Sunday, November 20, 2022
Kepala BPK Wilayah IX Jumhari (Tengah) bersama komposer Yadi Mulyadi dan Adjie Ahmad ketika memberi keterangan pers (foto Asep GP) |
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX pada hari Jumat (18/11/2022), menggelar Pertunjukan Angklung Khatulistiwa (AKHU) dengan tema “The Sound of Indonesia”, di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Jl. Bukit Dago Selatan No. 53 A, Coblong, Kota Bandung.
Kegiatan dalam rangka memperingati “Hari Angklung Dunia” pada tanggal 16 November ini, menampilkan materi musik berupa karya-karya aransemen lagu daerah nusantara dikemas rapi oleh para sutradara, arranger dan komposer terpilih, yang dimainkan oleh beberapa komunitas angklung/sanggar angklung terpilih yang berdomisili di Jawa Barat.
Festival Pertunjukan Angklung Nation 16 November 2022, merupakan satu kegiatan bukti nyata BPK (Balai Pelestarian Kebudayaan) dalam merealisasikan pengembangan kesenian angklung di Indonesia, dimana angklung merupakan satu kesenian asal Jawa Barat - Indonesia yang telah diakui UNESCO 22 tahun silam.
Sekitar 450 orang apresiator hadir di pertunjukan angklung ini. Ada yang berbeda dari pertunjukan angklung kali ini, karena banyak sekali penampil seperti dari Angklung Sora, Raya Pro, Sunda Sawawa, Panda Gumiwang dan Ensemble Insan Sejahtera Sumedang. Dengan Composer/Arranger/Conductor: Yadi Mulyadi, Vidy Sepdianz, Ady Lukito, Whayan, Ferdin, Abdul Fattah.
Selain itu ada juga penampilan spesial dari Mang Ayi Beluk, Dance Acrobatik, Fire Dance, Flying One, Traditional dance, juga menampilkan guest star Adjie Ahmad (Vocalis Dygta) dan Neng Dila.
Konseptor dan Komposer Angklung Yadi Mulyadi menungkapkan, kegiatan yang digelar kedua kalinya tersebut untuk mengenalkan identitas bangsa melalui angklung.
”Pertunjukan ini untuk mengangkat nilai-nilai kebudayaan Seni tradisi Indonesia juga untuk menguatkan kolaborasi dengan kesenian lainnya pada generasi muda,” ungkap Yadi ketika memberi keterangan pers kepada parfa wartawan di lobby Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat.
Yadi berharap ada Komposer angklung yang mencipta lagu berdasarkan karakter musik angklung sendiri, sebab saat ini masih banyak seni angklung mengcover lagu yang sudah dikenal. Dan itu akan ia coba di pertunjukan sekarang mengkolaborasikannya dengan musisi Adjie Ahmad dan vokalis Dygta Band.
Yadi juga menerangkan, pertunjukan festival Musik “Angklung Khatulistiwa” intinya merupakan pertunjukan musik orkestra angklung yang berkolaborasi dengan jenis musik, atraksi dan tarian Nusantara yang merupakan idenya.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jumhari, S.S.,M.Hum mengatakan, pihaknya berperan sebagai fasilitator bagi pengembang seni budaya, yang mempunyai misi dan inovasi, dan keinginan untuk menampilkan pertunjukan budaya di area objek wisata di Jawa Barat, harus dapat menjadi acuan kedepan.
"Kita ingin angklung tidak hanya sebagai identitas, tetapi sebagai inspirasi generasi muda. Saya kira semakin banyak yang peduli terhadap angklung sebagai warisan tak benda dunia, salah satu buktinya ketika G20 di Bali kemarin, pertunjukan angklung mendapat sorotan peserta. Sehingga seni bisa menjadi penguat keharmonisan dunia,“ kata Jumhari pasti.
Sementara itu Adjie Ahmad sebagai salah seorang yang rajin mengkapanyekan musik tradisi Indonesia, berharap momentum ini harus ditangkap dengan kreatifitas, pasalnya etnik seni angklung ini sangat kental identitasnya. “Potensi Angklung sangat besar, tinggal pengemasannya saja yang baik,“ ungkapnya. (Asep GP)***
Pertunjukan Angklung Khatulistiwa Inspirasi Untuk Generasi Muda
Posted by
Tatarjabar.com on Sunday, November 20, 2022
Kepala BPK Wilayah IX Jumhari (Tengah) bersama komposer Yadi Mulyadi dan Adjie Ahmad ketika memberi keterangan pers (foto Asep GP) |
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX pada hari Jumat (18/11/2022), menggelar Pertunjukan Angklung Khatulistiwa (AKHU) dengan tema “The Sound of Indonesia”, di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Jl. Bukit Dago Selatan No. 53 A, Coblong, Kota Bandung.
Kegiatan dalam rangka memperingati “Hari Angklung Dunia” pada tanggal 16 November ini, menampilkan materi musik berupa karya-karya aransemen lagu daerah nusantara dikemas rapi oleh para sutradara, arranger dan komposer terpilih, yang dimainkan oleh beberapa komunitas angklung/sanggar angklung terpilih yang berdomisili di Jawa Barat.
Festival Pertunjukan Angklung Nation 16 November 2022, merupakan satu kegiatan bukti nyata BPK (Balai Pelestarian Kebudayaan) dalam merealisasikan pengembangan kesenian angklung di Indonesia, dimana angklung merupakan satu kesenian asal Jawa Barat - Indonesia yang telah diakui UNESCO 22 tahun silam.
Sekitar 450 orang apresiator hadir di pertunjukan angklung ini. Ada yang berbeda dari pertunjukan angklung kali ini, karena banyak sekali penampil seperti dari Angklung Sora, Raya Pro, Sunda Sawawa, Panda Gumiwang dan Ensemble Insan Sejahtera Sumedang. Dengan Composer/Arranger/Conductor: Yadi Mulyadi, Vidy Sepdianz, Ady Lukito, Whayan, Ferdin, Abdul Fattah.
Selain itu ada juga penampilan spesial dari Mang Ayi Beluk, Dance Acrobatik, Fire Dance, Flying One, Traditional dance, juga menampilkan guest star Adjie Ahmad (Vocalis Dygta) dan Neng Dila.
Konseptor dan Komposer Angklung Yadi Mulyadi menungkapkan, kegiatan yang digelar kedua kalinya tersebut untuk mengenalkan identitas bangsa melalui angklung.
”Pertunjukan ini untuk mengangkat nilai-nilai kebudayaan Seni tradisi Indonesia juga untuk menguatkan kolaborasi dengan kesenian lainnya pada generasi muda,” ungkap Yadi ketika memberi keterangan pers kepada parfa wartawan di lobby Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat.
Yadi berharap ada Komposer angklung yang mencipta lagu berdasarkan karakter musik angklung sendiri, sebab saat ini masih banyak seni angklung mengcover lagu yang sudah dikenal. Dan itu akan ia coba di pertunjukan sekarang mengkolaborasikannya dengan musisi Adjie Ahmad dan vokalis Dygta Band.
Yadi juga menerangkan, pertunjukan festival Musik “Angklung Khatulistiwa” intinya merupakan pertunjukan musik orkestra angklung yang berkolaborasi dengan jenis musik, atraksi dan tarian Nusantara yang merupakan idenya.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jumhari, S.S.,M.Hum mengatakan, pihaknya berperan sebagai fasilitator bagi pengembang seni budaya, yang mempunyai misi dan inovasi, dan keinginan untuk menampilkan pertunjukan budaya di area objek wisata di Jawa Barat, harus dapat menjadi acuan kedepan.
"Kita ingin angklung tidak hanya sebagai identitas, tetapi sebagai inspirasi generasi muda. Saya kira semakin banyak yang peduli terhadap angklung sebagai warisan tak benda dunia, salah satu buktinya ketika G20 di Bali kemarin, pertunjukan angklung mendapat sorotan peserta. Sehingga seni bisa menjadi penguat keharmonisan dunia,“ kata Jumhari pasti.
Sementara itu Adjie Ahmad sebagai salah seorang yang rajin mengkapanyekan musik tradisi Indonesia, berharap momentum ini harus ditangkap dengan kreatifitas, pasalnya etnik seni angklung ini sangat kental identitasnya. “Potensi Angklung sangat besar, tinggal pengemasannya saja yang baik,“ ungkapnya. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment