Wednesday, February 24, 2021
Soft Opening Kedai Kopi Ra'jat di Kawasan Permata Raya Ngamprah - Meriah (Foto: Asep GP) |
Ini masih tentang Bandung yang banyak dikunjungi orang, walau di masa pandemi. Bandung yang menjadi tujuan wisatawan lokal dan mancanagara. Bandung dengan keindahannya, keramahannya, sejuknya, kreativitasnya, dan kulinernya yang unik dan enak, juga Kopi yang sedang booming dimana-mana.
Kalau tentang Kopi mah, cobalah mampir ke Kedai Kopi Ra’Jat di Jl. Permata Raya Blok A No.7 Desa Tani Mulya, Ngamprah (Padalarang) Bandung Barat. Hanya 4 KM dari Gerbang Tol Padalarang.
Bukan apa-apa, harga kopinya sangat terjangkau, 5 rebu perak per gelasnya. Murah tapi rasanya tidak murahan. “Karena Kopi Ra‘Jat ini (Orang Sunda zaman dulu suka neyebut ‘Rayat/ Rahayat” untuk kata Rakyat dan Ra’Jat di sini maksudnya Rayat, memakai ejaan lama), adalah Kopi yang diharapkan bisa menjembatani para pecinta kopi yang menginginkan rasa maksimal dengan harga minimal. Tempatnya pun luas, pengunjung bisa santey bebas berjam-jam. Dan yang namanya kedai kopi dimana-mana akan jadi basis berkumpulnya masyarakat untuk membicarakan segala hal termasuk politik, ekonomi, sosial, budaya, dan di sini dikemas dengan budaya rakyat,” demikian kata Imam Kadarisman Komisaris Pastrek, ketika ditemui disela-sela launching perdana Kopi Ra‘Jat, Minggu, di Ngamprah, Padalarang - Bandung Barat (21/2/2021).
Belakang Kedai yang nyaman untuk bersantai dan minum kopi (Foto: Asep GP) |
Ke depannya, kata Imam yang juga saat itu ditemani Chief Operation Officer Nugroho Adinegoro dan Chief Finance Officer Zakky Faisal, Kopi Ra’Jat ini akan ada di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Dan ini outlet pertama yang nantinya ada 2 kegiatan yang sifatnnya statis dan dinamis. Statis berupa kedai dan warung kopi sedangkan yang dinamis berupa motoris, berupa kedai dan dijual keliling menggunakan motor khusus yang sudah dimodifikasi mirip Harley Davidson dengan sespan. Bergerak dari satu tempat ke tempat lain, jadi gambarannya di mana ada halteu di situ ada Kedai Ra’Jat. Atau seperti bunyi tagline Kopi Ra’Jat yang unik dan menarik, “Dimana bumi dipijak disitu kopi diseduh”.
“Jadi kalau saya membuat strategi bisnis ibaratnya kalau Amerika membuat kopi starbucks, ini menjadi straling (starbucks keliling) dengan harapan ke depannya kita bisa buka di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat,” kata Imam serius.
Tempat yang alami untuk ngopi, bersama DTC Bandung (Foto: Asep GP) |
Imam juga menjelaskan di Kedai Kopi Ra’Jat yang buka tiap hari dari jam 8 pagi hingga 8 malam, menyediakan kopi murni yang diracik sendiri yang nanti ke depannya akan menampung kopi dari masyarakat yang dibinanya. Karena Imam juga aktif mengelola PADI (Padjadjaran Inisiatif), sebuah yayasan yang dikelola lulusan Unpad yang melakukan pendampingan-pendampingan baik dalam bidang peternakan, perikanan maupun pertanian.
Dan hasilnya, hulu-hilirnya bisa termanfaatkan dengan baik, nanti petani tidak hanya memproduksi kemudian menjual tetapi memproduksi, juga mengolah dan menjual.
Imam juga mendirikan PT. Padjadajaran Strategis Konsultan (Imam sebagai Komisaris), yang tujuannya adalah untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat di bangku kuliah seperti ekonomi, kemasyarakatan, dsb.
Kopi murah tapi tidak murahan (Foto: Asep GP) |
Nah Kedai Kopi Ra’jat ini pun kata Aan Supriatna, dikelola oleh PT. Padjadjaran Strategis Konsultan (Pastrek) yang merupakan bagian dari PADI (Padjadjaran Inisiatif), dan Aan sebagai Chief Executive Officernya. “Jadi kami membuat outlet Kedai Kopi Ra‘Jat ini untuk pengembangan produk pertanian rakyat, “ jelas Aan.
Selain itu, program lainnya ingin membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 agar bisa membeli kopi dengan harga terjangkau dan kedai yang dikelola jaringan komunitas anak-anak Unpad ini menjadi wadah untuk yang mau bekerja. Demikian kata Fitri Rahmawati Manajer Retail Kopi Ra‘Jat.
“Kopi kita harganya 5 ribu rupiah, kopi murah meriah tapi tidak murahan dengan cita rasa seperti di kafe-kafe hotel berbintang, dan di sini hanya untuk tempat ngopi dan ngemil jadi tidak ada makan, hanya menyediakan menu khas jajanan lokal buatan tetangga sebelah di sini, seperti Tahu Sumedang plus Leupeut, Goreng Ulen, Cireng, dan Pisang Goreng. Jadi di sini dijamin murah tapi tempatnya bisa untuk berdiskusi, cari ilmu, cari uang, merencanakan semua kebaikan, bebas,” terang Fitri hapal sekali, karena dia memang yang dipercaya pegang programmer Kopi Ra’Jat, untuk perencanaan program promosinya, pemasaran dan sistem yang akan diprogram di seluruh Indonesia.
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Kopi Ra'jat dengan Wange Coffee & Buffet (Foto: Asep GP) |
Saat soft opening sore itu, hadir beberapa perwakilan dari club motor seperti HOG Bandung, NMAC, Brotherhood dan Daihatsu Taruna (DTC) Bandung serta para pecinta kopi dan undangan lainnya.
Seperti Sambas Sutawijaya Wakil Presiden DPP Asosiasi Pengusaha Desa Indonesia (APEDI) yang hadir saat itu, sangat mengapresiasi dan menyambut baik gagasan Imam Kadarisman dan kawan-kawan lulusan Unpad ini. Dia berharap Kedai Kopi Ra’Jat tidak hanya ada di kawasan Ngamprah Padalarang, tapi tersebar di seluruh kota/kabupaten Jawa Barat
Karena Kedai Kopi Ra‘Jat menurut alumni Unla ini sangat unik dan langka, kopinya murah dan tempatnya nyaman untuk berkumpul, bersilaturahmi dan berdiskusi seharian untuk menemukan ide/gagasan bagi kemajuan daerahnya masing-masing dan yang terutama perlu dicatat bahan kopinya dari perekebunan rakyat, jadi membantu memajukan hasil pertanian rakyat di pedesaan.
“Mungkin kalau di Jakarta ada Kopi Johny punya Hotman Paris, kalau di sini Kopi Ra'Jat. Memang sekarang kopi menjadi primadona dimana-mana dan di Bandung siapa yang gak kenal jenis Kopi Malabar, Kopi Gunung Halu, Gunung Puntang, Gunung Tilu. Kopi Manglayang, atau produk-produk Kopi Aroma. Pokoknya sukses untuk semua, “pungkas pengusaha terah Menes Pandeglang Banten ini, sambil nyuruput kopi, nikmat sekali.
Begitu juga Erwin Dani Ismaya, perwakilan DTC (Daihatsu Taruna Club) Bandung menyambut baik hadirnya kedai Kopi Ra’Jat. “Ini positif sekali, bisa jadi tempat kita ngumpul, silaturahmi sambil ngopi bareng. Waduh kalau sudah tidak ada Covid bisa ratusan datang ke sini,” katanya serius.
Dari semua Daihatsu Taruna Club yang tersebar di seluruh Indonesia, memang chapter Bandung termasuk salahsatu membernya yang terbanyak, ada ratusan dan rutin melakukan kopdar, baksos juga kunjungan ke rumah-rumah member, terkenal dengan kekeluargaannya bukan terbatas hanya pada anggota. Erwin juga menyambut baik kalau ke depannya ada kerjasama dengan Kopi Ra’Jat.
Sementara itu Yogi Dwi Pradita bersama temannya Teni, penikmat kopi yang datang jauh-jauh dari Kiaracondong Bandung pun merasa nyaman duduk bersantai di ruangan bawah sambil menikmati kopinya. “Enak kopinya, enak tempatnya alami dengan harga yang ramah terjangkau untuk kalangan bawah,” Kata alumni Fisip HI Unpas 2009 ini sambil mengangkat gelas, lalu kembali menikmati kopinya, ditemani suara cihcir (serangga malam) dari kebun sebelah yang dipisahkan sungai yang masih bersih airnya, suasananya alami sekali. (Asep GP)***
Kopi Ra’Jat, Harga Rakyat - Rasa Pejabat - Produk Kebun Rakyat
Posted by
Tatarjabar.com on Wednesday, February 24, 2021
Soft Opening Kedai Kopi Ra'jat di Kawasan Permata Raya Ngamprah - Meriah (Foto: Asep GP) |
Ini masih tentang Bandung yang banyak dikunjungi orang, walau di masa pandemi. Bandung yang menjadi tujuan wisatawan lokal dan mancanagara. Bandung dengan keindahannya, keramahannya, sejuknya, kreativitasnya, dan kulinernya yang unik dan enak, juga Kopi yang sedang booming dimana-mana.
Kalau tentang Kopi mah, cobalah mampir ke Kedai Kopi Ra’Jat di Jl. Permata Raya Blok A No.7 Desa Tani Mulya, Ngamprah (Padalarang) Bandung Barat. Hanya 4 KM dari Gerbang Tol Padalarang.
Bukan apa-apa, harga kopinya sangat terjangkau, 5 rebu perak per gelasnya. Murah tapi rasanya tidak murahan. “Karena Kopi Ra‘Jat ini (Orang Sunda zaman dulu suka neyebut ‘Rayat/ Rahayat” untuk kata Rakyat dan Ra’Jat di sini maksudnya Rayat, memakai ejaan lama), adalah Kopi yang diharapkan bisa menjembatani para pecinta kopi yang menginginkan rasa maksimal dengan harga minimal. Tempatnya pun luas, pengunjung bisa santey bebas berjam-jam. Dan yang namanya kedai kopi dimana-mana akan jadi basis berkumpulnya masyarakat untuk membicarakan segala hal termasuk politik, ekonomi, sosial, budaya, dan di sini dikemas dengan budaya rakyat,” demikian kata Imam Kadarisman Komisaris Pastrek, ketika ditemui disela-sela launching perdana Kopi Ra‘Jat, Minggu, di Ngamprah, Padalarang - Bandung Barat (21/2/2021).
Belakang Kedai yang nyaman untuk bersantai dan minum kopi (Foto: Asep GP) |
Ke depannya, kata Imam yang juga saat itu ditemani Chief Operation Officer Nugroho Adinegoro dan Chief Finance Officer Zakky Faisal, Kopi Ra’Jat ini akan ada di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Dan ini outlet pertama yang nantinya ada 2 kegiatan yang sifatnnya statis dan dinamis. Statis berupa kedai dan warung kopi sedangkan yang dinamis berupa motoris, berupa kedai dan dijual keliling menggunakan motor khusus yang sudah dimodifikasi mirip Harley Davidson dengan sespan. Bergerak dari satu tempat ke tempat lain, jadi gambarannya di mana ada halteu di situ ada Kedai Ra’Jat. Atau seperti bunyi tagline Kopi Ra’Jat yang unik dan menarik, “Dimana bumi dipijak disitu kopi diseduh”.
“Jadi kalau saya membuat strategi bisnis ibaratnya kalau Amerika membuat kopi starbucks, ini menjadi straling (starbucks keliling) dengan harapan ke depannya kita bisa buka di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat,” kata Imam serius.
Tempat yang alami untuk ngopi, bersama DTC Bandung (Foto: Asep GP) |
Imam juga menjelaskan di Kedai Kopi Ra’Jat yang buka tiap hari dari jam 8 pagi hingga 8 malam, menyediakan kopi murni yang diracik sendiri yang nanti ke depannya akan menampung kopi dari masyarakat yang dibinanya. Karena Imam juga aktif mengelola PADI (Padjadjaran Inisiatif), sebuah yayasan yang dikelola lulusan Unpad yang melakukan pendampingan-pendampingan baik dalam bidang peternakan, perikanan maupun pertanian.
Dan hasilnya, hulu-hilirnya bisa termanfaatkan dengan baik, nanti petani tidak hanya memproduksi kemudian menjual tetapi memproduksi, juga mengolah dan menjual.
Imam juga mendirikan PT. Padjadajaran Strategis Konsultan (Imam sebagai Komisaris), yang tujuannya adalah untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat di bangku kuliah seperti ekonomi, kemasyarakatan, dsb.
Kopi murah tapi tidak murahan (Foto: Asep GP) |
Nah Kedai Kopi Ra’jat ini pun kata Aan Supriatna, dikelola oleh PT. Padjadjaran Strategis Konsultan (Pastrek) yang merupakan bagian dari PADI (Padjadjaran Inisiatif), dan Aan sebagai Chief Executive Officernya. “Jadi kami membuat outlet Kedai Kopi Ra‘Jat ini untuk pengembangan produk pertanian rakyat, “ jelas Aan.
Selain itu, program lainnya ingin membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 agar bisa membeli kopi dengan harga terjangkau dan kedai yang dikelola jaringan komunitas anak-anak Unpad ini menjadi wadah untuk yang mau bekerja. Demikian kata Fitri Rahmawati Manajer Retail Kopi Ra‘Jat.
“Kopi kita harganya 5 ribu rupiah, kopi murah meriah tapi tidak murahan dengan cita rasa seperti di kafe-kafe hotel berbintang, dan di sini hanya untuk tempat ngopi dan ngemil jadi tidak ada makan, hanya menyediakan menu khas jajanan lokal buatan tetangga sebelah di sini, seperti Tahu Sumedang plus Leupeut, Goreng Ulen, Cireng, dan Pisang Goreng. Jadi di sini dijamin murah tapi tempatnya bisa untuk berdiskusi, cari ilmu, cari uang, merencanakan semua kebaikan, bebas,” terang Fitri hapal sekali, karena dia memang yang dipercaya pegang programmer Kopi Ra’Jat, untuk perencanaan program promosinya, pemasaran dan sistem yang akan diprogram di seluruh Indonesia.
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Kopi Ra'jat dengan Wange Coffee & Buffet (Foto: Asep GP) |
Saat soft opening sore itu, hadir beberapa perwakilan dari club motor seperti HOG Bandung, NMAC, Brotherhood dan Daihatsu Taruna (DTC) Bandung serta para pecinta kopi dan undangan lainnya.
Seperti Sambas Sutawijaya Wakil Presiden DPP Asosiasi Pengusaha Desa Indonesia (APEDI) yang hadir saat itu, sangat mengapresiasi dan menyambut baik gagasan Imam Kadarisman dan kawan-kawan lulusan Unpad ini. Dia berharap Kedai Kopi Ra’Jat tidak hanya ada di kawasan Ngamprah Padalarang, tapi tersebar di seluruh kota/kabupaten Jawa Barat
Karena Kedai Kopi Ra‘Jat menurut alumni Unla ini sangat unik dan langka, kopinya murah dan tempatnya nyaman untuk berkumpul, bersilaturahmi dan berdiskusi seharian untuk menemukan ide/gagasan bagi kemajuan daerahnya masing-masing dan yang terutama perlu dicatat bahan kopinya dari perekebunan rakyat, jadi membantu memajukan hasil pertanian rakyat di pedesaan.
“Mungkin kalau di Jakarta ada Kopi Johny punya Hotman Paris, kalau di sini Kopi Ra'Jat. Memang sekarang kopi menjadi primadona dimana-mana dan di Bandung siapa yang gak kenal jenis Kopi Malabar, Kopi Gunung Halu, Gunung Puntang, Gunung Tilu. Kopi Manglayang, atau produk-produk Kopi Aroma. Pokoknya sukses untuk semua, “pungkas pengusaha terah Menes Pandeglang Banten ini, sambil nyuruput kopi, nikmat sekali.
Begitu juga Erwin Dani Ismaya, perwakilan DTC (Daihatsu Taruna Club) Bandung menyambut baik hadirnya kedai Kopi Ra’Jat. “Ini positif sekali, bisa jadi tempat kita ngumpul, silaturahmi sambil ngopi bareng. Waduh kalau sudah tidak ada Covid bisa ratusan datang ke sini,” katanya serius.
Dari semua Daihatsu Taruna Club yang tersebar di seluruh Indonesia, memang chapter Bandung termasuk salahsatu membernya yang terbanyak, ada ratusan dan rutin melakukan kopdar, baksos juga kunjungan ke rumah-rumah member, terkenal dengan kekeluargaannya bukan terbatas hanya pada anggota. Erwin juga menyambut baik kalau ke depannya ada kerjasama dengan Kopi Ra’Jat.
Sementara itu Yogi Dwi Pradita bersama temannya Teni, penikmat kopi yang datang jauh-jauh dari Kiaracondong Bandung pun merasa nyaman duduk bersantai di ruangan bawah sambil menikmati kopinya. “Enak kopinya, enak tempatnya alami dengan harga yang ramah terjangkau untuk kalangan bawah,” Kata alumni Fisip HI Unpas 2009 ini sambil mengangkat gelas, lalu kembali menikmati kopinya, ditemani suara cihcir (serangga malam) dari kebun sebelah yang dipisahkan sungai yang masih bersih airnya, suasananya alami sekali. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment