Home
» Sosial Politik
» Kapolres Palas Mediasi Demonstran Mahasiwa dan Forkopinda dengan Buka Puasa Bersama
Tuesday, April 26, 2022
Aliansi Mahasiswa Jabar Bersatu menuju Gedung DPRD Jabar (foto : Asep GP) |
Sebagaimana diketahui demontrasi mahasiswa pada tanggal 11 April 2022 dilanjutkan 21 April 2022 merebak hampir ke seluruh pelosok negeri. Dan syukurlah selain kejadian Ade Armando dipukuli massa ketika mengikuti demo Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di depan Gedung DPR RI, Senayan Jakarta Pusat, Unras (Unjuk Rasa) mahasiswa pada bulan suci ramadhan ini secara keseluruhan aman terkendali. Ini tentu saja akibat adanya kesadaran dan saling pengertian antara demonstran mahasiswa dan para aparat yang bertugas mengamankan demo, berkah dari bulan suci.
Dari Bandung, seperti pantauan wartawan, demonstrasi mahasiswa yang digelar “Aliansi Mahasiwa Jabar Bersatu” di depan Gedung DPRD Jabar (11/4/2022), sangat kondusif. Malah rombongan mahasiswa yang datang bergelombang tersebut, kerap melantunkan salam, “Assalamu’ alaikum.....” terdengar santun dan menyejukan. Beberapa orang aparat keamanan tanpa senjata dari kepolisian pun terlihat santai di balik pagar kawat berduri standar NATO itu.Ya, walaupun ada kepulan asap dari arah demonstran mahasiswa di sebelah Timur, depan Gedung Sate, itu hanya bumbu Unras, tidak menimbulkan chaos dengan aparat.
Mereka menolak perpanjangan 3 periode jabatan presiden yang akan dibahas oleh DPR/MPR RI dalam amandemen ataupun UU. Menolak kenaikan Pajak PPN/PPH/PBB.
Menolak harga BBM yang merugikan rakyat. Menolak harga bahan pokok, dan Menolak relokasi APBN untuk pembangunan IKN (Ibukota Negara).
***
Yang menarik lagi, penanganan demonstrasi mahasiswa di Padang Lawas Sumatera Utara. Mahasiswa dan pihak Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) duduk bersama, berbuka puasa sambil membahas persoalan yang ada. Ya inilah inisiatif dari Kapolres Padang Lawas (Palas), AKBP Indra Yanitra Irawan, S.IK., M.Si.
Kapolres Palas Sumut, Indra Yanitra Irawan, sedang memediasi demonstran dan forkopinda sambil buka bersama |
Indra memediasi mahasiswa, masyarakat dan Forkopinda di Aula Mapolres Palas, dengan harapan aspirasi mahasiwa bisa langsung tersampaiakan tanpa berorasi di jalanan yang rawan menimbulkan kericuhan.
Menurut Kapolres yang dibesarkan di Brimob (terakhir Kaden Gegana Polda Banten), ini adalah bentuk perhatian terhadap masyarakat dan mahasiswa, generasi penerus bangsa. “Dengan buka puasa bersama ini diharapkan silaturahmi dan komunikasi antara mahaiswa/masyarakat dengan Forkopimda ini terjalin dengan baik, sehingga aksi orasi ke jalan di bulan suci ini tidak perlu dilakukan,” kata Indra, dalam siaran elektronik yang diterima redaksi.
Menurut Kapolres yang dibesarkan di Brimob (terakhir Kaden Gegana Polda Banten), ini adalah bentuk perhatian terhadap masyarakat dan mahasiswa, generasi penerus bangsa. “Dengan buka puasa bersama ini diharapkan silaturahmi dan komunikasi antara mahaiswa/masyarakat dengan Forkopimda ini terjalin dengan baik, sehingga aksi orasi ke jalan di bulan suci ini tidak perlu dilakukan,” kata Indra, dalam siaran elektronik yang diterima redaksi.
Kapolres yang pernah jadi Satgas Formed Police Unit (FPU) – misi perdamaian PBB di Darfur Sudan. Serta mengenyam pendidikan di China dan Thailand in pun menegaskan pihak Kepolisian tidak pernah melarang masyarakat dan mahasiswa berorasi turun ke jalan, karena kebebasan berpendapat dilindungi Undang-undang (Pasal 28 dan Pasal 28E ayat (3) UUD 45), apalagi sebelumnya sudah memberitahu dulu kepada pihak kepolisian.
“Kita tidak melarang menyampaikan pendapat di muka umum, tetapi agar aspirasi adik-adik mahasiswa bisa didengar langsung oleh para pejabat pemerintah, maka kita inisiatif mengundang buka puasa bersama ini,” katanya serius.
Silaturahmi kedua pihak adalah sebaik-baiknya cara menyampaikan aspirasi |
Masyarakat dan mahasiswa, kata Indra, harus bersatu dan menyatukan pendapat, sehingga setiap kendala bisa dicari solusinya tanpa harus turun ke jalan yang rawan menyebabkan gangguan kamtibmas di masa pandemi dan bisa mengotori bulan suci ini.
Usai buka puasa mahasiswa yang tergabung dalam “Cipayung Plus” (PMII, HMI, HIMMAH dan DEMA), membacakan pernyataan sikapnya di hadapan Ketua DPRD Palas. Berikut 5 tuntutannya :
- Meminta Presiden untuk mengkaji ulang Undang-Undang Ibu Kota Negara (IKN) karena hal itu akan berdampak pada lingkungan dan ekologi dan kesejahteraan warga.
- Mendesak pemerintah untuk menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di masyarakat dan menyelesaikan ketahanan pangan lainnya.
- Meminta pemerintah untuk mengusut tuntas para mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait.
- Meminta pemerintah untuk menstabilkan harga BBM.
- Menolak kenaikan PPN 11%.
Kapolres Palas Mediasi Demonstran Mahasiwa dan Forkopinda dengan Buka Puasa Bersama
Posted by
Tatarjabar.com on Tuesday, April 26, 2022
Aliansi Mahasiswa Jabar Bersatu menuju Gedung DPRD Jabar (foto : Asep GP) |
Sebagaimana diketahui demontrasi mahasiswa pada tanggal 11 April 2022 dilanjutkan 21 April 2022 merebak hampir ke seluruh pelosok negeri. Dan syukurlah selain kejadian Ade Armando dipukuli massa ketika mengikuti demo Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di depan Gedung DPR RI, Senayan Jakarta Pusat, Unras (Unjuk Rasa) mahasiswa pada bulan suci ramadhan ini secara keseluruhan aman terkendali. Ini tentu saja akibat adanya kesadaran dan saling pengertian antara demonstran mahasiswa dan para aparat yang bertugas mengamankan demo, berkah dari bulan suci.
Dari Bandung, seperti pantauan wartawan, demonstrasi mahasiswa yang digelar “Aliansi Mahasiwa Jabar Bersatu” di depan Gedung DPRD Jabar (11/4/2022), sangat kondusif. Malah rombongan mahasiswa yang datang bergelombang tersebut, kerap melantunkan salam, “Assalamu’ alaikum.....” terdengar santun dan menyejukan. Beberapa orang aparat keamanan tanpa senjata dari kepolisian pun terlihat santai di balik pagar kawat berduri standar NATO itu.Ya, walaupun ada kepulan asap dari arah demonstran mahasiswa di sebelah Timur, depan Gedung Sate, itu hanya bumbu Unras, tidak menimbulkan chaos dengan aparat.
Mereka menolak perpanjangan 3 periode jabatan presiden yang akan dibahas oleh DPR/MPR RI dalam amandemen ataupun UU. Menolak kenaikan Pajak PPN/PPH/PBB.
Menolak harga BBM yang merugikan rakyat. Menolak harga bahan pokok, dan Menolak relokasi APBN untuk pembangunan IKN (Ibukota Negara).
***
Yang menarik lagi, penanganan demonstrasi mahasiswa di Padang Lawas Sumatera Utara. Mahasiswa dan pihak Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) duduk bersama, berbuka puasa sambil membahas persoalan yang ada. Ya inilah inisiatif dari Kapolres Padang Lawas (Palas), AKBP Indra Yanitra Irawan, S.IK., M.Si.
Kapolres Palas Sumut, Indra Yanitra Irawan, sedang memediasi demonstran dan forkopinda sambil buka bersama |
Indra memediasi mahasiswa, masyarakat dan Forkopinda di Aula Mapolres Palas, dengan harapan aspirasi mahasiwa bisa langsung tersampaiakan tanpa berorasi di jalanan yang rawan menimbulkan kericuhan.
Menurut Kapolres yang dibesarkan di Brimob (terakhir Kaden Gegana Polda Banten), ini adalah bentuk perhatian terhadap masyarakat dan mahasiswa, generasi penerus bangsa. “Dengan buka puasa bersama ini diharapkan silaturahmi dan komunikasi antara mahaiswa/masyarakat dengan Forkopimda ini terjalin dengan baik, sehingga aksi orasi ke jalan di bulan suci ini tidak perlu dilakukan,” kata Indra, dalam siaran elektronik yang diterima redaksi.
Menurut Kapolres yang dibesarkan di Brimob (terakhir Kaden Gegana Polda Banten), ini adalah bentuk perhatian terhadap masyarakat dan mahasiswa, generasi penerus bangsa. “Dengan buka puasa bersama ini diharapkan silaturahmi dan komunikasi antara mahaiswa/masyarakat dengan Forkopimda ini terjalin dengan baik, sehingga aksi orasi ke jalan di bulan suci ini tidak perlu dilakukan,” kata Indra, dalam siaran elektronik yang diterima redaksi.
Kapolres yang pernah jadi Satgas Formed Police Unit (FPU) – misi perdamaian PBB di Darfur Sudan. Serta mengenyam pendidikan di China dan Thailand in pun menegaskan pihak Kepolisian tidak pernah melarang masyarakat dan mahasiswa berorasi turun ke jalan, karena kebebasan berpendapat dilindungi Undang-undang (Pasal 28 dan Pasal 28E ayat (3) UUD 45), apalagi sebelumnya sudah memberitahu dulu kepada pihak kepolisian.
“Kita tidak melarang menyampaikan pendapat di muka umum, tetapi agar aspirasi adik-adik mahasiswa bisa didengar langsung oleh para pejabat pemerintah, maka kita inisiatif mengundang buka puasa bersama ini,” katanya serius.
Silaturahmi kedua pihak adalah sebaik-baiknya cara menyampaikan aspirasi |
Masyarakat dan mahasiswa, kata Indra, harus bersatu dan menyatukan pendapat, sehingga setiap kendala bisa dicari solusinya tanpa harus turun ke jalan yang rawan menyebabkan gangguan kamtibmas di masa pandemi dan bisa mengotori bulan suci ini.
Usai buka puasa mahasiswa yang tergabung dalam “Cipayung Plus” (PMII, HMI, HIMMAH dan DEMA), membacakan pernyataan sikapnya di hadapan Ketua DPRD Palas. Berikut 5 tuntutannya :
- Meminta Presiden untuk mengkaji ulang Undang-Undang Ibu Kota Negara (IKN) karena hal itu akan berdampak pada lingkungan dan ekologi dan kesejahteraan warga.
- Mendesak pemerintah untuk menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di masyarakat dan menyelesaikan ketahanan pangan lainnya.
- Meminta pemerintah untuk mengusut tuntas para mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait.
- Meminta pemerintah untuk menstabilkan harga BBM.
- Menolak kenaikan PPN 11%.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment