Home
» Sosial Politik
» SAWALAMAYA Pra-Kongres Sunda Ketika Para Tokoh Sunda Berembug Persoalan Bangsa
Wednesday, July 15, 2020
Begini sikap orang Sunda, ketika situasi sedang krisis ekonomi, krisis sosial bahkan pertahanan dan keamanan akibat dampak pandemi global Covid-19, para inohong dan kaum cerdik-cendikianya berpikir dan bertindak besar melampaui masalah yang dihadapinya. Berusaha memberikan sumbangsih pemikiran terbaiknya untuk Negara dan Sarakan, serta semakin mengukuhkan posisi strategis urang Sunda di masa depan dengan melakukan diskursus – diskursus strategis untuk kepentingan bangsa, Negara dan Sarakan.
Sebenarnya sikap dan gagasan Orang Sunda ini akan di-gong-kan pada 20 Agustus 2020 dalam perhelatan Kongres Sunda di Gedung Merdeka. Tapi, ya itu tadi karena terganjal Pandemi Covid-19, Kongres Sunda termasuk sawala-sawala atau konferensi pra Kongres Sunda yang sudah berjalan beberapa kali itu pun terhenti.
Tapi pihak panitia tidak menyerah terhadap keadaan. Karena dirasa penting dan mendesak, geus nincak diwayahna, sudah saatnya, maka diadakan rapat terbatas membahas agenda-agenda kongres, yang berlangsung di Sekretariat Kongres Sunda dan Markas Webinar, Jalan Garut No. 2 Bandung (Kamis, 25 Juni 2020). Dan sebagaimana kita tahu, hasilnya pihak panitia sudah menegaskan bahwa sawala-sawala atau konferensi Pra Kongres Sunda menuju Kongres Sunda, yang terhenti karena pandemi Covid-19 akan dipaju lagi dalam bentuk webinar via zoom meeting dalam bulan Juli ini (lihat: “Konferensi (Sawala) Sunda Akan Dipaju Lagi Secara Webinar”).
Dan itu dibuktikan dengan akan digelarnya SAWALAMAYA pada Kamis, 16 Juli 2020, pukul: 14.00 – 17.00 WIB. Ada 3 (tiga) Jenderal Sunda dan para inohong (tokoh) Sunda lainnya yang akan berbicara dalam Sawalamaya bertajuk Revitalisasi Pelaksanaan Tujuan Bernegara - “Mendorong Masyarakat Sunda Menatap Jauh ke Depan dalam Menghadapi Perang Modern”.
Menurut salah seorang panitia, Andri Perkasa Kantaprawira, Sawalamaya yang akan diberi pengantar oleh Dr. Yudi Latif (Penulis Buku Negara Paripurna) dan dipandu oleh Noe Firman (Pemred Pikiran Rakyat) ini, sudah 90% siap digelar dengan peserta yang daftar online melalui : bit.Iy/SawalaMayaKongresSunda1, sudah lebih dari 250 orang dari setiap kabupaten/kota di Jabar, Banten, DKI dan dari perantauan Kepulauan Riau (Kepri) dan Bali. Narasumber pun rempeg, sudah fix, hanya Marsekal TNI (Purn.) Yuyu Sutisna, SE., M.M., yang berhalangan hadir karena ada jadwal yang telah lebih dahulu disepakati dan Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi M.Si, juga tidak bisa hadir karena harus menguji sidang doktoral di unpas. Sedangkan yang lainnya seperti Jend. TNI (Purn.) Budiman, Lak. TNI (Purn.) Dr. Ade Supandi, S.E., M.A.P., dan Komjen Pol. (Purn.) Drs. Nanan Soekarna, sudah siap ngaguar, menyampaikan sumbangan pemikirannya di hadapan para Penanggap seperti, Prof. Dr. Karim Suryadi, Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, dan Prof. Dr. Asep Warlan Yusuf.
“Untuk itu kami ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para narasumber dan penanggap ”, demikian kata Avi Taufik Hidayat, Ketua Panitia Kongres Sunda 2020.
Sementara itu Andri Kantaprawira berharap semoga dengan adanya Sawalamaya pertama yang berbicara soal kebangsaan ini menjadi bukti bahwa warga Sunda pun dapat memberikan sumbangsih pemikiran terbaiknya untuk Negara dan Sarakan, serta semakin mengukuhkan posisi strategis urang Sunda di masa depan dengan melakukan diskursus – diskursus strategis untuk kepentingan bangsa, Negara dan Sarakan.
Sawalamaya adalah konferensi virtual membahas agenda-agenda diskursus Kongres Sunda: Sunda, Sarakan, Nagara; masalah penggantian nama provinsi Jawa Barat, masalah Adeg-Adeg dan Tangtungan. Semua mencakup Ipoleksosbudhankam.
“Intinya, Konferensi Sunda adalah wadah diskursus, tuntunan aspirasi dan dukungan orang Sunda kepada lemah cainya (tanah air), Sarakannya, juga pada Negara”, jelas Andri.
Sedangkan Kongres Sunda sendiri bertujuan memperjuangkan Sunda Mulia – Nusantara Jaya, artinya Sunda punya harga diri, kebanggaan dan tentunya bukti karya nyata unggul sehingga tidak hanya Tatar Sunda yang maju, tetapi membawa dampak runtutan (spill over) bagi kejayaan Nusantara sesuai Uga Wangsit Siliwangi. (Asep GP)***
SAWALAMAYA Pra-Kongres Sunda Ketika Para Tokoh Sunda Berembug Persoalan Bangsa
Posted by
Tatarjabar.com on Wednesday, July 15, 2020
Begini sikap orang Sunda, ketika situasi sedang krisis ekonomi, krisis sosial bahkan pertahanan dan keamanan akibat dampak pandemi global Covid-19, para inohong dan kaum cerdik-cendikianya berpikir dan bertindak besar melampaui masalah yang dihadapinya. Berusaha memberikan sumbangsih pemikiran terbaiknya untuk Negara dan Sarakan, serta semakin mengukuhkan posisi strategis urang Sunda di masa depan dengan melakukan diskursus – diskursus strategis untuk kepentingan bangsa, Negara dan Sarakan.
Sebenarnya sikap dan gagasan Orang Sunda ini akan di-gong-kan pada 20 Agustus 2020 dalam perhelatan Kongres Sunda di Gedung Merdeka. Tapi, ya itu tadi karena terganjal Pandemi Covid-19, Kongres Sunda termasuk sawala-sawala atau konferensi pra Kongres Sunda yang sudah berjalan beberapa kali itu pun terhenti.
Tapi pihak panitia tidak menyerah terhadap keadaan. Karena dirasa penting dan mendesak, geus nincak diwayahna, sudah saatnya, maka diadakan rapat terbatas membahas agenda-agenda kongres, yang berlangsung di Sekretariat Kongres Sunda dan Markas Webinar, Jalan Garut No. 2 Bandung (Kamis, 25 Juni 2020). Dan sebagaimana kita tahu, hasilnya pihak panitia sudah menegaskan bahwa sawala-sawala atau konferensi Pra Kongres Sunda menuju Kongres Sunda, yang terhenti karena pandemi Covid-19 akan dipaju lagi dalam bentuk webinar via zoom meeting dalam bulan Juli ini (lihat: “Konferensi (Sawala) Sunda Akan Dipaju Lagi Secara Webinar”).
Dan itu dibuktikan dengan akan digelarnya SAWALAMAYA pada Kamis, 16 Juli 2020, pukul: 14.00 – 17.00 WIB. Ada 3 (tiga) Jenderal Sunda dan para inohong (tokoh) Sunda lainnya yang akan berbicara dalam Sawalamaya bertajuk Revitalisasi Pelaksanaan Tujuan Bernegara - “Mendorong Masyarakat Sunda Menatap Jauh ke Depan dalam Menghadapi Perang Modern”.
Menurut salah seorang panitia, Andri Perkasa Kantaprawira, Sawalamaya yang akan diberi pengantar oleh Dr. Yudi Latif (Penulis Buku Negara Paripurna) dan dipandu oleh Noe Firman (Pemred Pikiran Rakyat) ini, sudah 90% siap digelar dengan peserta yang daftar online melalui : bit.Iy/SawalaMayaKongresSunda1, sudah lebih dari 250 orang dari setiap kabupaten/kota di Jabar, Banten, DKI dan dari perantauan Kepulauan Riau (Kepri) dan Bali. Narasumber pun rempeg, sudah fix, hanya Marsekal TNI (Purn.) Yuyu Sutisna, SE., M.M., yang berhalangan hadir karena ada jadwal yang telah lebih dahulu disepakati dan Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi M.Si, juga tidak bisa hadir karena harus menguji sidang doktoral di unpas. Sedangkan yang lainnya seperti Jend. TNI (Purn.) Budiman, Lak. TNI (Purn.) Dr. Ade Supandi, S.E., M.A.P., dan Komjen Pol. (Purn.) Drs. Nanan Soekarna, sudah siap ngaguar, menyampaikan sumbangan pemikirannya di hadapan para Penanggap seperti, Prof. Dr. Karim Suryadi, Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, dan Prof. Dr. Asep Warlan Yusuf.
“Untuk itu kami ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para narasumber dan penanggap ”, demikian kata Avi Taufik Hidayat, Ketua Panitia Kongres Sunda 2020.
Sementara itu Andri Kantaprawira berharap semoga dengan adanya Sawalamaya pertama yang berbicara soal kebangsaan ini menjadi bukti bahwa warga Sunda pun dapat memberikan sumbangsih pemikiran terbaiknya untuk Negara dan Sarakan, serta semakin mengukuhkan posisi strategis urang Sunda di masa depan dengan melakukan diskursus – diskursus strategis untuk kepentingan bangsa, Negara dan Sarakan.
Sawalamaya adalah konferensi virtual membahas agenda-agenda diskursus Kongres Sunda: Sunda, Sarakan, Nagara; masalah penggantian nama provinsi Jawa Barat, masalah Adeg-Adeg dan Tangtungan. Semua mencakup Ipoleksosbudhankam.
“Intinya, Konferensi Sunda adalah wadah diskursus, tuntunan aspirasi dan dukungan orang Sunda kepada lemah cainya (tanah air), Sarakannya, juga pada Negara”, jelas Andri.
Sedangkan Kongres Sunda sendiri bertujuan memperjuangkan Sunda Mulia – Nusantara Jaya, artinya Sunda punya harga diri, kebanggaan dan tentunya bukti karya nyata unggul sehingga tidak hanya Tatar Sunda yang maju, tetapi membawa dampak runtutan (spill over) bagi kejayaan Nusantara sesuai Uga Wangsit Siliwangi. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment