Sunday, November 15, 2020
Ya itulah Hikmat Kurnia, Ketua Umum IKA (Ikatan Alumni) Unpad Periode 2016-2020, yang bernazar akan balik ke rumahnya di Depok dengan bersepeda kalau jabatannya berakhir, dan itu sudah dia buktikan.
Sabtu, 4 November 2020, kira-kira jam 6 pagi Hikmat dan 9 penggowes lainnya setelah dilepas oleh Ketua Umum IKA Unpad yang baru (Periode 2020-2024) Irawati Hermawan, di halaman Sekretariat IKA Unpad Jalan Singaperbangsa No. 1 Bandung, langsung dengan penuh semangat menggowes sepeda lipat buatan Inggris kesayangannya menuju ke Depok via Puncak. Setelah menempuh jarak sekitar 180 km dan dengan menembus segala rintangan, alam, teknis, fisik dan mental, Hikmat bersama rombongan sampai di rumahnya di Depok pada pukul 21.16 WIB dengan mulus rahayu berkah salamet.
Tapi yang dilakukan Hikmat bukan hanya sekedar pulang ke rumah dengan naik sepeda saja, Ketua IKAPI Jakarta dan pemilik Agromedia ini tetap berkomitmen mengumpulkan dan mendonasikan buku untuk setiap kilometer yang ditempuhnya. “Alhamdulillah buku tidak hanya didapat dari para goweser, tapi juga dari para donatur. Saya telah menerima buku dari seorang teman dari komunitas Geotrek.id dan seorang tokoh penerbitan dari Bekasi. Kami juga mengajak siapa pun untuk berdonasi buku", ajaknya.
Memang kegiatan bersepeda yang dinamakan “Gowes Literasi 3” ini rencananya mengumpulkan 4.425 buku. Angka tersebut bukan sembarangan, tetapi mengandung arti yang dalam bagi Hikmat. Angka tersebut adalah menunjukan lama waktu ketika Hikmat sering bolak-balik Depok – Bandung semasa mengurus sebuah organisasi sosial (Ikatan Alumni Unpad) selama 4 tahun 4 bulan 25 hari, yang disebutnya masa-masa "kariweuh". Masa disibukan dengan berbagai aktivitas perkumpulan alumni. “Dan alhamdulillah kesibukan ini telah dilalui dengan selamat. Itulah sebabnya Gowes Literasi kali ini diberi tema "Reureuh tina Kariweuh (berhenti dari kesibukan)," katanya.
Bersepeda jarak jauh sambil membagikan buku kepada yang membutuhkan, bagi Hikmat bukan kali ini saja. Dua tahun lalu (November 2018), alumni Jurusan Sejarah Fakultas Sastra (sekarang, Fakultas Ilmu Budaya) Unpad angkatan 86 ini bersepeda dari Depok ke Bandung via Jonggol (180 km) bersama 14 goweser lain. Dan setiap pegowes mendonasikan 1 buku setiap kilometer yang ditempuh. Jadinya terkumpul 2.700 buku, dan ditambah donasi dari berbagai pihak, maka terkumpulan 4.000an buku. “Buku-buku itu kami berikan ke berbagai Taman Bacaan Masyarakat (TBM), dan kegiatan itu kami namai Gowes Literasi“, kenang Hikmat.
“Setahun lalu saya bersama 24 penggowes, bersepeda dari Tasik ke Pengandaran via Cipatujah (16/11/ 2019), jaraknya sekitar 180 km. Setiap pegowes berkomitmen mendonasikan satu buku per 1 km. Jadinya terkumpul 4.500 buku. Buku-buku itu kami berikan ke TBM (Taman Bacaan Masyarakat) yang ada di Bandung, Tasik, Garut, dan Pangandaran. Selain mengumpulkan buku, kami juga mengadakan pelatihan menulis untuk siswa-siswa SMP di Tasikmalaya. Kegiatan yang start-nya dilepas oleh Pak Bupati Tasikmalaya ini, kami namakan Gowes Literasi 2“, katanya bangga.
Tiga kegiatan bersepeda itu berlangsung setiap bulan November, dan tentu saja bukan tanpa alasan. Itulah cara Hikmat beserta kawannya memperingati Hari Pahlawan, melawan kebodohan, memudahkan akses terhadap bacaan, dan melawan kedangkalan literasi. “Saya percaya tak ada bangsa yang maju tanpa kemampuan literasi yang baik. Dan saya yakin, kebodohan dan kedangkalan literasi adalah musuh bangsa ini. Buktinya, hoax merajalela dalam berbagai bentuknya“, katanya serius.
Dan perlu diketahui, kata Hikmat, budaya baca masyarakat Indonesia memang sangat rendah, ada di ranking 60 dunia beda sedikit dengan Boswana yang rendah budaya bacanya, jauh ketinggalan dari minat baca negara-negara Asia. Di Indonesia satu buku baru dibaca oleh 6-7 orang padahal standarnya perorang itu minimal setahunnya harus membaca 7 buah buku. Padahal buku adalah jendela dunia, wadah ilmu pengetahuan.
Tentang Gowes, “Bagi kami, bersepeda itu bukan persoalan jarak. Bukan pula berapa lama kami menggowesnya. Juga bukan tentang cara menggowesnya. Dan tentu saja bukan jenis sepedanya: mau seli, minivelo, MTB, roadbike, atau jenis lainnya. Bersepeda itu urusan merawat komitmen. Urusan menghidupkan sebuah impian. Komitmen dan impian bagaimanapun adalah kesimbangan dalam kehidupan. Sejatinya, bersepeda itu seperti komitmen dan impian: harus terus dikayuh untuk menemukan keseimbangan. Berhenti berarti jatuh. Seperti literasi yang perlu terus dirawat dan dihidupkan. Kita tak boleh berhenti melawan kebodohan dan kedangkalan literasi”, pungkas Hikmat pasti.
Dari Ngolak Cau Hingga Membentuk Komda Baru
Keberadaan organisasi Ikatan Alumni di suatu sekolah atau perguruan tinggi tentu tidak hanya sebagai ajang silaturahmi saja, ngadu bako sambil ngawaas mangsa nu lawas (romantisme) tapi di dalamnya ada berbagai kegiatan yang bermanfaat khususnya bagi alumni sendiri maupun bagi masyarakat, begitu pun IKA (Ikatan Alumni) Unpad, terutama di kepengurusan periode 2016-2020. “IKA Unpad harus banyak manfaatnya dan berguna bagi alumni, almamater dan masyarakatnya”, begitu kataSang Ketua Umum, Hikmat Kurnia. Pada kesempatan “Ngolak Cau”, ngolak cau adalah singkatan dari Ngobrol Lepas Kerja Cara IKA Unpad”, ya dari sinilah ide-ide brilian itu timbulnya, rapat santai bulanan para pengurus sambil ngopi, ngadubako di sekretariat IKA Unpad.
Maka selama 4 tahun 4 bulan 25 hari seluruh pengurus berusaha bergerak terus mengadakan berbagai kegiatan yang positif di bidangnya masing-masing.
Hikmat mengaku dalam setahun tidak kurang dari 36 kegiatan sudah digelar oleh IKA Unpad, hingga dia sendiri harus mengorbankan waktu mengurus penerbitan (Hikmat alumni Sejarah Unpad 86 ini dikenal sebagai pengusaha sukses di bidang penerbitan – Agro Media, dia juga menjabat sebagai Ketua IKAPI Jakarta).
Hampir tiap minggu, tiap bulan angota kehormatan himpunan mahasiswa pecinta alam Palawa yang hobi touring bersepeda ini sering bolak-balik Bandung - Depok demi mengurus IKA Unpad. Bandingkan dengan Ketua –Ketua IKA Unpad sebelumnya yang sulit ditemui karena memang mereka menjabat Menteri dan pejabat tinggi, sibuk dengan urusan negara. Hikmat sendiri mengaku mulanya merasa “lieur/pusing” ngurus IKA Unpad ini. “Sampai saya kerja sebagai penerbit (di Agro Media) lieur (pusing), terbengkalai, harus bolak-balik ke Bandung. Tapi itu dinikmati saja. Malah saya berterima kasih telah diberi ruang untuk berkontribusi pada almamater”, demikian kata Hikmat serius.
Ada beberapa kegiatan yang tercatat wartawan, diantaranya dalam hal kemanusiaan. “IKA Unpad Peduli”, setiap 3 (tiga) bulan sekali, 20-50 orang pengurus dan alumninya rutin menyumbangkan darah/ Donor Darah. Wakaf Al-Qur’an, menyumbang kaum Dhuafa, seminar, Ngaruat Kandidat Keur Ngarawat Jawa Barat (Mimbar Pemimpin Indonesia/MIMPI/ debat paslon cagub/cawagub Jabar), termasuk program beasiswa untuk mahasiswa yang ekonominya serba kekurangan bekerja sama dengan PLN dan instansi lainnya.
“Setahun lalu saya bersama 24 penggowes, bersepeda dari Tasik ke Pengandaran via Cipatujah (16/11/ 2019), jaraknya sekitar 180 km. Setiap pegowes berkomitmen mendonasikan satu buku per 1 km. Jadinya terkumpul 4.500 buku. Buku-buku itu kami berikan ke TBM (Taman Bacaan Masyarakat) yang ada di Bandung, Tasik, Garut, dan Pangandaran. Selain mengumpulkan buku, kami juga mengadakan pelatihan menulis untuk siswa-siswa SMP di Tasikmalaya. Kegiatan yang start-nya dilepas oleh Pak Bupati Tasikmalaya ini, kami namakan Gowes Literasi 2“, katanya bangga.
Tiga kegiatan bersepeda itu berlangsung setiap bulan November, dan tentu saja bukan tanpa alasan. Itulah cara Hikmat beserta kawannya memperingati Hari Pahlawan, melawan kebodohan, memudahkan akses terhadap bacaan, dan melawan kedangkalan literasi. “Saya percaya tak ada bangsa yang maju tanpa kemampuan literasi yang baik. Dan saya yakin, kebodohan dan kedangkalan literasi adalah musuh bangsa ini. Buktinya, hoax merajalela dalam berbagai bentuknya“, katanya serius.
Dan perlu diketahui, kata Hikmat, budaya baca masyarakat Indonesia memang sangat rendah, ada di ranking 60 dunia beda sedikit dengan Boswana yang rendah budaya bacanya, jauh ketinggalan dari minat baca negara-negara Asia. Di Indonesia satu buku baru dibaca oleh 6-7 orang padahal standarnya perorang itu minimal setahunnya harus membaca 7 buah buku. Padahal buku adalah jendela dunia, wadah ilmu pengetahuan.
Tentang Gowes, “Bagi kami, bersepeda itu bukan persoalan jarak. Bukan pula berapa lama kami menggowesnya. Juga bukan tentang cara menggowesnya. Dan tentu saja bukan jenis sepedanya: mau seli, minivelo, MTB, roadbike, atau jenis lainnya. Bersepeda itu urusan merawat komitmen. Urusan menghidupkan sebuah impian. Komitmen dan impian bagaimanapun adalah kesimbangan dalam kehidupan. Sejatinya, bersepeda itu seperti komitmen dan impian: harus terus dikayuh untuk menemukan keseimbangan. Berhenti berarti jatuh. Seperti literasi yang perlu terus dirawat dan dihidupkan. Kita tak boleh berhenti melawan kebodohan dan kedangkalan literasi”, pungkas Hikmat pasti.
Dari Ngolak Cau Hingga Membentuk Komda Baru
Keberadaan organisasi Ikatan Alumni di suatu sekolah atau perguruan tinggi tentu tidak hanya sebagai ajang silaturahmi saja, ngadu bako sambil ngawaas mangsa nu lawas (romantisme) tapi di dalamnya ada berbagai kegiatan yang bermanfaat khususnya bagi alumni sendiri maupun bagi masyarakat, begitu pun IKA (Ikatan Alumni) Unpad, terutama di kepengurusan periode 2016-2020. “IKA Unpad harus banyak manfaatnya dan berguna bagi alumni, almamater dan masyarakatnya”, begitu kataSang Ketua Umum, Hikmat Kurnia. Pada kesempatan “Ngolak Cau”, ngolak cau adalah singkatan dari Ngobrol Lepas Kerja Cara IKA Unpad”, ya dari sinilah ide-ide brilian itu timbulnya, rapat santai bulanan para pengurus sambil ngopi, ngadubako di sekretariat IKA Unpad.
Maka selama 4 tahun 4 bulan 25 hari seluruh pengurus berusaha bergerak terus mengadakan berbagai kegiatan yang positif di bidangnya masing-masing.
Hikmat mengaku dalam setahun tidak kurang dari 36 kegiatan sudah digelar oleh IKA Unpad, hingga dia sendiri harus mengorbankan waktu mengurus penerbitan (Hikmat alumni Sejarah Unpad 86 ini dikenal sebagai pengusaha sukses di bidang penerbitan – Agro Media, dia juga menjabat sebagai Ketua IKAPI Jakarta).
Hampir tiap minggu, tiap bulan angota kehormatan himpunan mahasiswa pecinta alam Palawa yang hobi touring bersepeda ini sering bolak-balik Bandung - Depok demi mengurus IKA Unpad. Bandingkan dengan Ketua –Ketua IKA Unpad sebelumnya yang sulit ditemui karena memang mereka menjabat Menteri dan pejabat tinggi, sibuk dengan urusan negara. Hikmat sendiri mengaku mulanya merasa “lieur/pusing” ngurus IKA Unpad ini. “Sampai saya kerja sebagai penerbit (di Agro Media) lieur (pusing), terbengkalai, harus bolak-balik ke Bandung. Tapi itu dinikmati saja. Malah saya berterima kasih telah diberi ruang untuk berkontribusi pada almamater”, demikian kata Hikmat serius.
Ada beberapa kegiatan yang tercatat wartawan, diantaranya dalam hal kemanusiaan. “IKA Unpad Peduli”, setiap 3 (tiga) bulan sekali, 20-50 orang pengurus dan alumninya rutin menyumbangkan darah/ Donor Darah. Wakaf Al-Qur’an, menyumbang kaum Dhuafa, seminar, Ngaruat Kandidat Keur Ngarawat Jawa Barat (Mimbar Pemimpin Indonesia/MIMPI/ debat paslon cagub/cawagub Jabar), termasuk program beasiswa untuk mahasiswa yang ekonominya serba kekurangan bekerja sama dengan PLN dan instansi lainnya.
Selain itu, di Hari Pahlawan Hikmat beserta 14 kawannya dari IKA Unpad, Agro Media dan Ikapi Jakarta ngawelah/ngaboseh sapedah sejauh 169 KM dari Depok ke Sekretariat Ika Unpad Jalan Singaperbangsa no.1 Kota Bandung. Kegiatan Gowes Literasi “Tantangan169” ini bertujuan untuk mengumpulkan buku di setiap kilometer yang dilalui. Setiap goweser menyumbang 169 buku sesuai dengan jarak yang ditempuh, jadi ada sekitar 3.000 buku dari 15 goweser dan dari yang berpartisipasi menyumbang buku. Semuanya dibagikan untuk taman bacaan yang ada di masyarakat. Kegiatan Gowes Literasi ini adalah “Kick Off”, titik mula, triger dari Rally Sejuta Buku yang dilaksanakan pada Januari 2019, salah satu dari kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh IKA Unpad. Dalam kegiatan ini IKA Unpad membawa 30 ribu buku dibagikan ke taman-taman bacaan yang ada di Lampung.
Program yang lainnya yaitu Job Expo Ika Unpad bersama Farhan, juga melaksanakan ibadah Kurban, seperti yang sudah dilaksanakan berkurban 4 ekor Domba pada Idul Adha 1440 Hijriyah dari Muradi (Sekjen IKA Unpad), Fabian Riza (Menantu Suryadi, Ketua PDI), dan Hj. Endang Sukanti (Ibunda Fabian) serta dari Hikmat sendiri. Ini pun termasuk program baru dari kepengurusan Hikmat Kurnia.
Selain itu, selama kepemimpinan Hikmat Kurnia pun Komda - Komda (Komisariat Daerah) baru bermunculan di seantero Nusantara bahkan mancanagara, diantaranya telah dibentuk komda baru di Kalimantan Timur, Cibandar (Ciamis, Banjar, Pangandaran), Tasikmalaya, terakhir Riau dan Papua serta ada satu komda persiapan Komda Washington (USA). “Selain itu menyusul Komda Sultra dan Sulut. Kami berusaha menyiapkan penataan organisasinya sehingga jumlah komda akan lebih banyak lagi, semoga alumni Unpad akan berkontribusi dimanapun dia tinggal”, demikian harapan Hikmat sambil memuji kekompakkan (solid) Komda Banten, Cirebon dan Lampung juga Komfak (Komisariat Fakultas) yang sudah bergairah seperti Fakultas Peternakan, Kedokteran Umum, Kedokteran Gigi, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Hukum dan Ekonomi, “Itu sudah bergairah”, imbuhnya, gembira.
Hikmat pun berhasil mengubah tradisi pidato Ketua Umum IKA Unpad dalam menyambut lahirnya para sarjana baru (wisuda), dengan menghadirkan alumni-alumni berprestasi agar dicontoh mahasiswa baru, seperti Ketua KPI Pusat Yuliandre (alumni Fikom), Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriana (Fakultas Hukum), Kang Arief (Psikologi) dan Kang Saut (KPK). Hanya kata Hikmat repot ngatur jadwalnya, maklum mereka kan kadang-kadang ada tugas Negara mendadak.
Selain itu, IKA Unpad 2016-2020 juga melahirkan LSM Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (LPSDM) yang diurus Kang Amar Mbandung yang diantaranya telah mengadakan pelatihan kewirausahaan UKM di 8 kota Nusantara dan “Kampung Pajajaran” di Badega-Garut mengembangkan pertanian untuk “mengembalikan jeruk ke Garut”, lemon, kopi, dan peternakan Domba Garut, dsb, juga dua program sebelumnya sudah terlaksana digarap bidang kerja sama antar lembaga yaitu “Pusat Kemaritiman” dan “Mimpi (Mimbar Pemimpin Indonesia)”.
Dan ada juga cerita dukanya yaitu dua orang pengurus IKA Unpad yang meninggal dunia, Ali Rifki kecelakaan dan Ari Wibowo sakit. Tapi yang berbahagia karena dikuliahkan Hikmat Kurnia juga ada diantaranya Ferdy Syari Hidayat di Program Studi Magister Administrasi Bisnis Unpad dan Akbar Rizky Kurniawan di Magister Pariwisata Berkelanjutan Unpad, Darini di Pertanian Unpad, serta Ahmad Sobar (Kang Ahmad, Kuncen IKA Unpad) – Paket C di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pelita Pratama. Kang Ahmad pun diberi kesempatan beribadah Umroh oleh Hikmat..
“Saya harap apa yang telah terjadi selama ini kita syukuri saja, Insyaalloh ke depan IKA Unpad akan lebih baik dan akan lahir ketua umum yang lebih baik lagi”, demikian pungkas Hikmat Kurnia.
Jiwa Petualang dan Naluri Bisnis Membawa Keberhasilan
Usia Hikmat Kurnia memang sudah lebih dari setengah abad. September 2020 kemarin Ketua Ika Unpad Hikmat Kurnia umurnya genap 53 tahun (kelahiran 23 September 1967). Tapi semangat dan fisiknya patut dicontoh anak muda. Anggota Kehormatan Mahasiswa Pecinta Alam PALAWA Unpad ini memang sering merayakan hari kelahirannya dengan bertafakur, ngajidiri di alam seperti sebelumnya di usianya ke-50 dia naik ke Gunung Tambora. Maka kegiatan Gowes Literasi dari Depok ke Sekre Ika Unpad di Bandung sejauh 169 KM dan Gowes Literasi Tasik - Cipatujah - Pangandaran ini pun sekaligus menjadi perayaan ulang tahunnya, pakaulan, syukuran, katanya. Karena menurut Hikmat hidup ini menarik kalau dipetaruhkan dan itulah hidup yang layak dijalani.
Program yang lainnya yaitu Job Expo Ika Unpad bersama Farhan, juga melaksanakan ibadah Kurban, seperti yang sudah dilaksanakan berkurban 4 ekor Domba pada Idul Adha 1440 Hijriyah dari Muradi (Sekjen IKA Unpad), Fabian Riza (Menantu Suryadi, Ketua PDI), dan Hj. Endang Sukanti (Ibunda Fabian) serta dari Hikmat sendiri. Ini pun termasuk program baru dari kepengurusan Hikmat Kurnia.
Selain itu, selama kepemimpinan Hikmat Kurnia pun Komda - Komda (Komisariat Daerah) baru bermunculan di seantero Nusantara bahkan mancanagara, diantaranya telah dibentuk komda baru di Kalimantan Timur, Cibandar (Ciamis, Banjar, Pangandaran), Tasikmalaya, terakhir Riau dan Papua serta ada satu komda persiapan Komda Washington (USA). “Selain itu menyusul Komda Sultra dan Sulut. Kami berusaha menyiapkan penataan organisasinya sehingga jumlah komda akan lebih banyak lagi, semoga alumni Unpad akan berkontribusi dimanapun dia tinggal”, demikian harapan Hikmat sambil memuji kekompakkan (solid) Komda Banten, Cirebon dan Lampung juga Komfak (Komisariat Fakultas) yang sudah bergairah seperti Fakultas Peternakan, Kedokteran Umum, Kedokteran Gigi, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Hukum dan Ekonomi, “Itu sudah bergairah”, imbuhnya, gembira.
Hikmat pun berhasil mengubah tradisi pidato Ketua Umum IKA Unpad dalam menyambut lahirnya para sarjana baru (wisuda), dengan menghadirkan alumni-alumni berprestasi agar dicontoh mahasiswa baru, seperti Ketua KPI Pusat Yuliandre (alumni Fikom), Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriana (Fakultas Hukum), Kang Arief (Psikologi) dan Kang Saut (KPK). Hanya kata Hikmat repot ngatur jadwalnya, maklum mereka kan kadang-kadang ada tugas Negara mendadak.
Selain itu, IKA Unpad 2016-2020 juga melahirkan LSM Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (LPSDM) yang diurus Kang Amar Mbandung yang diantaranya telah mengadakan pelatihan kewirausahaan UKM di 8 kota Nusantara dan “Kampung Pajajaran” di Badega-Garut mengembangkan pertanian untuk “mengembalikan jeruk ke Garut”, lemon, kopi, dan peternakan Domba Garut, dsb, juga dua program sebelumnya sudah terlaksana digarap bidang kerja sama antar lembaga yaitu “Pusat Kemaritiman” dan “Mimpi (Mimbar Pemimpin Indonesia)”.
Dan ada juga cerita dukanya yaitu dua orang pengurus IKA Unpad yang meninggal dunia, Ali Rifki kecelakaan dan Ari Wibowo sakit. Tapi yang berbahagia karena dikuliahkan Hikmat Kurnia juga ada diantaranya Ferdy Syari Hidayat di Program Studi Magister Administrasi Bisnis Unpad dan Akbar Rizky Kurniawan di Magister Pariwisata Berkelanjutan Unpad, Darini di Pertanian Unpad, serta Ahmad Sobar (Kang Ahmad, Kuncen IKA Unpad) – Paket C di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pelita Pratama. Kang Ahmad pun diberi kesempatan beribadah Umroh oleh Hikmat..
“Saya harap apa yang telah terjadi selama ini kita syukuri saja, Insyaalloh ke depan IKA Unpad akan lebih baik dan akan lahir ketua umum yang lebih baik lagi”, demikian pungkas Hikmat Kurnia.
Jiwa Petualang dan Naluri Bisnis Membawa Keberhasilan
Usia Hikmat Kurnia memang sudah lebih dari setengah abad. September 2020 kemarin Ketua Ika Unpad Hikmat Kurnia umurnya genap 53 tahun (kelahiran 23 September 1967). Tapi semangat dan fisiknya patut dicontoh anak muda. Anggota Kehormatan Mahasiswa Pecinta Alam PALAWA Unpad ini memang sering merayakan hari kelahirannya dengan bertafakur, ngajidiri di alam seperti sebelumnya di usianya ke-50 dia naik ke Gunung Tambora. Maka kegiatan Gowes Literasi dari Depok ke Sekre Ika Unpad di Bandung sejauh 169 KM dan Gowes Literasi Tasik - Cipatujah - Pangandaran ini pun sekaligus menjadi perayaan ulang tahunnya, pakaulan, syukuran, katanya. Karena menurut Hikmat hidup ini menarik kalau dipetaruhkan dan itulah hidup yang layak dijalani.
“Jadi kita coba kita bertaruh dengan fisik dan semangat mental kita apakah kita sampai atau tidak dan sebenarnya bukan hanya masalah fisik tapi masalah mental, hati dan keyakinan. Masalah fisik memang kita kelelahan, contohnya ketika bersepeda dari Depok ke Bandung, beberapa kaki peserta termasuk saya keram terutama di tanjakkan Jonggol ke arah Cikalong sepanjang 8 KM sangat tajam dan melelahkan, kita memang repot menggowes ya turun aja “Matador” (Manggih Tanjakan Dorong) yang penting kita sampai dengan selamat”, kenangnya.
Demikian juga ketika melakukan gowesannya dari Tasik - Cipatujah- Pangandaran, segala rintangan yang ada dia hadapi dengan kesabaran dan kepastian hingga garis finish di Rumah Baca Plankton –Pangandaran.
Dan tidak itu saja, sebenarnya sebelum ke Tasik-Pangandaran, Hikmat juga telah menjajal fisiknya bersama teman-temannya bersepeda dari Depok ke Ciboleger (Kanekes/Baduy) Kabupaten Lebak –Banten dan terakhir ya itu tadi, bersepeda pulang kampung dari Bandung ke rumahnya di Depok dalam rangka mengakhiri jabatannya sebagai Ketua Umum IKA Unpad.
Adalah Hikmat Kurnia, memang dari masa kanak-kanak sangat suka sasapedahan, hingga terbawa ke masa SMP (SMPN 6 Tasikmalaya), SMA (SMAN 1 Tasikmalaya), kuliah hingga sudah menikah pun istrinya kadang-kadang kelimpungan mencarinya, tau-tau sudah ditelepon sedang sesepedahan ke daerah Bogor atau Sukabumi. Walau kelahiran Tasikmalaya tapi Hikmat tinggal bersama keluarganya di Depok.
Tapi Hikmat tidak hanya nalaktak sesepedahan, di masa remajanya dia juga suka berguru bisnis ke kakaknya yang punya warung cukup besar. Dia suka membantu mengambil pesanan kakaknya, Yamaha RX Kingnya depan - belakang penuh belanjaan roko dan sembako. Disamping itu dia juga berjualan ayam kampung hasil ternak sendiri. Hingga ketika dia berhasrat memiliki sepasang sepatu Puma impiannya yang waktu itu harganya cukup mahal dan jarang dimiliki teman sebayanya, dia berhasil mendapatkannya dengan menjual beberapa ayam ternaknya.
Hikmat Kurnia, Reureuh Tina Kariweuh (Foto Istimewa) |
Rupanya jiwa petualang dan wiraswastanya sudah bersatu-padu dalam darah dagingnya, hingga ketika dia gagal menjadi dosen di jurusan almamaternya, tak patah arang, dia berpetualang ke Betawi, dan selepas kuliah tahun 1992 penulis artikel dan resensi buku sejarah, sosial-budaya dan politik di beberapa media massa ini bekerja sebagai editor di Penerbit Puspa Swara (Kelompok Trubus) dengan jabatan terakhir sebagai Direktur, selanjutnya mendirikan Agromedia (2001) dengan karyawannya saat itu 1 (satu) orang OB dan kini ada 1000 lebih karyawan yang tergabung dalam kelompok Agromedia. Himat pun kerap menjadi narasumber berbagai pelatihan, seminar, workshop tentang dunia perbukuan dan entrepreneurship di seluruh IKAPI dan berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Demikianlah seorang Hikmat Kurnia yang punya motto hidup: Hirup mah kudu boga kahayang, kawani, kabisa, jeung kajembaran ati (Hidup itu harus punya cita-cita/keinginan, keberanian, skill, dan kaya hati, senang beramal), kini sudah reureuh tina kariweuh ngurus para alumni Unpad, kini dia tinggal berbahagia bersama istrinya Lidya Dahlan di Depok Jawa Barat yang dikarunia 3 anak laki-laki, yang cikal/sulung Rakan Abyan Mahasiswa Matematika Ekonomi di THN Giessen - Jerman dan yang kedua,Raihan Arkan Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis Internasional di Madegburg University Jerman, sementara si bungsu, Rizqan Ardhan, masih sekolah, kelas 2 di SMA Madania Bogor. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
November 15, 2020
CB Blogger
IndonesiaDemikianlah seorang Hikmat Kurnia yang punya motto hidup: Hirup mah kudu boga kahayang, kawani, kabisa, jeung kajembaran ati (Hidup itu harus punya cita-cita/keinginan, keberanian, skill, dan kaya hati, senang beramal), kini sudah reureuh tina kariweuh ngurus para alumni Unpad, kini dia tinggal berbahagia bersama istrinya Lidya Dahlan di Depok Jawa Barat yang dikarunia 3 anak laki-laki, yang cikal/sulung Rakan Abyan Mahasiswa Matematika Ekonomi di THN Giessen - Jerman dan yang kedua,Raihan Arkan Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis Internasional di Madegburg University Jerman, sementara si bungsu, Rizqan Ardhan, masih sekolah, kelas 2 di SMA Madania Bogor. (Asep GP)***
Hikmat Kurnia, Pulang Kampung Dari Bandung Ke Depok Naik Sepeda
Posted by
Tatarjabar.com on Sunday, November 15, 2020
Ya itulah Hikmat Kurnia, Ketua Umum IKA (Ikatan Alumni) Unpad Periode 2016-2020, yang bernazar akan balik ke rumahnya di Depok dengan bersepeda kalau jabatannya berakhir, dan itu sudah dia buktikan.
Sabtu, 4 November 2020, kira-kira jam 6 pagi Hikmat dan 9 penggowes lainnya setelah dilepas oleh Ketua Umum IKA Unpad yang baru (Periode 2020-2024) Irawati Hermawan, di halaman Sekretariat IKA Unpad Jalan Singaperbangsa No. 1 Bandung, langsung dengan penuh semangat menggowes sepeda lipat buatan Inggris kesayangannya menuju ke Depok via Puncak. Setelah menempuh jarak sekitar 180 km dan dengan menembus segala rintangan, alam, teknis, fisik dan mental, Hikmat bersama rombongan sampai di rumahnya di Depok pada pukul 21.16 WIB dengan mulus rahayu berkah salamet.
Tapi yang dilakukan Hikmat bukan hanya sekedar pulang ke rumah dengan naik sepeda saja, Ketua IKAPI Jakarta dan pemilik Agromedia ini tetap berkomitmen mengumpulkan dan mendonasikan buku untuk setiap kilometer yang ditempuhnya. “Alhamdulillah buku tidak hanya didapat dari para goweser, tapi juga dari para donatur. Saya telah menerima buku dari seorang teman dari komunitas Geotrek.id dan seorang tokoh penerbitan dari Bekasi. Kami juga mengajak siapa pun untuk berdonasi buku", ajaknya.
Memang kegiatan bersepeda yang dinamakan “Gowes Literasi 3” ini rencananya mengumpulkan 4.425 buku. Angka tersebut bukan sembarangan, tetapi mengandung arti yang dalam bagi Hikmat. Angka tersebut adalah menunjukan lama waktu ketika Hikmat sering bolak-balik Depok – Bandung semasa mengurus sebuah organisasi sosial (Ikatan Alumni Unpad) selama 4 tahun 4 bulan 25 hari, yang disebutnya masa-masa "kariweuh". Masa disibukan dengan berbagai aktivitas perkumpulan alumni. “Dan alhamdulillah kesibukan ini telah dilalui dengan selamat. Itulah sebabnya Gowes Literasi kali ini diberi tema "Reureuh tina Kariweuh (berhenti dari kesibukan)," katanya.
Bersepeda jarak jauh sambil membagikan buku kepada yang membutuhkan, bagi Hikmat bukan kali ini saja. Dua tahun lalu (November 2018), alumni Jurusan Sejarah Fakultas Sastra (sekarang, Fakultas Ilmu Budaya) Unpad angkatan 86 ini bersepeda dari Depok ke Bandung via Jonggol (180 km) bersama 14 goweser lain. Dan setiap pegowes mendonasikan 1 buku setiap kilometer yang ditempuh. Jadinya terkumpul 2.700 buku, dan ditambah donasi dari berbagai pihak, maka terkumpulan 4.000an buku. “Buku-buku itu kami berikan ke berbagai Taman Bacaan Masyarakat (TBM), dan kegiatan itu kami namai Gowes Literasi“, kenang Hikmat.
“Setahun lalu saya bersama 24 penggowes, bersepeda dari Tasik ke Pengandaran via Cipatujah (16/11/ 2019), jaraknya sekitar 180 km. Setiap pegowes berkomitmen mendonasikan satu buku per 1 km. Jadinya terkumpul 4.500 buku. Buku-buku itu kami berikan ke TBM (Taman Bacaan Masyarakat) yang ada di Bandung, Tasik, Garut, dan Pangandaran. Selain mengumpulkan buku, kami juga mengadakan pelatihan menulis untuk siswa-siswa SMP di Tasikmalaya. Kegiatan yang start-nya dilepas oleh Pak Bupati Tasikmalaya ini, kami namakan Gowes Literasi 2“, katanya bangga.
Tiga kegiatan bersepeda itu berlangsung setiap bulan November, dan tentu saja bukan tanpa alasan. Itulah cara Hikmat beserta kawannya memperingati Hari Pahlawan, melawan kebodohan, memudahkan akses terhadap bacaan, dan melawan kedangkalan literasi. “Saya percaya tak ada bangsa yang maju tanpa kemampuan literasi yang baik. Dan saya yakin, kebodohan dan kedangkalan literasi adalah musuh bangsa ini. Buktinya, hoax merajalela dalam berbagai bentuknya“, katanya serius.
Dan perlu diketahui, kata Hikmat, budaya baca masyarakat Indonesia memang sangat rendah, ada di ranking 60 dunia beda sedikit dengan Boswana yang rendah budaya bacanya, jauh ketinggalan dari minat baca negara-negara Asia. Di Indonesia satu buku baru dibaca oleh 6-7 orang padahal standarnya perorang itu minimal setahunnya harus membaca 7 buah buku. Padahal buku adalah jendela dunia, wadah ilmu pengetahuan.
Tentang Gowes, “Bagi kami, bersepeda itu bukan persoalan jarak. Bukan pula berapa lama kami menggowesnya. Juga bukan tentang cara menggowesnya. Dan tentu saja bukan jenis sepedanya: mau seli, minivelo, MTB, roadbike, atau jenis lainnya. Bersepeda itu urusan merawat komitmen. Urusan menghidupkan sebuah impian. Komitmen dan impian bagaimanapun adalah kesimbangan dalam kehidupan. Sejatinya, bersepeda itu seperti komitmen dan impian: harus terus dikayuh untuk menemukan keseimbangan. Berhenti berarti jatuh. Seperti literasi yang perlu terus dirawat dan dihidupkan. Kita tak boleh berhenti melawan kebodohan dan kedangkalan literasi”, pungkas Hikmat pasti.
Dari Ngolak Cau Hingga Membentuk Komda Baru
Keberadaan organisasi Ikatan Alumni di suatu sekolah atau perguruan tinggi tentu tidak hanya sebagai ajang silaturahmi saja, ngadu bako sambil ngawaas mangsa nu lawas (romantisme) tapi di dalamnya ada berbagai kegiatan yang bermanfaat khususnya bagi alumni sendiri maupun bagi masyarakat, begitu pun IKA (Ikatan Alumni) Unpad, terutama di kepengurusan periode 2016-2020. “IKA Unpad harus banyak manfaatnya dan berguna bagi alumni, almamater dan masyarakatnya”, begitu kataSang Ketua Umum, Hikmat Kurnia. Pada kesempatan “Ngolak Cau”, ngolak cau adalah singkatan dari Ngobrol Lepas Kerja Cara IKA Unpad”, ya dari sinilah ide-ide brilian itu timbulnya, rapat santai bulanan para pengurus sambil ngopi, ngadubako di sekretariat IKA Unpad.
Maka selama 4 tahun 4 bulan 25 hari seluruh pengurus berusaha bergerak terus mengadakan berbagai kegiatan yang positif di bidangnya masing-masing.
Hikmat mengaku dalam setahun tidak kurang dari 36 kegiatan sudah digelar oleh IKA Unpad, hingga dia sendiri harus mengorbankan waktu mengurus penerbitan (Hikmat alumni Sejarah Unpad 86 ini dikenal sebagai pengusaha sukses di bidang penerbitan – Agro Media, dia juga menjabat sebagai Ketua IKAPI Jakarta).
Hampir tiap minggu, tiap bulan angota kehormatan himpunan mahasiswa pecinta alam Palawa yang hobi touring bersepeda ini sering bolak-balik Bandung - Depok demi mengurus IKA Unpad. Bandingkan dengan Ketua –Ketua IKA Unpad sebelumnya yang sulit ditemui karena memang mereka menjabat Menteri dan pejabat tinggi, sibuk dengan urusan negara. Hikmat sendiri mengaku mulanya merasa “lieur/pusing” ngurus IKA Unpad ini. “Sampai saya kerja sebagai penerbit (di Agro Media) lieur (pusing), terbengkalai, harus bolak-balik ke Bandung. Tapi itu dinikmati saja. Malah saya berterima kasih telah diberi ruang untuk berkontribusi pada almamater”, demikian kata Hikmat serius.
Ada beberapa kegiatan yang tercatat wartawan, diantaranya dalam hal kemanusiaan. “IKA Unpad Peduli”, setiap 3 (tiga) bulan sekali, 20-50 orang pengurus dan alumninya rutin menyumbangkan darah/ Donor Darah. Wakaf Al-Qur’an, menyumbang kaum Dhuafa, seminar, Ngaruat Kandidat Keur Ngarawat Jawa Barat (Mimbar Pemimpin Indonesia/MIMPI/ debat paslon cagub/cawagub Jabar), termasuk program beasiswa untuk mahasiswa yang ekonominya serba kekurangan bekerja sama dengan PLN dan instansi lainnya.
“Setahun lalu saya bersama 24 penggowes, bersepeda dari Tasik ke Pengandaran via Cipatujah (16/11/ 2019), jaraknya sekitar 180 km. Setiap pegowes berkomitmen mendonasikan satu buku per 1 km. Jadinya terkumpul 4.500 buku. Buku-buku itu kami berikan ke TBM (Taman Bacaan Masyarakat) yang ada di Bandung, Tasik, Garut, dan Pangandaran. Selain mengumpulkan buku, kami juga mengadakan pelatihan menulis untuk siswa-siswa SMP di Tasikmalaya. Kegiatan yang start-nya dilepas oleh Pak Bupati Tasikmalaya ini, kami namakan Gowes Literasi 2“, katanya bangga.
Tiga kegiatan bersepeda itu berlangsung setiap bulan November, dan tentu saja bukan tanpa alasan. Itulah cara Hikmat beserta kawannya memperingati Hari Pahlawan, melawan kebodohan, memudahkan akses terhadap bacaan, dan melawan kedangkalan literasi. “Saya percaya tak ada bangsa yang maju tanpa kemampuan literasi yang baik. Dan saya yakin, kebodohan dan kedangkalan literasi adalah musuh bangsa ini. Buktinya, hoax merajalela dalam berbagai bentuknya“, katanya serius.
Dan perlu diketahui, kata Hikmat, budaya baca masyarakat Indonesia memang sangat rendah, ada di ranking 60 dunia beda sedikit dengan Boswana yang rendah budaya bacanya, jauh ketinggalan dari minat baca negara-negara Asia. Di Indonesia satu buku baru dibaca oleh 6-7 orang padahal standarnya perorang itu minimal setahunnya harus membaca 7 buah buku. Padahal buku adalah jendela dunia, wadah ilmu pengetahuan.
Tentang Gowes, “Bagi kami, bersepeda itu bukan persoalan jarak. Bukan pula berapa lama kami menggowesnya. Juga bukan tentang cara menggowesnya. Dan tentu saja bukan jenis sepedanya: mau seli, minivelo, MTB, roadbike, atau jenis lainnya. Bersepeda itu urusan merawat komitmen. Urusan menghidupkan sebuah impian. Komitmen dan impian bagaimanapun adalah kesimbangan dalam kehidupan. Sejatinya, bersepeda itu seperti komitmen dan impian: harus terus dikayuh untuk menemukan keseimbangan. Berhenti berarti jatuh. Seperti literasi yang perlu terus dirawat dan dihidupkan. Kita tak boleh berhenti melawan kebodohan dan kedangkalan literasi”, pungkas Hikmat pasti.
Dari Ngolak Cau Hingga Membentuk Komda Baru
Keberadaan organisasi Ikatan Alumni di suatu sekolah atau perguruan tinggi tentu tidak hanya sebagai ajang silaturahmi saja, ngadu bako sambil ngawaas mangsa nu lawas (romantisme) tapi di dalamnya ada berbagai kegiatan yang bermanfaat khususnya bagi alumni sendiri maupun bagi masyarakat, begitu pun IKA (Ikatan Alumni) Unpad, terutama di kepengurusan periode 2016-2020. “IKA Unpad harus banyak manfaatnya dan berguna bagi alumni, almamater dan masyarakatnya”, begitu kataSang Ketua Umum, Hikmat Kurnia. Pada kesempatan “Ngolak Cau”, ngolak cau adalah singkatan dari Ngobrol Lepas Kerja Cara IKA Unpad”, ya dari sinilah ide-ide brilian itu timbulnya, rapat santai bulanan para pengurus sambil ngopi, ngadubako di sekretariat IKA Unpad.
Maka selama 4 tahun 4 bulan 25 hari seluruh pengurus berusaha bergerak terus mengadakan berbagai kegiatan yang positif di bidangnya masing-masing.
Hikmat mengaku dalam setahun tidak kurang dari 36 kegiatan sudah digelar oleh IKA Unpad, hingga dia sendiri harus mengorbankan waktu mengurus penerbitan (Hikmat alumni Sejarah Unpad 86 ini dikenal sebagai pengusaha sukses di bidang penerbitan – Agro Media, dia juga menjabat sebagai Ketua IKAPI Jakarta).
Hampir tiap minggu, tiap bulan angota kehormatan himpunan mahasiswa pecinta alam Palawa yang hobi touring bersepeda ini sering bolak-balik Bandung - Depok demi mengurus IKA Unpad. Bandingkan dengan Ketua –Ketua IKA Unpad sebelumnya yang sulit ditemui karena memang mereka menjabat Menteri dan pejabat tinggi, sibuk dengan urusan negara. Hikmat sendiri mengaku mulanya merasa “lieur/pusing” ngurus IKA Unpad ini. “Sampai saya kerja sebagai penerbit (di Agro Media) lieur (pusing), terbengkalai, harus bolak-balik ke Bandung. Tapi itu dinikmati saja. Malah saya berterima kasih telah diberi ruang untuk berkontribusi pada almamater”, demikian kata Hikmat serius.
Ada beberapa kegiatan yang tercatat wartawan, diantaranya dalam hal kemanusiaan. “IKA Unpad Peduli”, setiap 3 (tiga) bulan sekali, 20-50 orang pengurus dan alumninya rutin menyumbangkan darah/ Donor Darah. Wakaf Al-Qur’an, menyumbang kaum Dhuafa, seminar, Ngaruat Kandidat Keur Ngarawat Jawa Barat (Mimbar Pemimpin Indonesia/MIMPI/ debat paslon cagub/cawagub Jabar), termasuk program beasiswa untuk mahasiswa yang ekonominya serba kekurangan bekerja sama dengan PLN dan instansi lainnya.
Selain itu, di Hari Pahlawan Hikmat beserta 14 kawannya dari IKA Unpad, Agro Media dan Ikapi Jakarta ngawelah/ngaboseh sapedah sejauh 169 KM dari Depok ke Sekretariat Ika Unpad Jalan Singaperbangsa no.1 Kota Bandung. Kegiatan Gowes Literasi “Tantangan169” ini bertujuan untuk mengumpulkan buku di setiap kilometer yang dilalui. Setiap goweser menyumbang 169 buku sesuai dengan jarak yang ditempuh, jadi ada sekitar 3.000 buku dari 15 goweser dan dari yang berpartisipasi menyumbang buku. Semuanya dibagikan untuk taman bacaan yang ada di masyarakat. Kegiatan Gowes Literasi ini adalah “Kick Off”, titik mula, triger dari Rally Sejuta Buku yang dilaksanakan pada Januari 2019, salah satu dari kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh IKA Unpad. Dalam kegiatan ini IKA Unpad membawa 30 ribu buku dibagikan ke taman-taman bacaan yang ada di Lampung.
Program yang lainnya yaitu Job Expo Ika Unpad bersama Farhan, juga melaksanakan ibadah Kurban, seperti yang sudah dilaksanakan berkurban 4 ekor Domba pada Idul Adha 1440 Hijriyah dari Muradi (Sekjen IKA Unpad), Fabian Riza (Menantu Suryadi, Ketua PDI), dan Hj. Endang Sukanti (Ibunda Fabian) serta dari Hikmat sendiri. Ini pun termasuk program baru dari kepengurusan Hikmat Kurnia.
Selain itu, selama kepemimpinan Hikmat Kurnia pun Komda - Komda (Komisariat Daerah) baru bermunculan di seantero Nusantara bahkan mancanagara, diantaranya telah dibentuk komda baru di Kalimantan Timur, Cibandar (Ciamis, Banjar, Pangandaran), Tasikmalaya, terakhir Riau dan Papua serta ada satu komda persiapan Komda Washington (USA). “Selain itu menyusul Komda Sultra dan Sulut. Kami berusaha menyiapkan penataan organisasinya sehingga jumlah komda akan lebih banyak lagi, semoga alumni Unpad akan berkontribusi dimanapun dia tinggal”, demikian harapan Hikmat sambil memuji kekompakkan (solid) Komda Banten, Cirebon dan Lampung juga Komfak (Komisariat Fakultas) yang sudah bergairah seperti Fakultas Peternakan, Kedokteran Umum, Kedokteran Gigi, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Hukum dan Ekonomi, “Itu sudah bergairah”, imbuhnya, gembira.
Hikmat pun berhasil mengubah tradisi pidato Ketua Umum IKA Unpad dalam menyambut lahirnya para sarjana baru (wisuda), dengan menghadirkan alumni-alumni berprestasi agar dicontoh mahasiswa baru, seperti Ketua KPI Pusat Yuliandre (alumni Fikom), Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriana (Fakultas Hukum), Kang Arief (Psikologi) dan Kang Saut (KPK). Hanya kata Hikmat repot ngatur jadwalnya, maklum mereka kan kadang-kadang ada tugas Negara mendadak.
Selain itu, IKA Unpad 2016-2020 juga melahirkan LSM Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (LPSDM) yang diurus Kang Amar Mbandung yang diantaranya telah mengadakan pelatihan kewirausahaan UKM di 8 kota Nusantara dan “Kampung Pajajaran” di Badega-Garut mengembangkan pertanian untuk “mengembalikan jeruk ke Garut”, lemon, kopi, dan peternakan Domba Garut, dsb, juga dua program sebelumnya sudah terlaksana digarap bidang kerja sama antar lembaga yaitu “Pusat Kemaritiman” dan “Mimpi (Mimbar Pemimpin Indonesia)”.
Dan ada juga cerita dukanya yaitu dua orang pengurus IKA Unpad yang meninggal dunia, Ali Rifki kecelakaan dan Ari Wibowo sakit. Tapi yang berbahagia karena dikuliahkan Hikmat Kurnia juga ada diantaranya Ferdy Syari Hidayat di Program Studi Magister Administrasi Bisnis Unpad dan Akbar Rizky Kurniawan di Magister Pariwisata Berkelanjutan Unpad, Darini di Pertanian Unpad, serta Ahmad Sobar (Kang Ahmad, Kuncen IKA Unpad) – Paket C di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pelita Pratama. Kang Ahmad pun diberi kesempatan beribadah Umroh oleh Hikmat..
“Saya harap apa yang telah terjadi selama ini kita syukuri saja, Insyaalloh ke depan IKA Unpad akan lebih baik dan akan lahir ketua umum yang lebih baik lagi”, demikian pungkas Hikmat Kurnia.
Jiwa Petualang dan Naluri Bisnis Membawa Keberhasilan
Usia Hikmat Kurnia memang sudah lebih dari setengah abad. September 2020 kemarin Ketua Ika Unpad Hikmat Kurnia umurnya genap 53 tahun (kelahiran 23 September 1967). Tapi semangat dan fisiknya patut dicontoh anak muda. Anggota Kehormatan Mahasiswa Pecinta Alam PALAWA Unpad ini memang sering merayakan hari kelahirannya dengan bertafakur, ngajidiri di alam seperti sebelumnya di usianya ke-50 dia naik ke Gunung Tambora. Maka kegiatan Gowes Literasi dari Depok ke Sekre Ika Unpad di Bandung sejauh 169 KM dan Gowes Literasi Tasik - Cipatujah - Pangandaran ini pun sekaligus menjadi perayaan ulang tahunnya, pakaulan, syukuran, katanya. Karena menurut Hikmat hidup ini menarik kalau dipetaruhkan dan itulah hidup yang layak dijalani.
Program yang lainnya yaitu Job Expo Ika Unpad bersama Farhan, juga melaksanakan ibadah Kurban, seperti yang sudah dilaksanakan berkurban 4 ekor Domba pada Idul Adha 1440 Hijriyah dari Muradi (Sekjen IKA Unpad), Fabian Riza (Menantu Suryadi, Ketua PDI), dan Hj. Endang Sukanti (Ibunda Fabian) serta dari Hikmat sendiri. Ini pun termasuk program baru dari kepengurusan Hikmat Kurnia.
Selain itu, selama kepemimpinan Hikmat Kurnia pun Komda - Komda (Komisariat Daerah) baru bermunculan di seantero Nusantara bahkan mancanagara, diantaranya telah dibentuk komda baru di Kalimantan Timur, Cibandar (Ciamis, Banjar, Pangandaran), Tasikmalaya, terakhir Riau dan Papua serta ada satu komda persiapan Komda Washington (USA). “Selain itu menyusul Komda Sultra dan Sulut. Kami berusaha menyiapkan penataan organisasinya sehingga jumlah komda akan lebih banyak lagi, semoga alumni Unpad akan berkontribusi dimanapun dia tinggal”, demikian harapan Hikmat sambil memuji kekompakkan (solid) Komda Banten, Cirebon dan Lampung juga Komfak (Komisariat Fakultas) yang sudah bergairah seperti Fakultas Peternakan, Kedokteran Umum, Kedokteran Gigi, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Hukum dan Ekonomi, “Itu sudah bergairah”, imbuhnya, gembira.
Hikmat pun berhasil mengubah tradisi pidato Ketua Umum IKA Unpad dalam menyambut lahirnya para sarjana baru (wisuda), dengan menghadirkan alumni-alumni berprestasi agar dicontoh mahasiswa baru, seperti Ketua KPI Pusat Yuliandre (alumni Fikom), Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriana (Fakultas Hukum), Kang Arief (Psikologi) dan Kang Saut (KPK). Hanya kata Hikmat repot ngatur jadwalnya, maklum mereka kan kadang-kadang ada tugas Negara mendadak.
Selain itu, IKA Unpad 2016-2020 juga melahirkan LSM Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (LPSDM) yang diurus Kang Amar Mbandung yang diantaranya telah mengadakan pelatihan kewirausahaan UKM di 8 kota Nusantara dan “Kampung Pajajaran” di Badega-Garut mengembangkan pertanian untuk “mengembalikan jeruk ke Garut”, lemon, kopi, dan peternakan Domba Garut, dsb, juga dua program sebelumnya sudah terlaksana digarap bidang kerja sama antar lembaga yaitu “Pusat Kemaritiman” dan “Mimpi (Mimbar Pemimpin Indonesia)”.
Dan ada juga cerita dukanya yaitu dua orang pengurus IKA Unpad yang meninggal dunia, Ali Rifki kecelakaan dan Ari Wibowo sakit. Tapi yang berbahagia karena dikuliahkan Hikmat Kurnia juga ada diantaranya Ferdy Syari Hidayat di Program Studi Magister Administrasi Bisnis Unpad dan Akbar Rizky Kurniawan di Magister Pariwisata Berkelanjutan Unpad, Darini di Pertanian Unpad, serta Ahmad Sobar (Kang Ahmad, Kuncen IKA Unpad) – Paket C di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pelita Pratama. Kang Ahmad pun diberi kesempatan beribadah Umroh oleh Hikmat..
“Saya harap apa yang telah terjadi selama ini kita syukuri saja, Insyaalloh ke depan IKA Unpad akan lebih baik dan akan lahir ketua umum yang lebih baik lagi”, demikian pungkas Hikmat Kurnia.
Jiwa Petualang dan Naluri Bisnis Membawa Keberhasilan
Usia Hikmat Kurnia memang sudah lebih dari setengah abad. September 2020 kemarin Ketua Ika Unpad Hikmat Kurnia umurnya genap 53 tahun (kelahiran 23 September 1967). Tapi semangat dan fisiknya patut dicontoh anak muda. Anggota Kehormatan Mahasiswa Pecinta Alam PALAWA Unpad ini memang sering merayakan hari kelahirannya dengan bertafakur, ngajidiri di alam seperti sebelumnya di usianya ke-50 dia naik ke Gunung Tambora. Maka kegiatan Gowes Literasi dari Depok ke Sekre Ika Unpad di Bandung sejauh 169 KM dan Gowes Literasi Tasik - Cipatujah - Pangandaran ini pun sekaligus menjadi perayaan ulang tahunnya, pakaulan, syukuran, katanya. Karena menurut Hikmat hidup ini menarik kalau dipetaruhkan dan itulah hidup yang layak dijalani.
“Jadi kita coba kita bertaruh dengan fisik dan semangat mental kita apakah kita sampai atau tidak dan sebenarnya bukan hanya masalah fisik tapi masalah mental, hati dan keyakinan. Masalah fisik memang kita kelelahan, contohnya ketika bersepeda dari Depok ke Bandung, beberapa kaki peserta termasuk saya keram terutama di tanjakkan Jonggol ke arah Cikalong sepanjang 8 KM sangat tajam dan melelahkan, kita memang repot menggowes ya turun aja “Matador” (Manggih Tanjakan Dorong) yang penting kita sampai dengan selamat”, kenangnya.
Demikian juga ketika melakukan gowesannya dari Tasik - Cipatujah- Pangandaran, segala rintangan yang ada dia hadapi dengan kesabaran dan kepastian hingga garis finish di Rumah Baca Plankton –Pangandaran.
Dan tidak itu saja, sebenarnya sebelum ke Tasik-Pangandaran, Hikmat juga telah menjajal fisiknya bersama teman-temannya bersepeda dari Depok ke Ciboleger (Kanekes/Baduy) Kabupaten Lebak –Banten dan terakhir ya itu tadi, bersepeda pulang kampung dari Bandung ke rumahnya di Depok dalam rangka mengakhiri jabatannya sebagai Ketua Umum IKA Unpad.
Adalah Hikmat Kurnia, memang dari masa kanak-kanak sangat suka sasapedahan, hingga terbawa ke masa SMP (SMPN 6 Tasikmalaya), SMA (SMAN 1 Tasikmalaya), kuliah hingga sudah menikah pun istrinya kadang-kadang kelimpungan mencarinya, tau-tau sudah ditelepon sedang sesepedahan ke daerah Bogor atau Sukabumi. Walau kelahiran Tasikmalaya tapi Hikmat tinggal bersama keluarganya di Depok.
Tapi Hikmat tidak hanya nalaktak sesepedahan, di masa remajanya dia juga suka berguru bisnis ke kakaknya yang punya warung cukup besar. Dia suka membantu mengambil pesanan kakaknya, Yamaha RX Kingnya depan - belakang penuh belanjaan roko dan sembako. Disamping itu dia juga berjualan ayam kampung hasil ternak sendiri. Hingga ketika dia berhasrat memiliki sepasang sepatu Puma impiannya yang waktu itu harganya cukup mahal dan jarang dimiliki teman sebayanya, dia berhasil mendapatkannya dengan menjual beberapa ayam ternaknya.
Hikmat Kurnia, Reureuh Tina Kariweuh (Foto Istimewa) |
Rupanya jiwa petualang dan wiraswastanya sudah bersatu-padu dalam darah dagingnya, hingga ketika dia gagal menjadi dosen di jurusan almamaternya, tak patah arang, dia berpetualang ke Betawi, dan selepas kuliah tahun 1992 penulis artikel dan resensi buku sejarah, sosial-budaya dan politik di beberapa media massa ini bekerja sebagai editor di Penerbit Puspa Swara (Kelompok Trubus) dengan jabatan terakhir sebagai Direktur, selanjutnya mendirikan Agromedia (2001) dengan karyawannya saat itu 1 (satu) orang OB dan kini ada 1000 lebih karyawan yang tergabung dalam kelompok Agromedia. Himat pun kerap menjadi narasumber berbagai pelatihan, seminar, workshop tentang dunia perbukuan dan entrepreneurship di seluruh IKAPI dan berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Demikianlah seorang Hikmat Kurnia yang punya motto hidup: Hirup mah kudu boga kahayang, kawani, kabisa, jeung kajembaran ati (Hidup itu harus punya cita-cita/keinginan, keberanian, skill, dan kaya hati, senang beramal), kini sudah reureuh tina kariweuh ngurus para alumni Unpad, kini dia tinggal berbahagia bersama istrinya Lidya Dahlan di Depok Jawa Barat yang dikarunia 3 anak laki-laki, yang cikal/sulung Rakan Abyan Mahasiswa Matematika Ekonomi di THN Giessen - Jerman dan yang kedua,Raihan Arkan Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis Internasional di Madegburg University Jerman, sementara si bungsu, Rizqan Ardhan, masih sekolah, kelas 2 di SMA Madania Bogor. (Asep GP)***
Demikianlah seorang Hikmat Kurnia yang punya motto hidup: Hirup mah kudu boga kahayang, kawani, kabisa, jeung kajembaran ati (Hidup itu harus punya cita-cita/keinginan, keberanian, skill, dan kaya hati, senang beramal), kini sudah reureuh tina kariweuh ngurus para alumni Unpad, kini dia tinggal berbahagia bersama istrinya Lidya Dahlan di Depok Jawa Barat yang dikarunia 3 anak laki-laki, yang cikal/sulung Rakan Abyan Mahasiswa Matematika Ekonomi di THN Giessen - Jerman dan yang kedua,Raihan Arkan Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis Internasional di Madegburg University Jerman, sementara si bungsu, Rizqan Ardhan, masih sekolah, kelas 2 di SMA Madania Bogor. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment