Wednesday, December 13, 2023
Sarjana ISBI Siap Terjun berkiprah di Masyarakat (Foto Asep GP) |
Wisuda gelombang II berlangsung di Gedung Kesenian Sunan Ambu, kampus ISBI Jalan Buah Batu No. 212 Bandung (9/12/2023), diikuti 157 urang lulusan dari Program Diploma, Sarjana, Sarjana Terapan dan Pascasarjana.
Dengan rincian, 3 wisudawan dari Jurusan/Prodi Seni Tari (2 Seni Tari – S1 dan Tari Sunda DIV), 30 wisudawan Jurusan Karawitan (S1), 17 wisudawan Jurusan Seni Teater (S1), 13 Jurusan Angklung & Musik Bambu (DIV), 1 wisudawan dari Jurusan Seni Rupa Murni (S1), 4 Wisudawan Jurusan Tata Rias & Busana (DIV), 1 wisudawan dari Jurusan Kriya Seni (D III) ), 50 wisudawan dari Jurusan Antropologi Budaya, dan 33 wisudawan dari Jurusan Televisi & Film (DIV), serta 5 wisudawan dari Jurusan Penciptaan & Pengkajian Seni (S2).
Dilihat secara keseluruhan, Indeks Prestasi Komulatif – (IPK) para lulusan pun cukup membanggakan: Predikat Sangat Memuaskan 134 orang (85,4%), predikat Pujian 20 orang (12,7%), dan predikat Memuaskan 3 orang (1,9%).
Sedangkan prestasi Terbaik diraih oleh: Siti Ayu Lestari, S.Sos (NIM 193232036) predikat Cumlaude (IPK 3,98), lama kuliah 8 semester, dari Jurusan Antropologi Budaya - FBM; Azis Nursoleh, S.Sn (191232037), IPK 3,93 – 8 semester, Jurusan Karawitan- FSP, Fatimatuzzahro.S.Tr.Sn, (192323031), IPK 3,84 – 8 semester dari Jurusan Tata Rias & Busana –FSRD, serta Program Magister (S2) diraih oleh Teguh Agus Priyanto, S.Sn., M.Sn, (19414014) –IPK 3,73, Jurusan Penciptaan & Pengkajian Seni-Pascasarna ISBI Bandung.
Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dimarwati, S.Sen., M.Hum, usai melantik wisudawan berharap para lulusan optimis dalam menghadapi kehidupan yang sebenarnya di masyarakat, sebab sudah dibekali ilmu pengetahuan (seni-budaya). Tidak semata-mata pemerintah mendirikan perguruan tinggi seni kalau tidak ada manfaat dan salurannya.
“Kalau dulu ada kekhawatiran menganggap kesenian itu Madesu (masa depan suram), jangan takut sekarang kita ada Objek Pemajuan Kebudayaan, Ekraf-Bekraf dan Dinas Pariwisata, itu adalah sebagian lahan untuk mengembangkan bakat dan kabisa para sarjana seni di dunia nyata dan dunia kerja. Selain itu para lulusan bisa memanfaatkan era digital, konten-konten kasenian yang bertumpuk di ISBI Bandung bisa dijual menghasilkan uang yang bukan lumayan. Jadi kami optimis wisudawan- wisudawati lulusan ISBI Bandung akan bisa berkontribusi dan hidup sejahtera di masyarakat, di semua lapangan kerja, termasuk yang kreatif mandiri,“ kata rektor.
Hal itu, berdasakan kenyataan, banyak mahasiswa ISBI Bandung yang diraih dan dipakai, laku di pasar dunia kesenian – kebudayaan. Ada juga beberapa orang yang mundur kuliahnya karena keasyikan di dunia kesenian, tapi hidupnya sejahtera dan banyak yang jadi artis terkenal (Sule, Ohang, contohnya) nanjeur di masyarakat jaradi artis anu kawentar, “ Jadi kami yakin alumni ISBI Bandung siap pakai berkontribusi di masarakat dalam bidang seni-budaya,” tegas rektor.
Keterangan rektor tersebut, senada dengan pengakuan orang tua wisudawan, Rita Roesman. Menurut Ibunya Annisa Hanifa Lailyrizkia dari Jurusan Antropologi Budaya ini, putrinya ketika masih kuliah pun sudah bekerja di salah satu Event Organizer (EO), dan pernah jadi vendor dari beberapa bank terkenal. Malah yang mengejutkan Annisa pernah jadi samacam crew Hitmannya David Poster. Begitu juga di kampusnya dia aktif di senat mahasiswa dan beberapa organisasi di luar kampus, tapi alhamdulillah, walaupun cukup membuat khawatir ibunya takut kuliahnya keteteran, tapi Annisa lulus dengan nilai akademik cukup tinggi, (IPK 3,76 dan Hasil Sidang 95).
Selain itu Rita mengaku banyak kenal dengan alumni ISBI Bandung yang eksis bukan hanya di kesenian, tapi ada yang di media dan politik (Aendra Medita, Ging Ginanjar –Alm, Hemana HMT –selain pendiri Longser Bandung Mooi aktif juga di media, dan banyak lagi. Red ). “Jadi ijazah sarjana itu cuma tiket untuk melangkah ke kehidupan baru, walau tidak sesuai dengan ijazahnya. Ah tak apa, yang penting ijazahnya tidak disalahgunakan,“ demikian kata Rita Roesman.
Sementara itu, Indra Ridwan, S.Sos.,M.Hum.,M.A.., Ph.D, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ISBI Bandung, menegaskan, titel sarjana adalah langkah awal bukan langkah akhir untuk mengarungi lautan kehidupan sesungguhnya di luar kampus. “Jadi semoga saja semua yang sudah kami ajarkan ke mahasiswa jadi bekal dan modal utama untuk terjun di masyarakat. Para sarjana harus bisa memperlihatkan potensinya dalam bidang seni budaya di masyarakat, dan saya yakin mereka bisa,” ujar Indra. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
December 13, 2023
CB Blogger
IndonesiaWisuda Gelombang II ISBI Bandung Tahun 2023
Posted by
Tatarjabar.com on Wednesday, December 13, 2023
Sarjana ISBI Siap Terjun berkiprah di Masyarakat (Foto Asep GP) |
Wisuda gelombang II berlangsung di Gedung Kesenian Sunan Ambu, kampus ISBI Jalan Buah Batu No. 212 Bandung (9/12/2023), diikuti 157 urang lulusan dari Program Diploma, Sarjana, Sarjana Terapan dan Pascasarjana.
Dengan rincian, 3 wisudawan dari Jurusan/Prodi Seni Tari (2 Seni Tari – S1 dan Tari Sunda DIV), 30 wisudawan Jurusan Karawitan (S1), 17 wisudawan Jurusan Seni Teater (S1), 13 Jurusan Angklung & Musik Bambu (DIV), 1 wisudawan dari Jurusan Seni Rupa Murni (S1), 4 Wisudawan Jurusan Tata Rias & Busana (DIV), 1 wisudawan dari Jurusan Kriya Seni (D III) ), 50 wisudawan dari Jurusan Antropologi Budaya, dan 33 wisudawan dari Jurusan Televisi & Film (DIV), serta 5 wisudawan dari Jurusan Penciptaan & Pengkajian Seni (S2).
Dilihat secara keseluruhan, Indeks Prestasi Komulatif – (IPK) para lulusan pun cukup membanggakan: Predikat Sangat Memuaskan 134 orang (85,4%), predikat Pujian 20 orang (12,7%), dan predikat Memuaskan 3 orang (1,9%).
Sedangkan prestasi Terbaik diraih oleh: Siti Ayu Lestari, S.Sos (NIM 193232036) predikat Cumlaude (IPK 3,98), lama kuliah 8 semester, dari Jurusan Antropologi Budaya - FBM; Azis Nursoleh, S.Sn (191232037), IPK 3,93 – 8 semester, Jurusan Karawitan- FSP, Fatimatuzzahro.S.Tr.Sn, (192323031), IPK 3,84 – 8 semester dari Jurusan Tata Rias & Busana –FSRD, serta Program Magister (S2) diraih oleh Teguh Agus Priyanto, S.Sn., M.Sn, (19414014) –IPK 3,73, Jurusan Penciptaan & Pengkajian Seni-Pascasarna ISBI Bandung.
Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dimarwati, S.Sen., M.Hum, usai melantik wisudawan berharap para lulusan optimis dalam menghadapi kehidupan yang sebenarnya di masyarakat, sebab sudah dibekali ilmu pengetahuan (seni-budaya). Tidak semata-mata pemerintah mendirikan perguruan tinggi seni kalau tidak ada manfaat dan salurannya.
“Kalau dulu ada kekhawatiran menganggap kesenian itu Madesu (masa depan suram), jangan takut sekarang kita ada Objek Pemajuan Kebudayaan, Ekraf-Bekraf dan Dinas Pariwisata, itu adalah sebagian lahan untuk mengembangkan bakat dan kabisa para sarjana seni di dunia nyata dan dunia kerja. Selain itu para lulusan bisa memanfaatkan era digital, konten-konten kasenian yang bertumpuk di ISBI Bandung bisa dijual menghasilkan uang yang bukan lumayan. Jadi kami optimis wisudawan- wisudawati lulusan ISBI Bandung akan bisa berkontribusi dan hidup sejahtera di masyarakat, di semua lapangan kerja, termasuk yang kreatif mandiri,“ kata rektor.
Hal itu, berdasakan kenyataan, banyak mahasiswa ISBI Bandung yang diraih dan dipakai, laku di pasar dunia kesenian – kebudayaan. Ada juga beberapa orang yang mundur kuliahnya karena keasyikan di dunia kesenian, tapi hidupnya sejahtera dan banyak yang jadi artis terkenal (Sule, Ohang, contohnya) nanjeur di masyarakat jaradi artis anu kawentar, “ Jadi kami yakin alumni ISBI Bandung siap pakai berkontribusi di masarakat dalam bidang seni-budaya,” tegas rektor.
Keterangan rektor tersebut, senada dengan pengakuan orang tua wisudawan, Rita Roesman. Menurut Ibunya Annisa Hanifa Lailyrizkia dari Jurusan Antropologi Budaya ini, putrinya ketika masih kuliah pun sudah bekerja di salah satu Event Organizer (EO), dan pernah jadi vendor dari beberapa bank terkenal. Malah yang mengejutkan Annisa pernah jadi samacam crew Hitmannya David Poster. Begitu juga di kampusnya dia aktif di senat mahasiswa dan beberapa organisasi di luar kampus, tapi alhamdulillah, walaupun cukup membuat khawatir ibunya takut kuliahnya keteteran, tapi Annisa lulus dengan nilai akademik cukup tinggi, (IPK 3,76 dan Hasil Sidang 95).
Selain itu Rita mengaku banyak kenal dengan alumni ISBI Bandung yang eksis bukan hanya di kesenian, tapi ada yang di media dan politik (Aendra Medita, Ging Ginanjar –Alm, Hemana HMT –selain pendiri Longser Bandung Mooi aktif juga di media, dan banyak lagi. Red ). “Jadi ijazah sarjana itu cuma tiket untuk melangkah ke kehidupan baru, walau tidak sesuai dengan ijazahnya. Ah tak apa, yang penting ijazahnya tidak disalahgunakan,“ demikian kata Rita Roesman.
Sementara itu, Indra Ridwan, S.Sos.,M.Hum.,M.A.., Ph.D, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ISBI Bandung, menegaskan, titel sarjana adalah langkah awal bukan langkah akhir untuk mengarungi lautan kehidupan sesungguhnya di luar kampus. “Jadi semoga saja semua yang sudah kami ajarkan ke mahasiswa jadi bekal dan modal utama untuk terjun di masyarakat. Para sarjana harus bisa memperlihatkan potensinya dalam bidang seni budaya di masyarakat, dan saya yakin mereka bisa,” ujar Indra. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment