkontribusi untuk pengembangan universitas dan bangsa. Silaturahmi alumni bisa memperkuat solidaritas berkontribusi nyata baik dalam bentuk pemikiran, materi, maupun jejaring demi kemajuan Unpad dan pembangunan masyarakat Indonesia secara lebih luas. Menjaga nilai dan reputasi institusi, hubungan baik antar alumni, menciptakan citra positif Unpad sebagai institusi yang menghasilkan lulusan berkualitas, yang pada akhirnya bisa mengangkat nama baik universitas di kancah nasional dan global,“ papar aktivis diaspora dan Pakar star up, alumni Sastra Jepang Unpad 92 yang melanjutkan ke Universitas Indonesia dan State University of New York at Buffalo.
Silaturahmi alumni, pemberdayaan alumni, penguatan fakultas untuk meningkatkan kepercaayan diri mahasaiswa baru dan alumni baru, memang itu harus kita prioritaskan, termasuk kebutuhan yang harus dikerjakan ke depan baik menyangkut bidang usaha, jejaring, mapupun peningkatan kapasitas itu akan didahulukan.
Alumni Sastra/FIB itu adalah satu kekuatan besar, dengan semua potensi hebat yang ada di dalamnya banyak yang bisa kita kerjakan di segala bidang dan akan bermanfaat buat semua.
“Hal seperti itu yang seharusnya kita bangun bersama. Kita mulai dari apa yang terjangkau dan terkuasai,” demikian dikatakan Kang Anto (Airiyanto Asa - Sastra Rusia) dari Komite Etik Ika Sadaya.
![]() |
Nuning Hallet (kebaya hitam) Bersama Kang Odhis (Jas Biru) Sekjen Ika Unpad, dan Jajarannya(Foto Asep GP) |
Ika Unpad Pusat juga berharap banyak kepada kepengurusan Ika Sadaya sekarang, makin kolaboratif, makin erat silaturahmi dan kerjasamanya di lintas angkatan dan fakultas.
“Kami berharap di 4 tahun kepengerususan Kang Ferry Juliantono (Ketum Ika Unpad) ini, yang lebih banyak aktivitasnya di fakultas atau wilayah. Jadi Ika Pusat hanya meng-endors, jadi bisa kita bantu dan jalinkan koneksinya,” demikian kata Sekjen Ika Unpad Yodhisman Soratha
Kang Odhis juga mengabharkan tanggal 17 Marert 2025 yang lalu Ika Unpad meresmikan koperasi ‘Koperasi Konsumen Dana Kitri Pajajaran Makmur’. Dan Ika Pusat punya harapan besar para alumni ikut mendukung dan bergabung di koperasi tersebut. Ini kata Kang Odhis bukan karena ketua Ika Unpad Wamenkop, tapi dari hasil diskusi dengan para senior, model usaha di bawah naungan koperasi ini lebih baik. Selain itu Ika Unpad juga juga akan membentuk UPZ (unit pengumpul zakat). ”Itu 2 program besar yang bekesinambungan yang harus kita dukung untuk kemaslahatan kita dan almamater tercinta,“ pungkasnya. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
May 14, 2025
CB Blogger
Indonesia.jpeg)
Mengintip Pelantikan Pengurus Ika Sadaya Unpad Periode 2025 - 2029
Pengurus Ika Sadaya Unpad Siap mengabdi Untuk Almamater Tercinta (Foto Istimewa) Kampus menjadi besar karena punya alumni yang besar. Kampus...
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)