Home
» Sosial Politik
» RUU Provinsi Jabar Hanya Bersifat Yuridis Penghambatan Atas Aspirasi Urang Sunda
Thursday, June 23, 2022
Tekad Para Nonoman Ngahijikeun (menyatukan) urang Sunda (foto Asep GP) |
Ratusan tokoh dan elemen masyarakat Se Tatar Sunda dari Beberapa Kabupaten Kota Se Jawa Barat, Banten dan Jakarta hadir di Museum Galeri Bahari Banuraja, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat pada Minggu, 19 Juni 2022 dalam rangka “Silaturahmi dan Halal Bihalal Idul Fitri 1433 H”. Kegiatan ini merupakan start awal kembali pelaksanaan Kongres Sunda 2022 yang selama 2 tahun tertunda pandemi Covid- 19.
Dalam audiensi Panitia Kongres Sunda 2022 dengan Gubernur Provinsi Jawa Barat Dr (Hc). M. Ridwan Kamil, ST, M.UD, pelaksanaan Kongres Sunda 2022 diusulkan oleh Gubernur dilakukan sebelum pertemuan G-20 15-16 November 2022, dan akhirnya direncanakan pada tanggal 27-28 Oktober 2022 bersamaan Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Gedung Merdeka Kota Bandung.
Doktor Nina Kurnia Hikmawati dan Prof. Keri Lestari yang dipercaya menjadi kolabolator Forum Sunda Ngahji oleh para Kasepuhan Sunda di acara pertemuan di rumah Dr (Hc) Dra. Hj. Popong Otje Djunjunan (28/2/2022), menyatakan dalam silaturahmi dan halal bihalal ini bukan hanya dihadiri oleh para inohong (tokoh) Sunda Jawa Barat saja tetapi juga tokoh-tokoh Se Tatar Sunda. Terlihat Hadir beserta rombongan Ketua KPK RI Pertama Irjen (Pol) Taufiqurahman Ruki, SH , Laksamana (Purn) Dr. Ir. Eden Gunawansyah serta beberapa tokoh Provinsi Banten lainnya, dari Betawi hadir Bunda Halimah Munawir Sastrawati yang menghasilkan banyak karya sastra, sementara dari Provinsi Jawa Barat tampak hadir tokoh-tokoh penting antara lain : Dr (Hc). Dra. Hj. Popong Otje Djunjunan, Dr (Hc). Tjetje Hidayat Padmadinata, Laksamana (Purn) Dr. Ade Supandi, SE, M.AP (Tuan Rumah), Jenderal (Purn) Budiman, Komjen (Purn) Nanan Sukarna,SH, Letjen (Purn) Yayat Sudrajat (Mantan KaBAIS), Mayjen (Purn) Iwan Ridwan Sulanjana, Prof. Dr. Didin S. Damanhuri dan Prof. Dr. Bibin Rubiadini (Bogor), Prof. Dr. Reiza Dienaputra, M. Jumhur Hidayat (Ketua SPSI), Cucu Sutara, SH, MH dan Agung Sutisno (KADIN Jawa Barat), Brigjen (purn) Ahmad Solihin (Ketua KONI Jawa Barat) UU Rukmana, Dindin S. Maolani, SH, Memet H. Hamdan, SH, Msc. Memed Akhmad Hakim, SH, Dr. Indra Perwira, Dr. Ferry Kurnia Rizkiansyah, Dr. Iwa Kusaeri, KH. Ayi Hambali, Dr Ijang Feisal (Ketua IPHI Jawa Barat), Dr. Undang Ahmad Dharsa (Filolog Sunda Unpad), Dr. Asep Tapip, ( Ketua AKSI), Asep Ruslan (Presiden Paguyuban Asep Dunia) Rd. Holil Aksan Umarzein (Waketum IPHI), Prof. Dr. Koesoemadinata, Prof. Dr. Endang Caturwati, serta anggota DPR/DPD RI Jawa Barat Dr. Sodik Mujahid, dan Mulyadi, MM dan Dra. Hj. Eni Sumarni, M.Kes. Silaturahmi yang dipandu komedian kenamaan Joe P Project ini semakin akrab dengan kehadiran Komjen (Purn) Dr. Drs. Mochamad Iriawan (Kang Iwan Bule SH,MM, MH) sebagai Ketua Umum PSSI dan juga Wakil Gubernur Jawa Barat H. Uu Ruzanul Ulum.
Ketua Kongres Sunda 2022 H. Avi Taufik Hidayat dengan melihat hadirnya para tokoh-tokoh senior, para pakar, tokoh perempuan, nonoman dan para pemangku kepentingan lainnya Se Tatar Sunda di acara tersebut, meyakin Kongres Sunda 2022 akan terlaksana dengan dukungan urang sunda yang lebih kuat dan absah, konsolidasi awal masyarakat Sunda sudah mulai benar-benar terjadi.
Sambutan Dari Tuan Rumah, Laksamana Ade Supandi, Sunda Kudu Ngahiji. (fotoAsep GP) |
"Urang Sunda mah kedah ngahiji (Masyarakat Sunda harus bersatu)," tegas Avi di sela-sela halal bihalal tersebut. Dengan cara itu, menurut dia, masyarakat Sunda pun bisa menginspirasi daerah lain untuk bersatu dalam naungan Indonesia. “Rencananya tokoh - tokoh suku bangsa dari Aceh sampai Papua akan diundang dalam pelaksanaan Kongres Sunda 2022, dan mudah- mudahan ini akan menginspirasi suku bangsa lainnya untuk melakukan konsolidasi di tengah situasi global dan nasional yang dinamikanya tinggi dan banyak menimbulkan ketidakmenentuan bahkan mengarah ke keadaan krisis,“ harapnya.
RUU Provinsi Sunda dan Pemekaran Jadi Bahasan
Dr. Indra Perwira, SH Pakar Hukum Tata Negara Universitas Pajajaran yang juga hadir, ikut menyoroti persoalan UU pembentukan Provinsi Jawa Barat yang baru, yang diajukan Badan Legislasi DPR RI, untuk mengganti Undang-Undang No 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat yang dinilai telah kadaluarsa. Ia sempat diundang badan legislasi DPR membahas Rancangan UU Jabar yang sedang digodok para wakil rakyat. Indra menilai, RUU itu hanya terkait aspek yuridis. Selain itu akan memasukan aspek cakupan wilayah pun sudah berubah.
Jika hanya membahas aspek-aspek tersebut, lanjutnya, untuk apa membuat Undang-undang. Ia juga menyatakan, nama Provinsi Jabar merupakan peninggalan dari Pemerintah Hindia Belanda, dan nama yang berasal dari Hindia Belanda West Java Provence, sementara nama yang dititipkan Bung Karno kepada RAA Wiranatakusumah yang kemudian menjadi Negara Pasundan Pro Republik adalah Pasundan, ujarnya. Negara Jawa Timur menjadi Provinsi Jawa Timur, kenapa Negara Pasundan menjadi Provinsi Jawa Barat, sangat a historis tandasnya.
Kang Tjetje Padmadinata (berkopeah songkok) diantara para inohong Sunda (foto Asep GP) |
Indra Perwira menginginkan RUU Provinsi Jawa Barat yang baru memberi ruang kepada aspirasi Urang Sunda dalam bidang sosial, kebudayaan, lingkungan hidup dan tata ruang seperti menambahkan soal masyarakat pembentuk karakter kebudayaan di Jawa Barat yaitu kultur Sunda, Cirebon, Betawi Melayu, Kebijakan pemekaran dapat dimasukan dalam RUU ini, serta Dalam rangka Pengembalian nama Provinsi Jawa Barat menjadi Pasundan atau Tatar Sunda sudah saja RUU ini menjadi RUU Provinsi Sunda, Tatar Sunda atau Pasundan, atau setidaknya dalam Aturan Penutup ada Ceteer Title (Penyebutan) bahwa Provinsi Jawa Barat juga adalah Provinsi Sunda, Tatar Sunda atau Pasundan.
Pernyataan Indra mendapat respon dari Dr. Sodik Mujahid, anggota DPRI RI dari komisi II. Ia meminta para tokoh Sunda/Jawa Barat mendorong usulan pergantian nama Provinsi tersebut ke DPR. Opsi pergantian nama, tuturnya, bisa dimasukkan dalam bagian karakteristik daerah RUU itu dan Bila ada masukan-masukan lainnya seharusnya para pemangku kepentingan di Jawa Barat melakukan dialog dan penyampaian aspirasi dan artikulasi politiknya kepada DPR RI.
Wakil Gubernur Jabar pun Hadir Menyambut baik Forum Sunda Ngahiji (Foto Asep GP) |
Mantan Ketua KPK Irjen (Purn) Taufiqurahman Ruki yang berbicara dalam campuran bahasa Sunda dan Banten mendukung persatuan Urang Sunda Se Tatar Sunda, bila kami tidak diaku sebagai urang sunda padahal sunda awal sejarahnya dari Banten, Selat Sunda akan kami usulkan diganti dengan Selat Banten, candanya. Kang Ruki mendukung apapun aspirasi masyarakat Sunda di wewengkon Jawa Barat, apapun aspirasinya termasuk soal mengganti nama menjadi Provinsi Sunda atau Tatar Sunda, “Kalau namanya jadi Pasundan mah nanti dianggap mau mendirikan negara,” katanya sambil tertawa.
Silaturahmi Se Tatar Sunda menurutnya harus dilanjutkan. “Dan bila Tahun 2023 ada silaturahmi besar urang Sunda, Banten, Betawi di Jakarta itu sesuatu yang positif dan harus dipersiapkan,” pungkasnya.
Sementara itu Dr. Nina Kurnia Hikmawati Sang Kolabolator ketika ditemui wartawan disela-sela kegiatan tersebut mengatakan, Forum Sunda Ngahiji memang sengaja mengadakan acara silaturahim dan halal bi halal khusus untuk urang Sunda Pituin (Urang Sunda Asli) yang sudah rindu bertemu, bersilaturahim.
Sebagai Kolabolator, Nina bersama Prof. Keri terus berusaha menyatukan para inohong (tokoh) Sunda, akademisi, para nonoman (generasi muda), organisasi kesundaan dalam sebuah wadah informal yang bernama “Forum Sunda Ngahiji”.
Museum Galeri Bahari Banuraja, Pangauban, Batujajar jadi saksi bersatunya Urang Sunda (foto Asep GP) |
Dan alhamdulilah katanya, ketika menggelar acara silaturahim dan halal bi halal di Museum Bahari milik Marsekal Ade Supandi di Batujajar banyak para inohong Sunda yang datang dari berbagai daerah dan lapisan. Dari mulai para akademisi, para jenderal, nonoman, organisasi kasundaan termasuk tokoh-tokoh kedaerahan dari mulai Banten, Sunda Kalapa (Jakarta) dan Sunda Caruban (Cirebon) hingga seluruh Priangan.
“Dengan ngahiji (bersatu) apapun bisa dilakukan. Mau jadi apa Sunda ini, mau dibawa kemana. Tadi kan para inohong mengatakan keinginannya banyak, banyak kasalempang (khawatir), termasuk ketakutan para nonoman akan kehilangan budaya Sunda, kemudian parpolnya juga pendapatnnya hilang. Pokoknya banyak sekali permasalahan.khususnya budaya, masalah krusial keberadaan Sunda. Dan semua permaslahan itu Insya Alloh bisa diselesaikan yang terpenting Sunda nya harus ngahiji (bersatu) dulu. Kalau kalau sudah ngahiji mah dengan persatuan segala sesuatu juga bisa diselesaikan, dan kita akan kuat,“ katanya pasti. (Rls/Asep GP)***
RUU Provinsi Jabar Hanya Bersifat Yuridis Penghambatan Atas Aspirasi Urang Sunda
Posted by
Tatarjabar.com on Thursday, June 23, 2022
Tekad Para Nonoman Ngahijikeun (menyatukan) urang Sunda (foto Asep GP) |
Ratusan tokoh dan elemen masyarakat Se Tatar Sunda dari Beberapa Kabupaten Kota Se Jawa Barat, Banten dan Jakarta hadir di Museum Galeri Bahari Banuraja, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat pada Minggu, 19 Juni 2022 dalam rangka “Silaturahmi dan Halal Bihalal Idul Fitri 1433 H”. Kegiatan ini merupakan start awal kembali pelaksanaan Kongres Sunda 2022 yang selama 2 tahun tertunda pandemi Covid- 19.
Dalam audiensi Panitia Kongres Sunda 2022 dengan Gubernur Provinsi Jawa Barat Dr (Hc). M. Ridwan Kamil, ST, M.UD, pelaksanaan Kongres Sunda 2022 diusulkan oleh Gubernur dilakukan sebelum pertemuan G-20 15-16 November 2022, dan akhirnya direncanakan pada tanggal 27-28 Oktober 2022 bersamaan Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Gedung Merdeka Kota Bandung.
Doktor Nina Kurnia Hikmawati dan Prof. Keri Lestari yang dipercaya menjadi kolabolator Forum Sunda Ngahji oleh para Kasepuhan Sunda di acara pertemuan di rumah Dr (Hc) Dra. Hj. Popong Otje Djunjunan (28/2/2022), menyatakan dalam silaturahmi dan halal bihalal ini bukan hanya dihadiri oleh para inohong (tokoh) Sunda Jawa Barat saja tetapi juga tokoh-tokoh Se Tatar Sunda. Terlihat Hadir beserta rombongan Ketua KPK RI Pertama Irjen (Pol) Taufiqurahman Ruki, SH , Laksamana (Purn) Dr. Ir. Eden Gunawansyah serta beberapa tokoh Provinsi Banten lainnya, dari Betawi hadir Bunda Halimah Munawir Sastrawati yang menghasilkan banyak karya sastra, sementara dari Provinsi Jawa Barat tampak hadir tokoh-tokoh penting antara lain : Dr (Hc). Dra. Hj. Popong Otje Djunjunan, Dr (Hc). Tjetje Hidayat Padmadinata, Laksamana (Purn) Dr. Ade Supandi, SE, M.AP (Tuan Rumah), Jenderal (Purn) Budiman, Komjen (Purn) Nanan Sukarna,SH, Letjen (Purn) Yayat Sudrajat (Mantan KaBAIS), Mayjen (Purn) Iwan Ridwan Sulanjana, Prof. Dr. Didin S. Damanhuri dan Prof. Dr. Bibin Rubiadini (Bogor), Prof. Dr. Reiza Dienaputra, M. Jumhur Hidayat (Ketua SPSI), Cucu Sutara, SH, MH dan Agung Sutisno (KADIN Jawa Barat), Brigjen (purn) Ahmad Solihin (Ketua KONI Jawa Barat) UU Rukmana, Dindin S. Maolani, SH, Memet H. Hamdan, SH, Msc. Memed Akhmad Hakim, SH, Dr. Indra Perwira, Dr. Ferry Kurnia Rizkiansyah, Dr. Iwa Kusaeri, KH. Ayi Hambali, Dr Ijang Feisal (Ketua IPHI Jawa Barat), Dr. Undang Ahmad Dharsa (Filolog Sunda Unpad), Dr. Asep Tapip, ( Ketua AKSI), Asep Ruslan (Presiden Paguyuban Asep Dunia) Rd. Holil Aksan Umarzein (Waketum IPHI), Prof. Dr. Koesoemadinata, Prof. Dr. Endang Caturwati, serta anggota DPR/DPD RI Jawa Barat Dr. Sodik Mujahid, dan Mulyadi, MM dan Dra. Hj. Eni Sumarni, M.Kes. Silaturahmi yang dipandu komedian kenamaan Joe P Project ini semakin akrab dengan kehadiran Komjen (Purn) Dr. Drs. Mochamad Iriawan (Kang Iwan Bule SH,MM, MH) sebagai Ketua Umum PSSI dan juga Wakil Gubernur Jawa Barat H. Uu Ruzanul Ulum.
Ketua Kongres Sunda 2022 H. Avi Taufik Hidayat dengan melihat hadirnya para tokoh-tokoh senior, para pakar, tokoh perempuan, nonoman dan para pemangku kepentingan lainnya Se Tatar Sunda di acara tersebut, meyakin Kongres Sunda 2022 akan terlaksana dengan dukungan urang sunda yang lebih kuat dan absah, konsolidasi awal masyarakat Sunda sudah mulai benar-benar terjadi.
Sambutan Dari Tuan Rumah, Laksamana Ade Supandi, Sunda Kudu Ngahiji. (fotoAsep GP) |
"Urang Sunda mah kedah ngahiji (Masyarakat Sunda harus bersatu)," tegas Avi di sela-sela halal bihalal tersebut. Dengan cara itu, menurut dia, masyarakat Sunda pun bisa menginspirasi daerah lain untuk bersatu dalam naungan Indonesia. “Rencananya tokoh - tokoh suku bangsa dari Aceh sampai Papua akan diundang dalam pelaksanaan Kongres Sunda 2022, dan mudah- mudahan ini akan menginspirasi suku bangsa lainnya untuk melakukan konsolidasi di tengah situasi global dan nasional yang dinamikanya tinggi dan banyak menimbulkan ketidakmenentuan bahkan mengarah ke keadaan krisis,“ harapnya.
RUU Provinsi Sunda dan Pemekaran Jadi Bahasan
Dr. Indra Perwira, SH Pakar Hukum Tata Negara Universitas Pajajaran yang juga hadir, ikut menyoroti persoalan UU pembentukan Provinsi Jawa Barat yang baru, yang diajukan Badan Legislasi DPR RI, untuk mengganti Undang-Undang No 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat yang dinilai telah kadaluarsa. Ia sempat diundang badan legislasi DPR membahas Rancangan UU Jabar yang sedang digodok para wakil rakyat. Indra menilai, RUU itu hanya terkait aspek yuridis. Selain itu akan memasukan aspek cakupan wilayah pun sudah berubah.
Jika hanya membahas aspek-aspek tersebut, lanjutnya, untuk apa membuat Undang-undang. Ia juga menyatakan, nama Provinsi Jabar merupakan peninggalan dari Pemerintah Hindia Belanda, dan nama yang berasal dari Hindia Belanda West Java Provence, sementara nama yang dititipkan Bung Karno kepada RAA Wiranatakusumah yang kemudian menjadi Negara Pasundan Pro Republik adalah Pasundan, ujarnya. Negara Jawa Timur menjadi Provinsi Jawa Timur, kenapa Negara Pasundan menjadi Provinsi Jawa Barat, sangat a historis tandasnya.
Kang Tjetje Padmadinata (berkopeah songkok) diantara para inohong Sunda (foto Asep GP) |
Indra Perwira menginginkan RUU Provinsi Jawa Barat yang baru memberi ruang kepada aspirasi Urang Sunda dalam bidang sosial, kebudayaan, lingkungan hidup dan tata ruang seperti menambahkan soal masyarakat pembentuk karakter kebudayaan di Jawa Barat yaitu kultur Sunda, Cirebon, Betawi Melayu, Kebijakan pemekaran dapat dimasukan dalam RUU ini, serta Dalam rangka Pengembalian nama Provinsi Jawa Barat menjadi Pasundan atau Tatar Sunda sudah saja RUU ini menjadi RUU Provinsi Sunda, Tatar Sunda atau Pasundan, atau setidaknya dalam Aturan Penutup ada Ceteer Title (Penyebutan) bahwa Provinsi Jawa Barat juga adalah Provinsi Sunda, Tatar Sunda atau Pasundan.
Pernyataan Indra mendapat respon dari Dr. Sodik Mujahid, anggota DPRI RI dari komisi II. Ia meminta para tokoh Sunda/Jawa Barat mendorong usulan pergantian nama Provinsi tersebut ke DPR. Opsi pergantian nama, tuturnya, bisa dimasukkan dalam bagian karakteristik daerah RUU itu dan Bila ada masukan-masukan lainnya seharusnya para pemangku kepentingan di Jawa Barat melakukan dialog dan penyampaian aspirasi dan artikulasi politiknya kepada DPR RI.
Wakil Gubernur Jabar pun Hadir Menyambut baik Forum Sunda Ngahiji (Foto Asep GP) |
Mantan Ketua KPK Irjen (Purn) Taufiqurahman Ruki yang berbicara dalam campuran bahasa Sunda dan Banten mendukung persatuan Urang Sunda Se Tatar Sunda, bila kami tidak diaku sebagai urang sunda padahal sunda awal sejarahnya dari Banten, Selat Sunda akan kami usulkan diganti dengan Selat Banten, candanya. Kang Ruki mendukung apapun aspirasi masyarakat Sunda di wewengkon Jawa Barat, apapun aspirasinya termasuk soal mengganti nama menjadi Provinsi Sunda atau Tatar Sunda, “Kalau namanya jadi Pasundan mah nanti dianggap mau mendirikan negara,” katanya sambil tertawa.
Silaturahmi Se Tatar Sunda menurutnya harus dilanjutkan. “Dan bila Tahun 2023 ada silaturahmi besar urang Sunda, Banten, Betawi di Jakarta itu sesuatu yang positif dan harus dipersiapkan,” pungkasnya.
Sementara itu Dr. Nina Kurnia Hikmawati Sang Kolabolator ketika ditemui wartawan disela-sela kegiatan tersebut mengatakan, Forum Sunda Ngahiji memang sengaja mengadakan acara silaturahim dan halal bi halal khusus untuk urang Sunda Pituin (Urang Sunda Asli) yang sudah rindu bertemu, bersilaturahim.
Sebagai Kolabolator, Nina bersama Prof. Keri terus berusaha menyatukan para inohong (tokoh) Sunda, akademisi, para nonoman (generasi muda), organisasi kesundaan dalam sebuah wadah informal yang bernama “Forum Sunda Ngahiji”.
Museum Galeri Bahari Banuraja, Pangauban, Batujajar jadi saksi bersatunya Urang Sunda (foto Asep GP) |
Dan alhamdulilah katanya, ketika menggelar acara silaturahim dan halal bi halal di Museum Bahari milik Marsekal Ade Supandi di Batujajar banyak para inohong Sunda yang datang dari berbagai daerah dan lapisan. Dari mulai para akademisi, para jenderal, nonoman, organisasi kasundaan termasuk tokoh-tokoh kedaerahan dari mulai Banten, Sunda Kalapa (Jakarta) dan Sunda Caruban (Cirebon) hingga seluruh Priangan.
“Dengan ngahiji (bersatu) apapun bisa dilakukan. Mau jadi apa Sunda ini, mau dibawa kemana. Tadi kan para inohong mengatakan keinginannya banyak, banyak kasalempang (khawatir), termasuk ketakutan para nonoman akan kehilangan budaya Sunda, kemudian parpolnya juga pendapatnnya hilang. Pokoknya banyak sekali permasalahan.khususnya budaya, masalah krusial keberadaan Sunda. Dan semua permaslahan itu Insya Alloh bisa diselesaikan yang terpenting Sunda nya harus ngahiji (bersatu) dulu. Kalau kalau sudah ngahiji mah dengan persatuan segala sesuatu juga bisa diselesaikan, dan kita akan kuat,“ katanya pasti. (Rls/Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment