Home
» Pendidikan
» Dr. Ary Zulfikar (Kang Azoo) : Alumni Yang Hebat dan Kuat Membawa Unpad Jadi Universitas Kelas Jagat
Monday, July 6, 2020
Sebagaimana diketahui Kang Azoo adalah salah satu dari enam calon Ketua Umum IKA Unpad periode 2020-2024 yang paling rajin mengadakan kegiatan dengan segenap alumni Unpad bahkan merealisasikan visi-misinya.
Sekalipun di masa pandemi Covid-19, bagi Azoo dan tim suksesnya semua itu tak jadi halangan. Telah banyak ide dan gagasannya untuk memajukan alumni dia kenalkan lewat diskusi atau seminar virtual (webinar). Salah satu gebrakan nyata dari alumni Fakultas Hukum Unpad 89 yang kini menjabat Direktur Eksekutif Hukum Lembaga Penjamin Simpanan - LPS, yaitu membuat jejaring alumni dengan wadah UMKM untuk membangun kekuatan alumni, ekonomi alumni dan mengharumkan almamater tercintanya.
Kekuatan alumni di satu perguruan tinggi adalah salah satu faktor penting untuk memajukan dan mengharumkan perguruan tinggi tersebut apalagi untuk meraih universitas kelas jagat (world class university) 25% bobotnya adalah dari kekuatan alumni, tapi sebaliknya kalau ternyata alumninya banyak yang menganggur, akan menjatuhkan universitas itu sendiri.
Tapi saya bersyukur karena pada saat kampanye pemilu raya Unpad, saya melakukan kunjungan ke beberapa kawan, banyak diantaranya yang bergerak di usaha UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Saya melihat 60-70% alumni Unpad yang tidak berkarir di bank atau perusahaan ini punya kegiatan usaha. Sedangkan jumlah alumni Unpad dari mulai berdiri ada sekitar 300-400 ribu orang. Bayangkan kalau kita membuat marketplace berbabis komunitas, sehingga dari mulai produsennya alumni, konsumennya alumni kemudian jalur distribusinya alumninya juga. Kemudian kita membuat suatu platform dimana semuanya saling bersinergi. Itu sudah menjadi kekuatan tersendiri bagi alumni. Nah itu sebenarnya tujuan dari penguatan jejaring dengan membina dan mengembangkan alumnni.
Bersama para pegiat UMKM alumni dan pendukungnya..Azoo keun! |
Hanya sayangnya usaha UMKM alumni Unpad tersebut hampir 80% masih informal, melakukan kegiatan usaha secara sendiri bahkan pendanaannya pun mereka mencari dari teman, keluarga atau pinjaman yang bukan dari lembaga atau institusi perbankan. Jadi memang kelemahan UMKM ini dia tidak punya pendanaan, pembinaan maupun akses pasar.
Hal demikian dikatakan Dr. Ary Zulfikar, S.H., M.H., (Kang Azoo) saat beramah-tamah dengan para alumni dan pengusaha UMKM alumni Unpad binaannya di White Clover, Jl. Dr. Cipto No. 24 Kota Bandung, Sabtu (4/7/2020).
Sebagaimana diketahui Kang Azoo adalah salah satu dari enam calon Ketua Umum IKA Unpad periode 2020-2024 yang paling rajin mengadakan kegiatan dengan segenap alumni Unpad bahkan merealisasikan visi-misinya.
Sekalipun dimasa pandemi Covid-19, bagi Azoo dan tim suksesnya, semua itu tak jadi halangan, telah banyak ide dan gagasannya untuk memajukan alumni dia kenalkan lewat diskusi atau seminar virtual (webinar). Salah satu gebrakan nyata dari alumni Fakultas Hukum Unpad 89 yang kini menjabat Direktur Eksekutif Hukum Lembaga Penjamin Simpanan - LPS, yaitu membuat jejaring alumni dengan wadah UMKM untuk membangun kekuatan alumni, ekonomi alumni dan mengharumkan almamater tercintanya.
Dan lihat saja ketika datang ke acara “Beramah tamah dengan Kang Azoo” di White Clover itu yang dilanjutkan dengan silaturahim bersama para alumni Unpad lintas angkatan 94 di Bober Cave Jalan Riau, Azoo sengaja datang dari Jakarta mengendarai Harley Davidson bersama istrinya Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, S.H., MH, Mkn (Pemerhati Koperasi, UMKM dan Ekonomi Kreatif), dengan dikawal oleh Kang Devoy (Devy Firmansyah Wiradiredja).
Kang Azoo bersama Sang Istri datang Mengendarai Moge dari Jakarta |
Kepada wartawan Azoo mengatakan, adanya bencana pandemi Covid-19 ini bisa dijadikan pijakan untuk mengembangkan industri rumahan, dimana industri besar menjadi terganggu, karyawan banyak yang dirumahkan, ekonomi menjadi lesu karena orang tidak bebas keluar rumah, ada social distancing untuk memutus rantai penyebaran virus Corona, maka bisnis UMKM lah yang jadi solusinya.
“Nah itu menurut saya satu peluang dimana kita bisa meningkatkan kualiats UMKM alumni untuk kemudian bisa bersaing/naik kelas sehingga dapat berkompetisi, tinggal kita bagaimana meramu, menjaring mereka agar mereka bisa survive dan berkompetisi secara domestik maupun nasional,” demikian harapan Azoo.
UMKM yang Bertahan di Segala Situasi
Kalau dari database UMKM yang sudah bergabung ke pihaknya yaitu Koperasi Alumni Indonesia (Koali, yang berjumlah 500 UMKM), kebanyakan 65% Food and Beverages atau frozen food (makanan beku) karena paling mudah dikerjakan oleh alumni dan paling dicari oleh konsumen/pasar di masa Covid-19 ketika orang tidak bisa pergi ke restoran kemudian mencari produk yang bisa dikontek dan dikirim ke rumahnya masing-masing.
“Nah food and beverages itulah yang dominan diproduksi oleh alumni Unpad saat ini, tapi selain makanan dan minuman banyak produk lain juga yang bisa dikembangkan (bisa dilihat dari IG/FB kami) dan kita juga lagi membuat platform marketplace berbasis alumni. Jadi nanti kita akan punya portal website dan kita akan mengelompokkan beberapa produk yang dimiliki alumni Unpad kemudian kita pilah-pilah mana yang sudah berhasil dan dia harus mentransfer knowledge/pengetahuannya kepada yang belum berhasil, kemudian yang tidak berhasil ini bisa mendapat pembinaan baik dari sisi produk, packaging (kemasan), kemudian delivery (pengirimannya) seperti apa dan kontiunitas (kelanjutan) dari produk itu dan kalau kontiunitas dan kualitas bisa dijaga saya pikir selepas pandemi Covid-19 pun bisa bersaing di pasar, “ terang Azoo.
Azoo pun sudah membangun komunikasi dengan beberapa institusi domestik dan luar negeri dimana pihaknya nanti akan membangun jalur distriubusi agar produk-produknya selain dikenal nasional juga di internasional.
Selain itu, pihaknya juga mencoba mancari data informasi yang terkait dengan pengembangan UMKM karena sebenarnya pemerintah punya program yang bagus tapi informasi itu kadang tidak tersebar pada pelaku UMKM atau ibaratnya pelaku UMKM yang dapatnya itu-itu juga.
“Nah dari database yang kami punya ya itu tadi, alumni yang bergerak di UMKM itu 80% bentuknya masih informal hanya 16% yang bentuknya formal (CV/PT) selebihnya individual, nah itu yang harus kita kasih penyuluhan plus minusnya mentransformasi dari yang tadinya informal menjadi formal agar punya daya saing, “ terang Azoo.
Azoo pun melihat kelemahan jejaring alumni selama ini adalah tidak saling mengenal, sedangkan kata pepatah “tak kenal maka tak sayang” tapi menurutnya semua itu tidak bisa disalahkan juga karena masalah alumni juga secara pribadi sangat banyak hingga kalau reuni dengan satu angkatan saja, setelah lewat 30 tahun jadi kalinglap, lupa wajahnya. Oleh karena itu tidak ada jalan lain harus membuat platform yang bisa memperkenalkan semua alumni. Kalau alumni saling kenal apalagi kalau membuat paltform marketplace alumni Unpad, setiap alumni Unpad kalau mau membeli barang tidak akan kemana-mana tapi akan membeli produksi alumni sendiri.
“Makanya tagline kami “Memperkuat Jejaring Alumni” – Jadi kita tidak lagi bicara fakultas tapi lintas fakultas dan lintas angkatan, nah kita kumpulkan dalam satu wadah yang berbasis komunitas, kalau mereka saling kenal kepercayaan timbul, kalau kepercayaan timbul pasti kalau perlu sesuatu tidak akan pergi kemana. Jadi yang perlu dijaga tadi kalau produk UMKM ingin dibeli paling tidak oleh alumni harus ada jejaring, perkara ada konsumen dari luar alumni itu mah bonus saja. Nah kalau kemudian produknya semakin dikenal saya yakin dampak ekonominya akan sangat besar kepada alumni Unpad," demikian pungkas Azoo.
Dalam acara ramah tamah di White Claver diperkenalkan contoh –contoh produk UMKM alumni dari mulai makanan dengan kemasan tahan lama, donat, salad, madu, teh kelor, masker, dll, hingga produk kesehatan alat emergency untuk pipis/muntah darurat karya cipta Akhsan Sankimo alumni Sastra Jepang Unpad. Kelebihannya kantong ini merubah urine jadi gel dan gel tersebut secara kimiawi dirubah jadi pupuk organik jadi secara tidak langsung bisa menghasilkan pupuk dari urine sendiri. Menurut sang pencipta, Akshan, Sankimo yang sudah digunakan untuk standar Jemaah haji nasional dan Malaysia ini ingin dibantu Kang Azoo untuk segera dipatenkan.
Selain itu ada juga alat Biodigester - Biomethagreen karya Dr. Muhammad Fatah Wiyatna. Yaitu sebuah alat yang bisa merubah urine, tinja dan kotoran dapur menjadi gas metan (macam gas elpiji) yang bisa dibuat untuk memasak. Yang lainnya karya alumni Fakultas Peternakan Unpad yang kini jadi dosen di fakultasnya itu, adalah ROSDA (Reaktor Sampah Organik Dapur), tabung pengolah sampah organik sisa dapur jadi pupuk cair serta ada telur dan ayam potong yang rasanya gurih lain dari yang lain kemudian bisa digoreng tanpa minyak, jadi bisa keluar minyak sendiri dan rendah kolesterol bahkan kotoran ayamnya pun tidak berbau. (Asep GP.)***
Dr. Ary Zulfikar (Kang Azoo) : Alumni Yang Hebat dan Kuat Membawa Unpad Jadi Universitas Kelas Jagat
Posted by
Tatarjabar.com on Monday, July 6, 2020
Sebagaimana diketahui Kang Azoo adalah salah satu dari enam calon Ketua Umum IKA Unpad periode 2020-2024 yang paling rajin mengadakan kegiatan dengan segenap alumni Unpad bahkan merealisasikan visi-misinya.
Sekalipun di masa pandemi Covid-19, bagi Azoo dan tim suksesnya semua itu tak jadi halangan. Telah banyak ide dan gagasannya untuk memajukan alumni dia kenalkan lewat diskusi atau seminar virtual (webinar). Salah satu gebrakan nyata dari alumni Fakultas Hukum Unpad 89 yang kini menjabat Direktur Eksekutif Hukum Lembaga Penjamin Simpanan - LPS, yaitu membuat jejaring alumni dengan wadah UMKM untuk membangun kekuatan alumni, ekonomi alumni dan mengharumkan almamater tercintanya.
Kekuatan alumni di satu perguruan tinggi adalah salah satu faktor penting untuk memajukan dan mengharumkan perguruan tinggi tersebut apalagi untuk meraih universitas kelas jagat (world class university) 25% bobotnya adalah dari kekuatan alumni, tapi sebaliknya kalau ternyata alumninya banyak yang menganggur, akan menjatuhkan universitas itu sendiri.
Tapi saya bersyukur karena pada saat kampanye pemilu raya Unpad, saya melakukan kunjungan ke beberapa kawan, banyak diantaranya yang bergerak di usaha UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Saya melihat 60-70% alumni Unpad yang tidak berkarir di bank atau perusahaan ini punya kegiatan usaha. Sedangkan jumlah alumni Unpad dari mulai berdiri ada sekitar 300-400 ribu orang. Bayangkan kalau kita membuat marketplace berbabis komunitas, sehingga dari mulai produsennya alumni, konsumennya alumni kemudian jalur distribusinya alumninya juga. Kemudian kita membuat suatu platform dimana semuanya saling bersinergi. Itu sudah menjadi kekuatan tersendiri bagi alumni. Nah itu sebenarnya tujuan dari penguatan jejaring dengan membina dan mengembangkan alumnni.
Bersama para pegiat UMKM alumni dan pendukungnya..Azoo keun! |
Hanya sayangnya usaha UMKM alumni Unpad tersebut hampir 80% masih informal, melakukan kegiatan usaha secara sendiri bahkan pendanaannya pun mereka mencari dari teman, keluarga atau pinjaman yang bukan dari lembaga atau institusi perbankan. Jadi memang kelemahan UMKM ini dia tidak punya pendanaan, pembinaan maupun akses pasar.
Hal demikian dikatakan Dr. Ary Zulfikar, S.H., M.H., (Kang Azoo) saat beramah-tamah dengan para alumni dan pengusaha UMKM alumni Unpad binaannya di White Clover, Jl. Dr. Cipto No. 24 Kota Bandung, Sabtu (4/7/2020).
Sebagaimana diketahui Kang Azoo adalah salah satu dari enam calon Ketua Umum IKA Unpad periode 2020-2024 yang paling rajin mengadakan kegiatan dengan segenap alumni Unpad bahkan merealisasikan visi-misinya.
Sekalipun dimasa pandemi Covid-19, bagi Azoo dan tim suksesnya, semua itu tak jadi halangan, telah banyak ide dan gagasannya untuk memajukan alumni dia kenalkan lewat diskusi atau seminar virtual (webinar). Salah satu gebrakan nyata dari alumni Fakultas Hukum Unpad 89 yang kini menjabat Direktur Eksekutif Hukum Lembaga Penjamin Simpanan - LPS, yaitu membuat jejaring alumni dengan wadah UMKM untuk membangun kekuatan alumni, ekonomi alumni dan mengharumkan almamater tercintanya.
Dan lihat saja ketika datang ke acara “Beramah tamah dengan Kang Azoo” di White Clover itu yang dilanjutkan dengan silaturahim bersama para alumni Unpad lintas angkatan 94 di Bober Cave Jalan Riau, Azoo sengaja datang dari Jakarta mengendarai Harley Davidson bersama istrinya Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, S.H., MH, Mkn (Pemerhati Koperasi, UMKM dan Ekonomi Kreatif), dengan dikawal oleh Kang Devoy (Devy Firmansyah Wiradiredja).
Kang Azoo bersama Sang Istri datang Mengendarai Moge dari Jakarta |
Kepada wartawan Azoo mengatakan, adanya bencana pandemi Covid-19 ini bisa dijadikan pijakan untuk mengembangkan industri rumahan, dimana industri besar menjadi terganggu, karyawan banyak yang dirumahkan, ekonomi menjadi lesu karena orang tidak bebas keluar rumah, ada social distancing untuk memutus rantai penyebaran virus Corona, maka bisnis UMKM lah yang jadi solusinya.
“Nah itu menurut saya satu peluang dimana kita bisa meningkatkan kualiats UMKM alumni untuk kemudian bisa bersaing/naik kelas sehingga dapat berkompetisi, tinggal kita bagaimana meramu, menjaring mereka agar mereka bisa survive dan berkompetisi secara domestik maupun nasional,” demikian harapan Azoo.
UMKM yang Bertahan di Segala Situasi
Kalau dari database UMKM yang sudah bergabung ke pihaknya yaitu Koperasi Alumni Indonesia (Koali, yang berjumlah 500 UMKM), kebanyakan 65% Food and Beverages atau frozen food (makanan beku) karena paling mudah dikerjakan oleh alumni dan paling dicari oleh konsumen/pasar di masa Covid-19 ketika orang tidak bisa pergi ke restoran kemudian mencari produk yang bisa dikontek dan dikirim ke rumahnya masing-masing.
“Nah food and beverages itulah yang dominan diproduksi oleh alumni Unpad saat ini, tapi selain makanan dan minuman banyak produk lain juga yang bisa dikembangkan (bisa dilihat dari IG/FB kami) dan kita juga lagi membuat platform marketplace berbasis alumni. Jadi nanti kita akan punya portal website dan kita akan mengelompokkan beberapa produk yang dimiliki alumni Unpad kemudian kita pilah-pilah mana yang sudah berhasil dan dia harus mentransfer knowledge/pengetahuannya kepada yang belum berhasil, kemudian yang tidak berhasil ini bisa mendapat pembinaan baik dari sisi produk, packaging (kemasan), kemudian delivery (pengirimannya) seperti apa dan kontiunitas (kelanjutan) dari produk itu dan kalau kontiunitas dan kualitas bisa dijaga saya pikir selepas pandemi Covid-19 pun bisa bersaing di pasar, “ terang Azoo.
Azoo pun sudah membangun komunikasi dengan beberapa institusi domestik dan luar negeri dimana pihaknya nanti akan membangun jalur distriubusi agar produk-produknya selain dikenal nasional juga di internasional.
Selain itu, pihaknya juga mencoba mancari data informasi yang terkait dengan pengembangan UMKM karena sebenarnya pemerintah punya program yang bagus tapi informasi itu kadang tidak tersebar pada pelaku UMKM atau ibaratnya pelaku UMKM yang dapatnya itu-itu juga.
“Nah dari database yang kami punya ya itu tadi, alumni yang bergerak di UMKM itu 80% bentuknya masih informal hanya 16% yang bentuknya formal (CV/PT) selebihnya individual, nah itu yang harus kita kasih penyuluhan plus minusnya mentransformasi dari yang tadinya informal menjadi formal agar punya daya saing, “ terang Azoo.
Azoo pun melihat kelemahan jejaring alumni selama ini adalah tidak saling mengenal, sedangkan kata pepatah “tak kenal maka tak sayang” tapi menurutnya semua itu tidak bisa disalahkan juga karena masalah alumni juga secara pribadi sangat banyak hingga kalau reuni dengan satu angkatan saja, setelah lewat 30 tahun jadi kalinglap, lupa wajahnya. Oleh karena itu tidak ada jalan lain harus membuat platform yang bisa memperkenalkan semua alumni. Kalau alumni saling kenal apalagi kalau membuat paltform marketplace alumni Unpad, setiap alumni Unpad kalau mau membeli barang tidak akan kemana-mana tapi akan membeli produksi alumni sendiri.
“Makanya tagline kami “Memperkuat Jejaring Alumni” – Jadi kita tidak lagi bicara fakultas tapi lintas fakultas dan lintas angkatan, nah kita kumpulkan dalam satu wadah yang berbasis komunitas, kalau mereka saling kenal kepercayaan timbul, kalau kepercayaan timbul pasti kalau perlu sesuatu tidak akan pergi kemana. Jadi yang perlu dijaga tadi kalau produk UMKM ingin dibeli paling tidak oleh alumni harus ada jejaring, perkara ada konsumen dari luar alumni itu mah bonus saja. Nah kalau kemudian produknya semakin dikenal saya yakin dampak ekonominya akan sangat besar kepada alumni Unpad," demikian pungkas Azoo.
Dalam acara ramah tamah di White Claver diperkenalkan contoh –contoh produk UMKM alumni dari mulai makanan dengan kemasan tahan lama, donat, salad, madu, teh kelor, masker, dll, hingga produk kesehatan alat emergency untuk pipis/muntah darurat karya cipta Akhsan Sankimo alumni Sastra Jepang Unpad. Kelebihannya kantong ini merubah urine jadi gel dan gel tersebut secara kimiawi dirubah jadi pupuk organik jadi secara tidak langsung bisa menghasilkan pupuk dari urine sendiri. Menurut sang pencipta, Akshan, Sankimo yang sudah digunakan untuk standar Jemaah haji nasional dan Malaysia ini ingin dibantu Kang Azoo untuk segera dipatenkan.
Selain itu ada juga alat Biodigester - Biomethagreen karya Dr. Muhammad Fatah Wiyatna. Yaitu sebuah alat yang bisa merubah urine, tinja dan kotoran dapur menjadi gas metan (macam gas elpiji) yang bisa dibuat untuk memasak. Yang lainnya karya alumni Fakultas Peternakan Unpad yang kini jadi dosen di fakultasnya itu, adalah ROSDA (Reaktor Sampah Organik Dapur), tabung pengolah sampah organik sisa dapur jadi pupuk cair serta ada telur dan ayam potong yang rasanya gurih lain dari yang lain kemudian bisa digoreng tanpa minyak, jadi bisa keluar minyak sendiri dan rendah kolesterol bahkan kotoran ayamnya pun tidak berbau. (Asep GP.)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment