Wednesday, April 22, 2020
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam keterangan pers yang diterima redaksi, telah resmi meluncurkan program Belajar dari Rumah yang ditayangkan di TVRI sebagai alternatif belajar di tengah pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, mengatakan guru atau orang tua dapat menggunakan momen belajar di rumah untuk mencoba hal-hal baru dalam belajar.
“Ini adalah proses pembelajaran bersama. Kami menyadari kondisi pembelajaran ini jauh dari sempurna, namun kami ingin memastikan kualitas pembelajaran tidak terkorbankan. Agar siswa di rumah punya suplai informasi dan pembelajaran,” demikian kata Mendikbud dalam telekonferensi dengan media di Jakarta, Rabu (15/4/2020).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fahrudin, memberikan apresiasi. Menurutnya, tayangan pembelajaran dari rumah sangat membantu semua peserta didik dan tenaga pengajar karena bisa dijangkau oleh semua kalangan.
“Kalau saya lihat, jadi walaupun siswa tidak punya pulsa, para siswa tetap bisa belajar di rumah dan anak-anak juga merasa enjoy. Jadi mereka belajar di rumah itu gak sendirian kalau nonton TV,” kata Fahrudin dalam wawancara melalui sambungan telepon, Kamis (16/4/2020).
Materi yang disajikan dalam program Belajar dari Rumah juga dinilai cukup merata, baik dari sisi jenjang maupun substansinya. “Semua merata, jadi baik sekolah A, sekolah B, sekolah C, semua merata. Jadi saya sangat mengapresiasi itu dan program ini sangat membantu,” kata Fahrudin.
Ia juga menilai, program Belajar dari Rumah ini juga mendidik kedisiplinan. Meski tidak masuk sekolah, tetapi peserta didik memiliki jadwal rutin untuk belajar di rumah masing-masing dengan bimbingan orang tua dan guru. “Jam 08.30 harus di depan TV, gak bisa telat. Jadi kayak sekolah aja, gak ada yang lain yang kayak begini. Jadwalnya pun kayak sekolah, ini bagus lah,” ungkap Fahrudin.
Saat ini, Kemendikbud bekerja sama dengan UNICEF melakukan kegiatan evaluasi program Belajar dari Rumah melalui survey menggunakan sms dan formulir dalam jaringan (daring). Evaluasi ini akan dilakukan secara berkala selama tiga bulan.
“SMS kita sebar ke sekitar 3.000 responden guru yang diprioritaskan di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal. Bapak dan Ibu guru dapat mengisi survey melalui telepon seluler mereka. Tenang saja, tidak dikenakan biaya alias mengisi survey ini gratis,” demikian kata Evy Mulyani, Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Senin (20/4/2020).
Selain itu, Kemendikbud menyebarkan formulir daring untuk mendapatkan masukan atas pelaksanaan program Belajar dari Rumah. “Selain Guru, survey daring juga meminta masukan dari orang tua dan murid,” imbuh Evy.
Evy juga menjelaskan, masyarakat dapat menemukan jadwal acara serta panduan program Belajar dari Rumah di laman kemdikbud.go.id.
“Setiap minggunya kita bagikan jadwal acara dan panduan Belajar dari Rumah yang bisa membantu para guru dan orang tua dalam membimbing putra putrinya,” pungkasnya.
Dorong Sinergi Tripusat Pendidikan
Menurut Kadisdik Kota Bogor, tayangan belajar melalui media televisi lebih meningkatkan komunikasi antara siswa dengan guru sehingga monitoring dari kepala sekolah dan pengawas bisa berjalan lebih baik. “Jadi kepala sekolahnya belajar, gurunya belajar, siswanya belajar, jadi belajar bareng-bareng,” ungkapnya.
Diskusi antara peserta didik dengan guru serta orang tua berjalan lebih efektif. “Lebih bagus lah. Jadi penyesuaiannya cepat sekali dibanding dengan ketika awal-awal kita harus pembelajaran daring,” tutur Fahrudin.
Sementara itu Kadisdik Kota Ternate, Ibrahim Muhammad, mengatakan keaktifan peserta didik untuk belajar dari rumah semakin meningkat setiap harinya. Setelah adanya program Belajar dari Rumah di TVRI yang tadinya dipantau mencapai 20 sampai dengan 22 persen, kini meningkat menjadi 48 hingga 60 persen.
“Di sini guru-guru tidak lagi bingung dalam menyiapkan materi pembelajaran. Begitu juga dengan siswa, anak-anak lebih serius lagi dalam belajar,” kata Ibrahim.
Sejalan dengan itu, Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Bangka Belitung, Dadan Supriyatna, mengatakan tenaga pendidik dan orang tua yang mendampingi anaknya belajar di rumah sangat antusias mengikuti tayangan ini.
“Ada orang tua dan guru responnya sangat positif. Mereka menganjurkan anak-anaknya mengikuti dan menyimaknya. Bahkan orang tua dan keluarga lainnya juga turut menonton,” ujar Dadan.
Menurut Dadan, ada masukan dari berbagai pihak yang mengusulkan agar program Balajar dari Rumah melalui media televisi bisa dilaksanakan tidak hanya pada saat pandemi Covid-19 saja. “Program belajar dari rumah di TVRI sangat baik sekali untuk terus dipertahanan dan dikembangkan karena sangat membantu peserta didik, guru dan orang tua dalam proses pembelajaran, dan agar terus ditingkatkan kualitasnya sebagai salah satu alternatif pembelajaran jarak jauh,” pungkasnya.(Asep GP)***
Masyarakat Apresiasi Tayangan Belajar dari Rumah di TVRI
Posted by
Tatarjabar.com on Wednesday, April 22, 2020
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam keterangan pers yang diterima redaksi, telah resmi meluncurkan program Belajar dari Rumah yang ditayangkan di TVRI sebagai alternatif belajar di tengah pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, mengatakan guru atau orang tua dapat menggunakan momen belajar di rumah untuk mencoba hal-hal baru dalam belajar.
“Ini adalah proses pembelajaran bersama. Kami menyadari kondisi pembelajaran ini jauh dari sempurna, namun kami ingin memastikan kualitas pembelajaran tidak terkorbankan. Agar siswa di rumah punya suplai informasi dan pembelajaran,” demikian kata Mendikbud dalam telekonferensi dengan media di Jakarta, Rabu (15/4/2020).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fahrudin, memberikan apresiasi. Menurutnya, tayangan pembelajaran dari rumah sangat membantu semua peserta didik dan tenaga pengajar karena bisa dijangkau oleh semua kalangan.
“Kalau saya lihat, jadi walaupun siswa tidak punya pulsa, para siswa tetap bisa belajar di rumah dan anak-anak juga merasa enjoy. Jadi mereka belajar di rumah itu gak sendirian kalau nonton TV,” kata Fahrudin dalam wawancara melalui sambungan telepon, Kamis (16/4/2020).
Materi yang disajikan dalam program Belajar dari Rumah juga dinilai cukup merata, baik dari sisi jenjang maupun substansinya. “Semua merata, jadi baik sekolah A, sekolah B, sekolah C, semua merata. Jadi saya sangat mengapresiasi itu dan program ini sangat membantu,” kata Fahrudin.
Ia juga menilai, program Belajar dari Rumah ini juga mendidik kedisiplinan. Meski tidak masuk sekolah, tetapi peserta didik memiliki jadwal rutin untuk belajar di rumah masing-masing dengan bimbingan orang tua dan guru. “Jam 08.30 harus di depan TV, gak bisa telat. Jadi kayak sekolah aja, gak ada yang lain yang kayak begini. Jadwalnya pun kayak sekolah, ini bagus lah,” ungkap Fahrudin.
Saat ini, Kemendikbud bekerja sama dengan UNICEF melakukan kegiatan evaluasi program Belajar dari Rumah melalui survey menggunakan sms dan formulir dalam jaringan (daring). Evaluasi ini akan dilakukan secara berkala selama tiga bulan.
“SMS kita sebar ke sekitar 3.000 responden guru yang diprioritaskan di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal. Bapak dan Ibu guru dapat mengisi survey melalui telepon seluler mereka. Tenang saja, tidak dikenakan biaya alias mengisi survey ini gratis,” demikian kata Evy Mulyani, Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Senin (20/4/2020).
Selain itu, Kemendikbud menyebarkan formulir daring untuk mendapatkan masukan atas pelaksanaan program Belajar dari Rumah. “Selain Guru, survey daring juga meminta masukan dari orang tua dan murid,” imbuh Evy.
Evy juga menjelaskan, masyarakat dapat menemukan jadwal acara serta panduan program Belajar dari Rumah di laman kemdikbud.go.id.
“Setiap minggunya kita bagikan jadwal acara dan panduan Belajar dari Rumah yang bisa membantu para guru dan orang tua dalam membimbing putra putrinya,” pungkasnya.
Dorong Sinergi Tripusat Pendidikan
Menurut Kadisdik Kota Bogor, tayangan belajar melalui media televisi lebih meningkatkan komunikasi antara siswa dengan guru sehingga monitoring dari kepala sekolah dan pengawas bisa berjalan lebih baik. “Jadi kepala sekolahnya belajar, gurunya belajar, siswanya belajar, jadi belajar bareng-bareng,” ungkapnya.
Diskusi antara peserta didik dengan guru serta orang tua berjalan lebih efektif. “Lebih bagus lah. Jadi penyesuaiannya cepat sekali dibanding dengan ketika awal-awal kita harus pembelajaran daring,” tutur Fahrudin.
Sementara itu Kadisdik Kota Ternate, Ibrahim Muhammad, mengatakan keaktifan peserta didik untuk belajar dari rumah semakin meningkat setiap harinya. Setelah adanya program Belajar dari Rumah di TVRI yang tadinya dipantau mencapai 20 sampai dengan 22 persen, kini meningkat menjadi 48 hingga 60 persen.
“Di sini guru-guru tidak lagi bingung dalam menyiapkan materi pembelajaran. Begitu juga dengan siswa, anak-anak lebih serius lagi dalam belajar,” kata Ibrahim.
Sejalan dengan itu, Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Bangka Belitung, Dadan Supriyatna, mengatakan tenaga pendidik dan orang tua yang mendampingi anaknya belajar di rumah sangat antusias mengikuti tayangan ini.
“Ada orang tua dan guru responnya sangat positif. Mereka menganjurkan anak-anaknya mengikuti dan menyimaknya. Bahkan orang tua dan keluarga lainnya juga turut menonton,” ujar Dadan.
Menurut Dadan, ada masukan dari berbagai pihak yang mengusulkan agar program Balajar dari Rumah melalui media televisi bisa dilaksanakan tidak hanya pada saat pandemi Covid-19 saja. “Program belajar dari rumah di TVRI sangat baik sekali untuk terus dipertahanan dan dikembangkan karena sangat membantu peserta didik, guru dan orang tua dalam proses pembelajaran, dan agar terus ditingkatkan kualitasnya sebagai salah satu alternatif pembelajaran jarak jauh,” pungkasnya.(Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment