Wednesday, September 14, 2022
Rektor ISBI Bandung Pinunjul, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen.,M.Hum (Foto Istimewa) |
Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum resmi menjadi Rektor ISBI Bandung meneruskan tongkat estafet kepemimpinan Prof. Dr. Een Herdiani, S.Sen., M.Hum, setelah dilantik Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A, Kamis (8/9/2022) di Graha Utama Gedung A lantai 3 Kemendikbudristek Jalan Jenderal Sudirman, Senayan –Jakarta.
Sebelumnya, dalam proses pemilihan Rektor ISBI Bandung, Retno lolos administrasi menjadi Balon (Bakal Calon) Rektor bersama 4 balon lainnya: Dr. Husen Hendriyana, S.Sn., M.Ds, Dr. Lilis Sumiati, S.sen., M.Sn, Dr. Sri Rustiyanti, S.Sen.,M.Sn, dan Dr.Tatang Abdullah, S.Sen.,M.Hum. Lalu dalam penyaringan selanjutnya Retno ditetapkan Senat Akademik menjadi menjadi Calon Rektor bersama Lilis Sumiati dan Sri Rustiyanti .
Setelah diajukan ke Kemendikbudristek dan menjalani tes, akhirnya Retno ditetapkan jadi Rektor ISBI Bandung Periode 2022-2026 dengan perolehan 20 suara dari total suara sah 28. Sedangkan Sri Rustiyanti mendapat 5 suara, dan Lilis Sumiati 3 suara.
Saat acara Press Conference, Jumat (9/9/2022) di Gedung Kesenian Sunan Ambu Kampus ISBI Jl. Buah Batu No. 212 Bandung, usai memaparkan Program Kerja yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, yaitu pengembangan Tridarma Perguruan Tinggi, SDM, Penambahan Prodi Baru. Juga Perluasan Lahan Kampus dan Infrastruktur Kebudayaan. Perubahan Status menjadi BLU dan Strategi Kebudayaan Dalam Upaya Pemajuan Kebudayaan, Rektor Retno menyoroti nilai-nilai budaya yang sudah mulai hilang, seperti rusaknya lingkungan hidup yang ia lihat di Garut belakangan ini, tiba-tiba 2 gunung hilang (ditugaran, atau beralih fungsi lahan) juga banjir bandang, jadi kata Retno konservasi lingkungan itu harusnya dijaga, alam adalah bagian dari hidup kita, kalau tidak maka akan berbalik menjadi bencana pada kita.
Dan sebagai seniwati yang peka dan peduli terhadap lingkungan dia berencana menyuarakan semua itu lewat seni, lewat pergelaran “Puseur Sancang Pangirutan” yang didalamnya mengandung pesan-pesan tentang pentingnya konservasi alam. Betapa rusaknya alam ini sudah menjadi keresahan banyak orang, tandasnya.
Adapun yang disebut Ketahanan Budaya, bagaimana cara kita beradaptasi terhadap kehidupan ini, “Apabila ada kesenian mau punah kita coba hidupkan kembali. ISBI juga menghidupkan kesenian Rudat di Cisompet dan Pameungpeuk Garut yang sudah 40 tahun punah, jadi kita kenalkan lagi hingga orang-orang yang sudah lupa terhadap kesenian ini pun terbuka lagi memorinya. Dan kita coba kembali gali lagi kebudayaan kita yang ternyata bernilai sangat luhur, kebudayaan kita itu luar biasa. Itu yang kita lakukan dan itu juga dilakukan oleh dosen-dosen lain, mungkin dengan frame sekarang,” demikian kata Rektor.
Retno pun bercerita, ketika ia dilantik Mendikbudristek memberikan pesan khusus kepadanya. Bahwa semua harus memberikan peluang pada perguruan tinggi untuk memberikan kebebasan pada mahasiswa dalam MBKM (Merdeka Belajar - Kampus Merdeka). “Jadi sekarang MBKM itu pilihan, tapi harus tetap jadi fokus yang luar biasa,” kata rektor.
***
Dalam kesempatan tersebut, di hadapan para wartawan Retno juga memaparkan proses kerja yang panjang yang ia tawarkan dalam pemilihan rektor.
Visinya : Berperan aktif melalui Pemajuan Kebudayaan melalui Tridarma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat). Menurutnya ISBI Bandung mendapat peluang yang besar dengan adanya UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. “Jadi pemajuan kebudayaan jalan mudah untuk menjadi sesuatu yang sangat luas, yang bisa menuntut ISBI Bandung untuk berkiprah jauh lebih depan. Jadi kalau dulu teknologi selalu nomor satu tapi ketika ada UU Pemajuan Kebudayaan kita jadi yang terdepan memberikan kontribusi pada masyarakat dan Negara,“ kata Retno.
Rektor ISBI Bandung Terpilih, Akademisi harus turun ke desa (Foto Asep GP) |
Misinya : Pertama melanjutkan Renstra ke-2. Jadi Fokus Renstra 2019-2024 yang telah dibuat rektor sebelumnya Prof. Een Herdiani, menurut Retno harus diteruskan karena bagaimanapun renstra merupakan titik pijak bagi ISBI untuk melangkah.
“Jadi tidak ada sesuatu yang baru. Kalau saya masuk jadi rektor di 2022 di saat ISBI Bandung memfokuskan diri pada “Centre of Creativity Based on Cultural Zone”, kita di tahun ini harus membuat wilayah-wilayah binaan tentang kebudayaan, di Bandung, Garut Selatan, Sukabumi, Cirebon, Depok, Cimahi, banyak titik-titik yang sudah kita lakukan untuk membuat culture zone.”
Kemudian 2023 “Centre of Creativity Based On Empowering Cultural Zone”: Tahun 2023 harus menjadi fokus bahwa wiayah binaan ISBI Bandung, pemberdayaan masyarakatnya harus dilakukan dengan 5 wilayah di Jabar, Priangan, Pakaleran (Pantura) Melayu (Depok, Bekasi, Kab. Bogor), Pakidulan dari mulai Pangandaran hingga Ciletuh, Ujung Genteng - Sukabumi Selatan.
Terakhir Cirebon - Ciayumajakuning (Cirebon-Indramayu, Majalengka, Kuningan). Dari sana terlihat bahwa kekuatan Jabar untuk pemajuan kebudayaan itu luar biasa. Sebenarnya kata Retno ia di 2021 sudah membuat program kerja seperti ini. Ketika ia bergerak di lapangan (Garut Selatan) ia melihat kenyataan potensi dari satu desa saja kalau dilihat dari OPK (Objek Pemajuan kebudayaan), itu satu desa punya 65 OPK, Jadi bisa dibayangkan kalau seluruh desa di Jabar, itu luar biasa. Apalagi kalau ke depan ada 8400 desa seluruh Indonesia. Jadi kalau kita bisa bergerak sekarang di 83 ribuan desa seluruh Indonesia berarti kita memberikan kontribusi luar biasa. Jadi sekarang model-modelnya sudah mulai dibuat dan model itu secara embrio akan bisa disebarkan ke setiap daerah,“ kata Retno optimis.
Misi selanjutna Mendukung Program Kebudayaan. ISBI sebagai perguruan tinggi negeri tidak bisa tidak harus mengikuti program Kemendikbudristek MBKM, ini kata Retno, program Mas Menteri (sapaan akrab Nadiem Makarim) yang luar biasa diantara program-program yang ditawarkan. Mahasiswa sekarang sangat terbuka untuk memberikan potensi minat dan bakatnya di bidang-bidang tertentu.
Penambahan Prodi (jurusan) Baru - pun kata Retno, menjadi sebuah keniscayaan. Karena ketika dari ASTI Berubah menjadi ISBI, prodi yang paling banyak adalah Prodi Seni sedangkan Prodi Budaya hanya satu Antropologi Budaya, sedangkan kebutuhan di luar itu sangat luar biasa untuk pengembangan budaya ini. Jadi akan ada penambahan prodi baru di ISBI, prodi yang dicanangkan pertama Pariwisata, dan Manajemen Seni. Jadi hal-hal yang di luar kesenian tapi melingkupi bidang ilmu seni akan dikembangkan.
Kemudian akan akan dicoba juga Pendidikan Dasar Seni untuk PAUD, karena dari sanalah dasar infrastruktur itu dibangun. “Jadi kita coba hal ini, karena alumni-alumi kita pun sebetulnya bisa mengajar dan jagoan, hanya belum punya dasar pendidikan saja. Jadi secara administratif kurang dilakukan dengan baik tapi secara praktisi itu sangat baik dan potensinya sangat diterima. Jadi nantinya ini teman-teman alumni yang punya potensi untuk mengajar pun mendapat tempat dan sertifikat yang layak untuk pengajaran dan pendidikan,“k ata Retno pasti.
Tata Kelola menuju BLU (Badan Layanan Umum). Ini pun sebuah keniscayaan ketika RUU Sisdiknas mengharuskan semua perguruan tinggi harus berbadan hukum sementara ISBI masih Satuan Kerja, ISBI akan dinaikan satu tingkat lebih tinggi ke BLU, karena untuk menuju PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum) sulit sekali.Kalau BLU dicanangkan ISBI minimal bisa leluasa bergerak mengelola secara mandiri. Kalau Satker itu semuanya harus tergantung pemerintah.
Adapun motto Kerja ISBI sekarang Ensamble dan Kolaboratif menuju ISBI Unggul dalam Pemajuan Kebudayaan. “Kerja ensambel itu kerja yang saling menjaga karena tidak ada satupun yang tidak penting, satu sakit semua sakit. Semua harus mendukung program ISBI dan kolaborasi bahwa ISBI Bandung itu tidak bisa bergerak sendiri. ISBI harus mendapat bantuan dari stakeholder manapun untuk membangun dirinya termasuk dari temen-temen media. Karena menurut Pentahelix kita harus bersinergi dari mulai akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media. Jadi bantuan dari teman media sangat kita harapkan,“ kata Retno serius.
Singkatnya di Program Pengembangan Tahun Pertama – ISBI akan meningkatkan Tridarma Perguruan Tinggi, kemudian meningkatkna SDM - penambahan Prodi baru, perluasan lahan, dan infrastruktur kebudayaan.
Semuanya nanti dilakukan dengan berorientasi pada Pemanjuan Kebudayaan, fokusnya dengan melakukan MBKM. Kenapa Pemajuan kebudayaan menjadi sesuatu yang pasti karena ISBI Bandung sudah punya basicnya - embrionya. Sudah punya vilar Konservasi-rekonstruksi – revitalisasi-inovasi. Jadi ketika kita punya vilar ini, punya wadah untuk Pemajuan Kebudayaan.
Tahun Kedua bagi BLU ada 11 standar yang dibuat menuju BLU dan setelah dipelajari secara analogis Retno optimis di tahun kedua menjabat bisa membawa ISBI menjadi BLU. Jadi katanya kalau nilai standar BLU itu minimal 30, tahun kemarin aja ISBI sudah 31,5 dan akan ditingkatkan lagi jadi 35-58 untuk standar BLU.
Ketiga, Strategi Kebudayaan – ini adalah upaya ISBI untuk meningkatkan Pemajuan Kebudayaan secara strategi kebudayaan, yaitu pertama: perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan. Jadi kata Retno, ISBI yakin betul dengan potensinya bisa mengaplikasikan Pemajuan Kebudayaan, dan di Tahun Keempat, ISBI Bandung menjadi Centre of Cultural Resillience. “Jadi kita berharap Insya Alloh di tahun ke 4 ISBI Bandung menjadi Pusat Ketahanan Budaya,“ katanya pasti.
Rektor juga berharap, para akademisi seni harus turun ke desa, karena mereka tak tahu potensi budaya daerahnya sangat luar biasa. Orang Desa menganggap budaya mereka yang adiluhung itu biasa-biasa saja. “Padahal ada banyak potensi desa dari mulai kuliner, teknologi, hingga ke ritual apapun dari objek Pemajuan Kebudayaan saya kira akan jadi sesuatu yang luar biasa. Saya harap ke depan Pemajuan Kebudayaan betul-betul menjadi potensi kita, daya tarik kita yang tidak dimiliki Negara lain,“ pungkas rektor, sambil tak lupa menghaturkan terima kasih kepada yang telah memberi karangan bunga.
***
Sementara itu, Prof. Een Herdiani Rektor Periode 2014-2022 menyatakan rasa bahagianya karena sudah menjalankan tugas selama dua periode dengan segala tantangannya. Een mengaku tidak bisa memenuhi semua keinginan tapi harapan yang sudah dibangun bersama pimpinan lainnya setahap demi setahap bisa terwujudkan.
“Semua halangan bisa dihadapi dengan kerjasama yang solid seluruh civitas akademika ISBI Bandung dari mulai pimpinan hingga karyawan, sehingga semua dapat berjalan. Kelemahan tentu saja selalu ada tapi kita bisa saling menutupi kelemahan-kelemahan itu, sehingga kita bisa melaksanakan 2 periode,” katanya.
Namun Een pun mengakui, belum banyak yang bisa terwujudkan dan menaruh harapan ke rektor yang baru dan jajarannya untuk menindaklanjuti program-program yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Een juga menilai pemaparan rencana kerja rektor baru sangat berkaitan sesuai Rencana Induk Pengembangan (RIP) 2015-2035 dan berharap semua rencana kerja rektor baru bisa terwujudkan.
Diapun memberikan catatan penting agar kampus 2 di Cikamuning Kabupaten Bandung Barat tahun 2023 sudah mulai digarap dengan terlebih dahulu menghadap gubernur presentasi dan memberikan proposal. Yang lainnya MBKM sudah dilaksanakan dan berharap tahun depan ada salahsatu prodi yang mendapatkan akreditasi Internasional.
Untuk itu harapannya harus ada kolaborasi, kebersamaan – Ensambel (kelompok pemain musik/penyanyi yang bermain bersama secara tetap). Ibarat bermain Gamelan kalau ada salahsatu Nayaga tidak beraturan, maka akan terdengar tidak harmonis. Juga Een berharap ke depan Manajemen ISBI Bandung ditingkatkan, untuk karyawan harus ditempatkan sesuai kompetensinya, pungkasnya sambil tak lupa berterima kasih kepada wartawan yang sudah meliput selama ini. “Tanpa media ISBI Bandung tidak ada apa-apanya”, katanya.
Acara jumpa pers ini juga dimeriahkan dengan penampilan Monolog Irma Maulani dari Studi Teater ISBI Bandung Semester 7, yang diiringi biola Farhan dari Prodi Karawitan. Membawakan judul “Balada Sumarah” karya Tentrem Lestari. Cerita tentang TKW yang dihukum mati karena membunuh majikannya yang mau memperkosa ini mendapat Pinunjul Pertama dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional 2020. Kata Iman Soleh dosen Studi Teater ISBI Bandung, Irma, mahasiswa bimbingannya itu pandai baca puisi dan monolog karena semester 5 ada kelas monolog dan para mahasiswa harus memilih naskah sesuai keadaan zaman. (Asep GP)***
Dr. Retno Kini Jadi Rektor ISBI Bandung Periode 2022-2026
Posted by
Tatarjabar.com on Wednesday, September 14, 2022
Rektor ISBI Bandung Pinunjul, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen.,M.Hum (Foto Istimewa) |
Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum resmi menjadi Rektor ISBI Bandung meneruskan tongkat estafet kepemimpinan Prof. Dr. Een Herdiani, S.Sen., M.Hum, setelah dilantik Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A, Kamis (8/9/2022) di Graha Utama Gedung A lantai 3 Kemendikbudristek Jalan Jenderal Sudirman, Senayan –Jakarta.
Sebelumnya, dalam proses pemilihan Rektor ISBI Bandung, Retno lolos administrasi menjadi Balon (Bakal Calon) Rektor bersama 4 balon lainnya: Dr. Husen Hendriyana, S.Sn., M.Ds, Dr. Lilis Sumiati, S.sen., M.Sn, Dr. Sri Rustiyanti, S.Sen.,M.Sn, dan Dr.Tatang Abdullah, S.Sen.,M.Hum. Lalu dalam penyaringan selanjutnya Retno ditetapkan Senat Akademik menjadi menjadi Calon Rektor bersama Lilis Sumiati dan Sri Rustiyanti .
Setelah diajukan ke Kemendikbudristek dan menjalani tes, akhirnya Retno ditetapkan jadi Rektor ISBI Bandung Periode 2022-2026 dengan perolehan 20 suara dari total suara sah 28. Sedangkan Sri Rustiyanti mendapat 5 suara, dan Lilis Sumiati 3 suara.
Saat acara Press Conference, Jumat (9/9/2022) di Gedung Kesenian Sunan Ambu Kampus ISBI Jl. Buah Batu No. 212 Bandung, usai memaparkan Program Kerja yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, yaitu pengembangan Tridarma Perguruan Tinggi, SDM, Penambahan Prodi Baru. Juga Perluasan Lahan Kampus dan Infrastruktur Kebudayaan. Perubahan Status menjadi BLU dan Strategi Kebudayaan Dalam Upaya Pemajuan Kebudayaan, Rektor Retno menyoroti nilai-nilai budaya yang sudah mulai hilang, seperti rusaknya lingkungan hidup yang ia lihat di Garut belakangan ini, tiba-tiba 2 gunung hilang (ditugaran, atau beralih fungsi lahan) juga banjir bandang, jadi kata Retno konservasi lingkungan itu harusnya dijaga, alam adalah bagian dari hidup kita, kalau tidak maka akan berbalik menjadi bencana pada kita.
Dan sebagai seniwati yang peka dan peduli terhadap lingkungan dia berencana menyuarakan semua itu lewat seni, lewat pergelaran “Puseur Sancang Pangirutan” yang didalamnya mengandung pesan-pesan tentang pentingnya konservasi alam. Betapa rusaknya alam ini sudah menjadi keresahan banyak orang, tandasnya.
Adapun yang disebut Ketahanan Budaya, bagaimana cara kita beradaptasi terhadap kehidupan ini, “Apabila ada kesenian mau punah kita coba hidupkan kembali. ISBI juga menghidupkan kesenian Rudat di Cisompet dan Pameungpeuk Garut yang sudah 40 tahun punah, jadi kita kenalkan lagi hingga orang-orang yang sudah lupa terhadap kesenian ini pun terbuka lagi memorinya. Dan kita coba kembali gali lagi kebudayaan kita yang ternyata bernilai sangat luhur, kebudayaan kita itu luar biasa. Itu yang kita lakukan dan itu juga dilakukan oleh dosen-dosen lain, mungkin dengan frame sekarang,” demikian kata Rektor.
Retno pun bercerita, ketika ia dilantik Mendikbudristek memberikan pesan khusus kepadanya. Bahwa semua harus memberikan peluang pada perguruan tinggi untuk memberikan kebebasan pada mahasiswa dalam MBKM (Merdeka Belajar - Kampus Merdeka). “Jadi sekarang MBKM itu pilihan, tapi harus tetap jadi fokus yang luar biasa,” kata rektor.
***
Dalam kesempatan tersebut, di hadapan para wartawan Retno juga memaparkan proses kerja yang panjang yang ia tawarkan dalam pemilihan rektor.
Visinya : Berperan aktif melalui Pemajuan Kebudayaan melalui Tridarma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat). Menurutnya ISBI Bandung mendapat peluang yang besar dengan adanya UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. “Jadi pemajuan kebudayaan jalan mudah untuk menjadi sesuatu yang sangat luas, yang bisa menuntut ISBI Bandung untuk berkiprah jauh lebih depan. Jadi kalau dulu teknologi selalu nomor satu tapi ketika ada UU Pemajuan Kebudayaan kita jadi yang terdepan memberikan kontribusi pada masyarakat dan Negara,“ kata Retno.
Rektor ISBI Bandung Terpilih, Akademisi harus turun ke desa (Foto Asep GP) |
Misinya : Pertama melanjutkan Renstra ke-2. Jadi Fokus Renstra 2019-2024 yang telah dibuat rektor sebelumnya Prof. Een Herdiani, menurut Retno harus diteruskan karena bagaimanapun renstra merupakan titik pijak bagi ISBI untuk melangkah.
“Jadi tidak ada sesuatu yang baru. Kalau saya masuk jadi rektor di 2022 di saat ISBI Bandung memfokuskan diri pada “Centre of Creativity Based on Cultural Zone”, kita di tahun ini harus membuat wilayah-wilayah binaan tentang kebudayaan, di Bandung, Garut Selatan, Sukabumi, Cirebon, Depok, Cimahi, banyak titik-titik yang sudah kita lakukan untuk membuat culture zone.”
Kemudian 2023 “Centre of Creativity Based On Empowering Cultural Zone”: Tahun 2023 harus menjadi fokus bahwa wiayah binaan ISBI Bandung, pemberdayaan masyarakatnya harus dilakukan dengan 5 wilayah di Jabar, Priangan, Pakaleran (Pantura) Melayu (Depok, Bekasi, Kab. Bogor), Pakidulan dari mulai Pangandaran hingga Ciletuh, Ujung Genteng - Sukabumi Selatan.
Terakhir Cirebon - Ciayumajakuning (Cirebon-Indramayu, Majalengka, Kuningan). Dari sana terlihat bahwa kekuatan Jabar untuk pemajuan kebudayaan itu luar biasa. Sebenarnya kata Retno ia di 2021 sudah membuat program kerja seperti ini. Ketika ia bergerak di lapangan (Garut Selatan) ia melihat kenyataan potensi dari satu desa saja kalau dilihat dari OPK (Objek Pemajuan kebudayaan), itu satu desa punya 65 OPK, Jadi bisa dibayangkan kalau seluruh desa di Jabar, itu luar biasa. Apalagi kalau ke depan ada 8400 desa seluruh Indonesia. Jadi kalau kita bisa bergerak sekarang di 83 ribuan desa seluruh Indonesia berarti kita memberikan kontribusi luar biasa. Jadi sekarang model-modelnya sudah mulai dibuat dan model itu secara embrio akan bisa disebarkan ke setiap daerah,“ kata Retno optimis.
Misi selanjutna Mendukung Program Kebudayaan. ISBI sebagai perguruan tinggi negeri tidak bisa tidak harus mengikuti program Kemendikbudristek MBKM, ini kata Retno, program Mas Menteri (sapaan akrab Nadiem Makarim) yang luar biasa diantara program-program yang ditawarkan. Mahasiswa sekarang sangat terbuka untuk memberikan potensi minat dan bakatnya di bidang-bidang tertentu.
Penambahan Prodi (jurusan) Baru - pun kata Retno, menjadi sebuah keniscayaan. Karena ketika dari ASTI Berubah menjadi ISBI, prodi yang paling banyak adalah Prodi Seni sedangkan Prodi Budaya hanya satu Antropologi Budaya, sedangkan kebutuhan di luar itu sangat luar biasa untuk pengembangan budaya ini. Jadi akan ada penambahan prodi baru di ISBI, prodi yang dicanangkan pertama Pariwisata, dan Manajemen Seni. Jadi hal-hal yang di luar kesenian tapi melingkupi bidang ilmu seni akan dikembangkan.
Kemudian akan akan dicoba juga Pendidikan Dasar Seni untuk PAUD, karena dari sanalah dasar infrastruktur itu dibangun. “Jadi kita coba hal ini, karena alumni-alumi kita pun sebetulnya bisa mengajar dan jagoan, hanya belum punya dasar pendidikan saja. Jadi secara administratif kurang dilakukan dengan baik tapi secara praktisi itu sangat baik dan potensinya sangat diterima. Jadi nantinya ini teman-teman alumni yang punya potensi untuk mengajar pun mendapat tempat dan sertifikat yang layak untuk pengajaran dan pendidikan,“k ata Retno pasti.
Tata Kelola menuju BLU (Badan Layanan Umum). Ini pun sebuah keniscayaan ketika RUU Sisdiknas mengharuskan semua perguruan tinggi harus berbadan hukum sementara ISBI masih Satuan Kerja, ISBI akan dinaikan satu tingkat lebih tinggi ke BLU, karena untuk menuju PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum) sulit sekali.Kalau BLU dicanangkan ISBI minimal bisa leluasa bergerak mengelola secara mandiri. Kalau Satker itu semuanya harus tergantung pemerintah.
Adapun motto Kerja ISBI sekarang Ensamble dan Kolaboratif menuju ISBI Unggul dalam Pemajuan Kebudayaan. “Kerja ensambel itu kerja yang saling menjaga karena tidak ada satupun yang tidak penting, satu sakit semua sakit. Semua harus mendukung program ISBI dan kolaborasi bahwa ISBI Bandung itu tidak bisa bergerak sendiri. ISBI harus mendapat bantuan dari stakeholder manapun untuk membangun dirinya termasuk dari temen-temen media. Karena menurut Pentahelix kita harus bersinergi dari mulai akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media. Jadi bantuan dari teman media sangat kita harapkan,“ kata Retno serius.
Singkatnya di Program Pengembangan Tahun Pertama – ISBI akan meningkatkan Tridarma Perguruan Tinggi, kemudian meningkatkna SDM - penambahan Prodi baru, perluasan lahan, dan infrastruktur kebudayaan.
Semuanya nanti dilakukan dengan berorientasi pada Pemanjuan Kebudayaan, fokusnya dengan melakukan MBKM. Kenapa Pemajuan kebudayaan menjadi sesuatu yang pasti karena ISBI Bandung sudah punya basicnya - embrionya. Sudah punya vilar Konservasi-rekonstruksi – revitalisasi-inovasi. Jadi ketika kita punya vilar ini, punya wadah untuk Pemajuan Kebudayaan.
Tahun Kedua bagi BLU ada 11 standar yang dibuat menuju BLU dan setelah dipelajari secara analogis Retno optimis di tahun kedua menjabat bisa membawa ISBI menjadi BLU. Jadi katanya kalau nilai standar BLU itu minimal 30, tahun kemarin aja ISBI sudah 31,5 dan akan ditingkatkan lagi jadi 35-58 untuk standar BLU.
Ketiga, Strategi Kebudayaan – ini adalah upaya ISBI untuk meningkatkan Pemajuan Kebudayaan secara strategi kebudayaan, yaitu pertama: perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan. Jadi kata Retno, ISBI yakin betul dengan potensinya bisa mengaplikasikan Pemajuan Kebudayaan, dan di Tahun Keempat, ISBI Bandung menjadi Centre of Cultural Resillience. “Jadi kita berharap Insya Alloh di tahun ke 4 ISBI Bandung menjadi Pusat Ketahanan Budaya,“ katanya pasti.
Rektor juga berharap, para akademisi seni harus turun ke desa, karena mereka tak tahu potensi budaya daerahnya sangat luar biasa. Orang Desa menganggap budaya mereka yang adiluhung itu biasa-biasa saja. “Padahal ada banyak potensi desa dari mulai kuliner, teknologi, hingga ke ritual apapun dari objek Pemajuan Kebudayaan saya kira akan jadi sesuatu yang luar biasa. Saya harap ke depan Pemajuan Kebudayaan betul-betul menjadi potensi kita, daya tarik kita yang tidak dimiliki Negara lain,“ pungkas rektor, sambil tak lupa menghaturkan terima kasih kepada yang telah memberi karangan bunga.
***
Sementara itu, Prof. Een Herdiani Rektor Periode 2014-2022 menyatakan rasa bahagianya karena sudah menjalankan tugas selama dua periode dengan segala tantangannya. Een mengaku tidak bisa memenuhi semua keinginan tapi harapan yang sudah dibangun bersama pimpinan lainnya setahap demi setahap bisa terwujudkan.
“Semua halangan bisa dihadapi dengan kerjasama yang solid seluruh civitas akademika ISBI Bandung dari mulai pimpinan hingga karyawan, sehingga semua dapat berjalan. Kelemahan tentu saja selalu ada tapi kita bisa saling menutupi kelemahan-kelemahan itu, sehingga kita bisa melaksanakan 2 periode,” katanya.
Namun Een pun mengakui, belum banyak yang bisa terwujudkan dan menaruh harapan ke rektor yang baru dan jajarannya untuk menindaklanjuti program-program yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Een juga menilai pemaparan rencana kerja rektor baru sangat berkaitan sesuai Rencana Induk Pengembangan (RIP) 2015-2035 dan berharap semua rencana kerja rektor baru bisa terwujudkan.
Diapun memberikan catatan penting agar kampus 2 di Cikamuning Kabupaten Bandung Barat tahun 2023 sudah mulai digarap dengan terlebih dahulu menghadap gubernur presentasi dan memberikan proposal. Yang lainnya MBKM sudah dilaksanakan dan berharap tahun depan ada salahsatu prodi yang mendapatkan akreditasi Internasional.
Untuk itu harapannya harus ada kolaborasi, kebersamaan – Ensambel (kelompok pemain musik/penyanyi yang bermain bersama secara tetap). Ibarat bermain Gamelan kalau ada salahsatu Nayaga tidak beraturan, maka akan terdengar tidak harmonis. Juga Een berharap ke depan Manajemen ISBI Bandung ditingkatkan, untuk karyawan harus ditempatkan sesuai kompetensinya, pungkasnya sambil tak lupa berterima kasih kepada wartawan yang sudah meliput selama ini. “Tanpa media ISBI Bandung tidak ada apa-apanya”, katanya.
Acara jumpa pers ini juga dimeriahkan dengan penampilan Monolog Irma Maulani dari Studi Teater ISBI Bandung Semester 7, yang diiringi biola Farhan dari Prodi Karawitan. Membawakan judul “Balada Sumarah” karya Tentrem Lestari. Cerita tentang TKW yang dihukum mati karena membunuh majikannya yang mau memperkosa ini mendapat Pinunjul Pertama dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional 2020. Kata Iman Soleh dosen Studi Teater ISBI Bandung, Irma, mahasiswa bimbingannya itu pandai baca puisi dan monolog karena semester 5 ada kelas monolog dan para mahasiswa harus memilih naskah sesuai keadaan zaman. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment