Monday, January 13, 2020
Memasuki usianya yang ke-47, Universitas Widyatama (UTama) terus mengadakan pembenahan dan peningkatan dalam segala bidang sesuai tajuknya: “Peningkatan Integritas SDM Menuju Pelayanan Prima Widyatama”.
Syukuran, pemotongan kue oleh Ketua Yayasan, Panjang Umur dan Tambah Maju |
Selain kerja sama antara yayasan yang sudah terjalin dengan baik, pendirian gedung smart campus dan renovasi gedung, UTama juga di tahun 2020 punya target menaikkan ranking di kemendikti menjadi peringkat 60, juga meraih QS Star – World University Rangkings.
“Saat ini Utama berhasil masuk ranking 95 dari 4000-an PerguruanTinggi Negeri/Swasta yang ada di Indonesia. Kami berharap ke depan peringkat UTama naik ke ranking 60”, demikian kata Rektor UTama, Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, S.Ip., M.Si, di sela-sela acara “Syukuran Ulang Tahun Yayasan Widyatama yang ke – 47 di Ruang Seminar LT. 6 Kampus Universitas Widyatama Jl. Cikutra No. 204 A Kota Bandung (6/1/2020).
Menurut Prof. Obi, indikator ranking adalah jurnal dan riset, dan saat ini UTama tengah meningkatkan jumlah jurnal, yang sebelumnya hanya 5-10 jurnal menjadi 600 jurnal dan di tahun 2020 UTama akan membuat 2000 jurnal dari 5000 stok jurnal yang tersedia.
Selain itu kata Obi, dalam hal infrastruktur, UTama telah membangun Gedung Fakultas Teknik 2 lantai, lengkap dengan laboratorium, kelas general lectur, ruang dosen, pimpinan dan ruang mahasiswa.
Peresmian gedung smart campus tersebut berlangsung hari itu juga, diresmikan langsung Ketua Pengurus Yayasan Widyatama Sri Lestari Roespinoedji, S.H.
Gedung baru berbasis IT tersebut, kata Obi, akan diterapkan di semua gedung di lingkungan UTama. “Nanti kita bikin smart campus. Jadi semua ruang kuliah disini sudah tidak pake kabel lagi, tinggal buka computer/ laptop, konek Wifi, sudah ada di layar dan semua itu sudah ada di gedung pasca sarjana, kalau di sini gedung 6 lantai tinggal satu gedung lagi yang belum”, demikian kata Obi bangga.
Gedung–gedung yang direnovasi juga hampir semuanya rampung, tinggal beberapa gedung lagi seperti Aula (GSG), Mesjid, serta Gedung “S” yang merupakan gedung pertama di UTama.
Inovasi perkuliahan pun ditingkatkan. Utama kini tengah merancang program kuliah dua kali dalam satu minggu. ”Kita tak ada lagi mata kuliah pengantar, semuanya dikaitkan dengan industri, jadi misalnya kalau lulus dalam satu semester maka dia langsung dapat sertifikat dari semester itu. umpamanya dalam Sistem Informasi dia dapat sertifikat database di semester pertama dan semester dua dapat sertifikat programmer, dan seterusnya”, terang Obi.
Hadir dalam acara syukuran tersebut civitas akademika UTama serta tamu undangan, Guru Besar Komunikasi Unpad, Prof. Engkus Koeswarno dan Prof. Soeganda Priyatna serta Prof. Dadang Suganda, Guru Besar FIB Unpad pun turut hadir dalam kesempatan tersebut.
Acara pun diramaikan dengan Lomba Pembuatan Tumpeng yang diikuti oleh tiap prodi, fakultas dan lembaga yang ada di UTama.
Sengketa Natuna, Tindak Tegas Usir Kapal China
Sebagai Pengamat Politik, Prof. Obi pun tak luput dari pertanyaan wartawan tentang masuknya nelayan China yang mencuri ikan di perairan Natuna dengan dikawal kapal Coast Guardnya.
Dengan tegas Obi mengatakan, pemerintah harus bertindak tegas. Karena mereka sudah melanggar ZEE (Zona Eksklusif Ekonomi) Indonesia dan sudah jelas bahwa Natuna ada di wilayah kita. “Jadi, tidak ada tawar-menawar lagi, jangan karena demi menjaga hubungan baik, kalau mereka masuk wilayah kita, maka mereka melanggar konvensi Wina”, kata Obi.
Obi melihat belum ada tindakan dari pemerintah kita. Sampai hari ini kapalnya masih ada di situ. Kalau pemerintah tegas, pasti dari dulu kapal asing itu terus diusir, digiring keluar. Kalau bandel bisa ditembak. Hal itu tidak segera dilakukan karena diplomasinya mengarah ke ekonomi. Kita terlalu banyak hutang kepada China. Sebaiknya kata Obi, arahkan saja kekuatan Angkatan Laut ke perairan Natuna, pasti mereka takut. “Kalau berurusan dengan China kita tidak bertindak tegas, mereka keenakan dan akan “Gede Hulu” (besar kepala/arogan), pungkas Obi serius. (Asep GP)***
Usia Ke-47 UTama Berbenah di Segala Bidang
Posted by
Tatarjabar.com on Monday, January 13, 2020
Memasuki usianya yang ke-47, Universitas Widyatama (UTama) terus mengadakan pembenahan dan peningkatan dalam segala bidang sesuai tajuknya: “Peningkatan Integritas SDM Menuju Pelayanan Prima Widyatama”.
Syukuran, pemotongan kue oleh Ketua Yayasan, Panjang Umur dan Tambah Maju |
Selain kerja sama antara yayasan yang sudah terjalin dengan baik, pendirian gedung smart campus dan renovasi gedung, UTama juga di tahun 2020 punya target menaikkan ranking di kemendikti menjadi peringkat 60, juga meraih QS Star – World University Rangkings.
“Saat ini Utama berhasil masuk ranking 95 dari 4000-an PerguruanTinggi Negeri/Swasta yang ada di Indonesia. Kami berharap ke depan peringkat UTama naik ke ranking 60”, demikian kata Rektor UTama, Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, S.Ip., M.Si, di sela-sela acara “Syukuran Ulang Tahun Yayasan Widyatama yang ke – 47 di Ruang Seminar LT. 6 Kampus Universitas Widyatama Jl. Cikutra No. 204 A Kota Bandung (6/1/2020).
Menurut Prof. Obi, indikator ranking adalah jurnal dan riset, dan saat ini UTama tengah meningkatkan jumlah jurnal, yang sebelumnya hanya 5-10 jurnal menjadi 600 jurnal dan di tahun 2020 UTama akan membuat 2000 jurnal dari 5000 stok jurnal yang tersedia.
Selain itu kata Obi, dalam hal infrastruktur, UTama telah membangun Gedung Fakultas Teknik 2 lantai, lengkap dengan laboratorium, kelas general lectur, ruang dosen, pimpinan dan ruang mahasiswa.
Peresmian gedung smart campus tersebut berlangsung hari itu juga, diresmikan langsung Ketua Pengurus Yayasan Widyatama Sri Lestari Roespinoedji, S.H.
Gedung baru berbasis IT tersebut, kata Obi, akan diterapkan di semua gedung di lingkungan UTama. “Nanti kita bikin smart campus. Jadi semua ruang kuliah disini sudah tidak pake kabel lagi, tinggal buka computer/ laptop, konek Wifi, sudah ada di layar dan semua itu sudah ada di gedung pasca sarjana, kalau di sini gedung 6 lantai tinggal satu gedung lagi yang belum”, demikian kata Obi bangga.
Gedung–gedung yang direnovasi juga hampir semuanya rampung, tinggal beberapa gedung lagi seperti Aula (GSG), Mesjid, serta Gedung “S” yang merupakan gedung pertama di UTama.
Inovasi perkuliahan pun ditingkatkan. Utama kini tengah merancang program kuliah dua kali dalam satu minggu. ”Kita tak ada lagi mata kuliah pengantar, semuanya dikaitkan dengan industri, jadi misalnya kalau lulus dalam satu semester maka dia langsung dapat sertifikat dari semester itu. umpamanya dalam Sistem Informasi dia dapat sertifikat database di semester pertama dan semester dua dapat sertifikat programmer, dan seterusnya”, terang Obi.
Hadir dalam acara syukuran tersebut civitas akademika UTama serta tamu undangan, Guru Besar Komunikasi Unpad, Prof. Engkus Koeswarno dan Prof. Soeganda Priyatna serta Prof. Dadang Suganda, Guru Besar FIB Unpad pun turut hadir dalam kesempatan tersebut.
Acara pun diramaikan dengan Lomba Pembuatan Tumpeng yang diikuti oleh tiap prodi, fakultas dan lembaga yang ada di UTama.
Sengketa Natuna, Tindak Tegas Usir Kapal China
Sebagai Pengamat Politik, Prof. Obi pun tak luput dari pertanyaan wartawan tentang masuknya nelayan China yang mencuri ikan di perairan Natuna dengan dikawal kapal Coast Guardnya.
Dengan tegas Obi mengatakan, pemerintah harus bertindak tegas. Karena mereka sudah melanggar ZEE (Zona Eksklusif Ekonomi) Indonesia dan sudah jelas bahwa Natuna ada di wilayah kita. “Jadi, tidak ada tawar-menawar lagi, jangan karena demi menjaga hubungan baik, kalau mereka masuk wilayah kita, maka mereka melanggar konvensi Wina”, kata Obi.
Obi melihat belum ada tindakan dari pemerintah kita. Sampai hari ini kapalnya masih ada di situ. Kalau pemerintah tegas, pasti dari dulu kapal asing itu terus diusir, digiring keluar. Kalau bandel bisa ditembak. Hal itu tidak segera dilakukan karena diplomasinya mengarah ke ekonomi. Kita terlalu banyak hutang kepada China. Sebaiknya kata Obi, arahkan saja kekuatan Angkatan Laut ke perairan Natuna, pasti mereka takut. “Kalau berurusan dengan China kita tidak bertindak tegas, mereka keenakan dan akan “Gede Hulu” (besar kepala/arogan), pungkas Obi serius. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment