Wednesday, March 20, 2024
Wawan S Kodrat Sedang Display Pameran di kampusnya (dok. pribadi) |
Bagi kalangan Seniman perupa/pelukis Bandung, nama Wawan S. Kodrat tentu sudah tidak asing lagi. Seniman berjanggut ini dengan pakaian yang sederhana terkadang memakai jeket loreng, kerap terlihat sedang menunggangi motor bebek astrea tuanya di jalanan Bandung.
Tapi siapa sangka, kalau seniman yang bernama lengkap Wawan Suryana, S.Sn., M.Sn, ini termasuk senior di klub motor klasik kawentar BBMC (Bikers Brotherhood Motorcycles Club). Kodrat tercatat jadi anggota tahun 2000. Lihat saja kalau dia sudah berada di atas kuda besi buatan Inggris-BSA, gagah sekali. Selain itu Kodrat juga jadi dosen Seni Rupa Murni - Fakultas Seni Rupa & Desain (FSRD) UK Maranatha Bandung. Ilmu seninya hasil berguru di beberapa perguruan tinggi seni terkenal di Indonesia, Jurusan Teater ASTI (ISBI Bandung), Pedalangan, dan Seni Lukis STSI Denpasar-Bali, serta Seni Murni FSRD ITB.
Wawan Kodrat memang orangnya low profile, handap asor. Padahal prestasinya hebat, dalam bidang seni. Dari main teater, film, seni rupa, jadi dalang, hingga jadi art director di Karnos Film (punya Rano Karno) pernah dia terjuni. Belum pameran dan kegiatan seninya yang mendunia. Tapi yang salut mah, seniman yang sudah terkenal di Bali ini sering ikut menggelar dan mengenalkan Kesenian Sunda di beberapa Negara.
Masih ingat pertama bertemu Kodrat itu tahun 90-an di pusat kebudayaan Perancis (CCF) Jalan Purnawarman Bandung. Terminus CCF dulu memang jadi tempat nongkrongnya seniman- budayawan Bandung yang didukung direkturnya semasa Alan Gian juga teknisi CCF Suherman (PaHe, kiwari jadi seniman lukis-patung). Bertemu lagi dengan Kodrat puluhan tahun kemudian di acara Pameran Prof. Dr. Setiawan Sabana (kini sudah Alm), ”Nusantara-Tenis Meja & Kemanusiaan” di Kampus Maranatha Jl. Surya Sumantri No. 65 Bandung (15 – 19 Maret 2023).
Bersama Teater Djempol Pentas di Teater Boneka Yogyakarta (dok.pribadi) |
Memang salut, jiwa ke-Sundaannya tak lekang ditelan zaman. Walau Kodrat kini mengajar di Universitas Keristen Maranatha, tapi tetep disana pun dia ngamumule dan menggalakan seni-budaya Sunda.
Terbukti, lewat Program Studi Sarjana Seni Rupa Murni – Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Kristen Maranatha, tempatnya mengajar, Kodrat dan para Dosen serta didukung oleh rektor dan dekannya, dalam setahun ini (2023) sudah tiga kali menggelar Seminar Nasional Budaya Sunda.
Tatarjabar juga diundang dalam Seminar “Sunda Manggung” yang dibuka langsung oleh Rektor UK Maranatha Prof. Sri Widiyantoro (Prof. Ilik), serta menampilkan beberapa pembicara pakar di bidangnya, seperti Prof. Dr. Arthur S. Nalan, S.Sen.M.Hum, (Guru Besar Sosiologi Seni ISBI Bandung) dan Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum (Guru Besar Sejarah Unpad), serta Moderator Dr. Ismet Zainal Effendi, S.Sn., M.Sn. Sesi 2 giliran Bah Enjum, dari Sanggar Reak Tibelat, tampil berbicara, dengan Moderatornya Willianto Wirawan, S.Sn.
Ketika pameran dan menjadi dosen tamu di Kyuritsu Women University-Tokyo (dok .pribadi) |
Kata Wawan Kodrat, hal ini merupakan tanggung jawab pihaknya selaku masyarakat akademis, terhadap keberlangsungan kesenian-kebudayaan daerah yang ada di sekitar kampus. Walau kita beragam, tapi punya semangat, keinginan dan tanggung jawab yang sama dalam melestarikan budaya daerah. Maka terciptalah Seminar Nasional Budaya Sunda. “Ya sama siapa lagi kalau bukan oleh kita” tegas Kodrat.
Kodrat juga berharap, acara-acara kasundaan ini kedepannya jadi ciri khas Universitas Kristen Maranatha. Sebab, “Kampus kita ini adalah kampus masa depan, tapi tidak lepas dari local wisdomnya (kearifan lokal) itu sendiri. Karena dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Jadi jangan sampai kita menjadi arogan, jadi teu nincak bumi (tidak menapak bumi/tidak melebur/membumi), jadi apa yang kita kerjakan itu jangan sampai kacang lupa sama kulitnya,” tegasnya.
Di Manila (dok. pribadi) |
Kodrat juga berharap acara seminar kasundaan dan kegiatan kasundaan lainnya harus digalakan lagi di tiap perguruan tinggi yang ada di Bandung dan Jawa Barat, utamanya yang ada kaitannya dengan seni-budaya Sunda, seperti ISBI Bandung yang mengelola kesenian Sunda dan Unpad yang ada Sastra Sundanya, sebab berdasar pengalamannya manggung di mancanagara, hanya dengan seni-budaya daerah yang beragam dan adiluhung ini, kita akan dilirik dunia.
“Sebetulnya Maranatha itu deungeun-deungeun (pihak lain) tapi Insha Allah sebagai masyarakat akademis akan ikut ngamumule (melestarikan) budaya Sunda diantaranya akan rutin menggelar seminar kasundaan, yang boleh jadi ke depannya akan ditingkatkan skupnya menjadi Seminar Internasional Budaya Sunda,” katanya pasti.
Hobbi Berkelana dan Berguru Ilmu ke Tempat yang Jauh
Di kesempatan lain bertemu lagi dengan Wawan Kodrat, maklum sono (rindu) puluhan tahun tidak bertemu, der we ngobrol pogot, ditanggap dongengna.
Selulus dari Teater ASTI (D3) tahun 89, kata Kodrat memulai kisahnya, Kodrat terus mabur ke Bali, tekadnya bulat ingin meneruskan kuliah di Jurusan Teater Tradisi STSI Denpasar. Tapi ternyata di sana tidak ada Jurusan/prodi Teater Tradisi, ada juga Jurusan Pedalangan. Ternyata Teater Tradisi Bali itu ada di luar kampus di daerah Bone.
Ketika mengajar mahasiswanya. Praktik melabur kain kanvas lukis (dok. pribadi) |
Tapi ah kepalang basah jauh-jauh sudah datang ke Bali, akhirnya Kodrat belajar ilmu wayang (kulit) Bali yang ternyata secara visual proporsi seperti manusia, karena memang wayang Hindu. Tapi lakonnya sama ngambil dari babon Mahabarata dan Ramayana, ada tokoh Pandawa Lima, tapi ada juga cerita mitologi lokal serta dagelan para punakawan asal Kampung Tumaritis seperti Si Cepot dan Semar dalam Wayang Golek Sunda, hanya kalau tokoh Semar di wayang Bali namanya Tualen. Ternyata Wayang Bali juga sama mirip Wayang Golek Sunda. Pergelarannya semalam suntuk, tapi ada juga yang sebentar yang dipergelarkan siang hari biasanya untuk upacara, namanya Wayang Lemah. Hanya kalau di bali tatacaranya masih berpijak sama pakem dan hal-hal klenik.
Nampak Gagah di atas BSA tunggangannya (dok. pribadi) |
Tapi mungkin karena kuliah di jurusan yang tidak sesuai dengan keinginan, lama-lama jadi males. Apalagi belajar bahasa Jawa Kuna atau Sansekerta pusing. Akhirnta Kodrat tahun 93 pindah ke jurusan Seni Rupa masih di STSI Denpasar, kuliah dari nol lagi. Padahal sebelumnya dilarang salah seorang dosen yang baik dan perhatian orang Jawa. Jangan pindah katanya, masalah nilai bisa diobrolkeun, diganti dengan tugas. Tapi Kodrat nolak, soalnya ingin lulus murni tanpa ketebelece.
Mungkin dosen tersebut menaruh hormat, ada orang Bandung jauh-jauh belajar Pedalangan ke Bali, kan di Bandung juga ada Abah Sunarya (Giriharja) pakarnya.
Antara Seniman, Dosen, dan Bikers (dok. pribadi) |
Sepuluh tahun di Bali, kuliah Seni Lukis di STSI Denpasar Bali merangkap jadi Seniman, memang benar-benar seniman di KTP juga pekerjaan ditulis Seniman. Malah petugas KUA di Jakarta ketika Kodrat menikah taun 98 bingung dan bertanya. “Pak kalau seniman itu apa ya?” tanyanya..hahay. Alhamdulillah Kodrat lulus sarjana (S1) taun 97. Balik lagi ke Bandung, tahun 2000 meneruskan kuliah pasca sarjana (S2) di FSRD ITB dan Alhamdulillah atas bimbingan Kang (Dr) Tisna Sanjaya dan bantuan Kang Wawan (Prof. Setiawan Sabana - Alm), Kodrat lulus tahun 2003 menggondol titel Master Seni.
Salulusnya dari FSRD ITB, ketika ke Jakarta, Kodrat ditawari art director di Karnos Film, diajak Nurly (adiknya Rano Karno) yang kebetulan satu hobi senang motor tua. Lumayan setahun dipercaya jadi art director Sinetron Gita Cinta Dari SMA dan Puspa Indah Taman Hati (dulu film layar lebar/bioskop), mungkin ketika di Bali semasa kuliah sudah mengenal film, malah pernah jadi aktor dalam film Sukraeni Gadis Bali yang dibuat di Singaraja.
“Jadi Alhamdulillah, ilmu teater dan seni rupa yang didapat dari bangku kuliah, bisa dipakai, banyak manfaatnya. Jadi kalau kita kuliah di bidang seni jangan takut jadi pengangguran, asal mau, kreatif dan suka silaturahmi, banyak lahan pekerjaan,“ kata Kodrat serius
Usai itu (2004) balik lagi ke Bandung dan kebetulan ditawari ngajar di MADC (Maranatha Art Desain Centre) yang saat itu statusnya masih D1/Kursus dan kampusnya di Cihampelas. Mulailah Kodrat ngajar Lukis Tradisi Bali dan hingga MADC berubah jadi Fakultas Seni Rupa dan Desain yang dirintis Gay Suharja (Dekan munggaran FSRD Maranatha), hingga kini pun Kodrat betah jadi dosen tetap di Program Sarjana (S-1) Seni Rupa Murni FSRD UK Maranatha.
“Hidup saya mah intuitif, mengalir saja, tidak punya planning. Tidak kepikiran jadi dosen di Maranatha juga, teu ngimpen-ngimpen acan (tak pernah bermimpi), dan gak tahu kenapa saya masih suka berkelana bepergian kesana-kemari tidak terhalang pekerjaan,“ kata Kodrat jujur.
Karya Kodrat yang memukau ketika pameran bersama di Setagaya Museum (dok. pribadi) |
Memang Kodrat selama tujuh tahun, semasa jadi dosen honorer, tiap tahun rutin ngaber ke tempat jauh. Pertama ke Singapura jadi art director pergelaran musik di salah satu kelompok seni dari Cijerah dan Turangga Bandung. Terus ke Kualalumpur - Malaysia, lalu ke Adelaide - Australia dalam acara Indofest, malah pernah ke Chennai dan Haiderabad India, serta Philipina. Semuanya dalam rangka mempergelarkan kasenian Sunda, tari, dan karawitan, Kodrat juga di sana menampilkan topeng besar Badawang yang diarak dalam helaran.
Beres keliling mancanegara mikir, “Mau sampai kapan saya begini terus, memang happy tapi kapan mengembangkan seni pribadi. Kebetulan suatu hari ada profesor dari Jepang yang ingin berpameran di Bandung, dan sama Maranatha disambut baik. Nama profesor itu Yasushi Mizutani dari Kyuritsu Women University-Tokyo.
Maka berpameranlah Mizutani dengan Topeng Noh-nya di Graha Widya Maranatha (4/9/2013). Alhamdulillah pameran sukses dan kesananya Kodrat jadi akrab dengan Prof. Mizutani bahkan Kodrat diundang berpameran di jepang. Dan terlaksana dalam bentuk pameran bersamaa para dosen Maranatha (Bu Esa, Pak Aim, Bu Belinda), tapi tempatnya bukan di Kyuritsu tapi mirip di Galeri Nasional di kita.
Nah ketika pameran berlangsung, rupanya Presiden Universitas Kyuritsu juga saat itu hadir di sana serta sangat mengapresiasi karya Kodrat yang berupa lukisan kolase wayang kulit, dan saterusnya Kodrat diundang jadi Pembicara di di kampusnya.
Ketika Pesta Boneka di Yogyakarta (dok .pribadi) |
Tahun depannya Kodrat diundang untuk berpameran bareng Prof. Mizutani di kampus Kyuritsu. Kalau prof. Mizutani memamerkeun topengnya, Kodrat di sini memamerkan beberapa lukisan wayangnya dan workshop membuat kepala Wayang Golek serta mengenalkan Topeng Cirebon dan memperagakan tariannya. “Ya kalau perengkel jahe-perengkel jahe mah bisa atuh Kang..hahay”, katanya sambil ngakak ingat pangalamannya dulu di Jepang.
Rupanya hadirnya Kodrat di Kyuritsu mendapat apresiasi dari pihak kampus, malah Presiden Kyuritsu meminta Kodrat tiap tahun datang ke Jepang untuk mengajar ekstrakulikuler di Kyuritsu. Setelah balik ke Bandung, Kodrat datang lagi ke Jepang ditemeni Rektor Maranatha (saat itu masih Prof. Armein), malah Ismet Zainal Effendi (kini Kaprodi Seni Murni) pun ikut saat itu, sekalian berpameran. Maka diadakanlah MoU antara Presiden Kyuritsu dan Rektor Maranatha, disepakati kerjasamanya dalam bidang penelitian dan exhibition (Pameran).
Usai itu, dosen muda dari Kyuritsu berpameran di Maranatha sudah jadi hal yang rutin, dan Kodrat pun jadi Dosen Tamu di Kyuritsu. Hingga lima kali rutin Kodrat bolak-balik ke Jepang hingga terhenti terpotong Pandemi C-19. Sekarang baru akan diperpanjang lagi katanya.
Kini Kodrat tinggal di Pondok Faden Gunungbatu Bandung hidup rukun dan sejahtera bersama istrinya Imani Sofiah (alumni Akuntansi FE Unpad dan alumni mahasiswa Pencinta Alam- Palawa Unpad), serta putra tercintanya, Bianca Ramadhani, siswi SMP 9 Bandung). (Asep GP)***
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
- Nama Lengkap: Wawan Suryana (Kodrat)
- Tempat, Tanggal Lahir: Bandung, 24 September 1964
- Jenis Kelamin: Laki-laki
- E-mail: 2464wskodrat@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
- D3 Teater Akademi Seni Tari/ISBI Bandung
- S1 Seni Lukis Sekolah Tinggi Seni Indonesia/ISI Denpasar Bali
- Pedalangan Bali STSI Denpasar (Tidak Selesai)
- S2 Seni Murni Pasca Sarjana FSRD ITB Bandung
C. Riwayat Pekerjaan
- 2004 s/d sekarang Art Director
- 2004 s/d sekarang Fine Arts Lecturer at The Faculty of Fine Arts and Design, Maranatha Christian University, Bandung Indonesia
D. Seni Rupa Pertunjukan
Art Director
1. 1993 Experiment Art Polusi
Festival Seni Masa Kini,
Yayasan Wallter Spies, Denpasar Bali
2. 1996 Experiment Bamboo Music
Collaburation with Sanggar Bonalit Gianyar BaliInternational Bamboo Congress ARMA, Ubud Bali
3. 2008 The Real Wonder of The Word
a. Dangabai Johor Malaysia.b. Sentosa Island SingaporeKementrian Pariwisata dan Budaya Indonesia Jakarta
4. 2009 Welcome Indonesia
a. Adelaide Australiab. Melbourne AustraliaKementrian Pariwisata dan Budaya Indonesia Jakarta
5. 2011 Nyiur Melambai SM. Mega Mall, Manila, Philipine
Kementrian Pariwisata dan Budaya Indonesia, Jakarta.
6. 2012 Peace Ful With Love
a. GVK One Mall Hyderabad Indiab. Express a Avenue Chenai India
7. 2013 Rahwana Duta
a. Assumu Gallery (Izumi)b. Setagaya Art Museum, Tokyo Jepang. Association Asia Contemporer Art, Tokyo Jepang
Painting Exhibition
1. 1993 Pameran Angkatan 93 STSI Denpasar
Museum Sidik Jari Denpasar Bali
2.1994 Pamer Lukisan
Ayung River Walk Sanur Bali Angkatan 93 STSI Denpasar
3.1995 Angkatan 1993 STSI Denpasar
Art Center Denpasar Bali
4. 1997 Wellcome Holiday
Joger Art House. Kuta Bali.
5.1997 Seni Rupa Kontemporer
“Dongeng Dongeng” dengan Midori Hirota Sika Gallery, Ubud Bali, Japan Foundation
6. 1998 Retrospeksi Darga Gallery, Sanur Bali
“Dongeng Dongeng”, dengan Midori HirotaGallery R.66, Bandung, Japan Fondation
7. 1999 Wearable. Sika Gallery. Ubud Bali
Padi Foundation, Bandung
8. 2000 Pameran Studio 1
Galleri Soemardja, ITB Bandung
9. 2001 Via Print Making, Studio 2
Galleri Soemardja ITB Bandung
10. 2022 Collage is Collage
Galleri Soemardja ITB Bandung
11. 2003 5 Tahun Reformasi
Taman Ismail Marzuki, Jakarta
2003 Badingkut dari Selatan Menuju Utara
Galleri Soemardja ITB Bandung
12. 2004 Soul Song
Rumah Seni Alexandra, Jakarta
13. 2007 Unoflatu 1
2007 Bill Art TeralGallery Maranatha, Bandung
Gallery Maranatha Bandung
14. 2008 Unoflatu 2
Gallery Maranatha Bandung
15. 2009 Dunia Harmonis
2009 Dunia HarmonisGallery, Guang XI. NormalUniversity China
Art Building Guang Xie Art Institut China
16. 2011 Unoflato.4
Gallery Maranatha, Bandung
17. 2012. Warisan Nusantara
Semarang Universitas, Semarang
2012 Papered
Gedung Indonesia Menggugat, Bandung
18. 2015 Nuansa Nusantara
Setagaya. Tokyo JapanAsosiation Asia Kontemporer Tokyo jepang
19. 2016. The Heritage of Nusantara Representation of Indonesia,
Visual art Kyoritsu Women University, Tokyo Jepang
20. 2018. International Academic Week Guangxi
Normal University, China.
21.2023 International Collaboration Project
The 1 Departement of Applied Art StudiesSilpakom University, Bangkok, Thailand
E. Kerja Teater dan Film
1. 2004 Art Director Sinetron
- Gita Cinta dari SMA- Puspa Indah Taman Hati Produk Karnos Film
2. 2022 Pemain
Presentasi Internasional, Puppetry Festival Pesta Boneka Yogyakarta, Indonesia
Tatarjabar.com
March 20, 2024
CB Blogger
IndonesiaWawan Kodrat Perupa dan Dosen Maranatha Si Pecinta Budaya Sunda
Posted by
Tatarjabar.com on Wednesday, March 20, 2024
Wawan S Kodrat Sedang Display Pameran di kampusnya (dok. pribadi) |
Bagi kalangan Seniman perupa/pelukis Bandung, nama Wawan S. Kodrat tentu sudah tidak asing lagi. Seniman berjanggut ini dengan pakaian yang sederhana terkadang memakai jeket loreng, kerap terlihat sedang menunggangi motor bebek astrea tuanya di jalanan Bandung.
Tapi siapa sangka, kalau seniman yang bernama lengkap Wawan Suryana, S.Sn., M.Sn, ini termasuk senior di klub motor klasik kawentar BBMC (Bikers Brotherhood Motorcycles Club). Kodrat tercatat jadi anggota tahun 2000. Lihat saja kalau dia sudah berada di atas kuda besi buatan Inggris-BSA, gagah sekali. Selain itu Kodrat juga jadi dosen Seni Rupa Murni - Fakultas Seni Rupa & Desain (FSRD) UK Maranatha Bandung. Ilmu seninya hasil berguru di beberapa perguruan tinggi seni terkenal di Indonesia, Jurusan Teater ASTI (ISBI Bandung), Pedalangan, dan Seni Lukis STSI Denpasar-Bali, serta Seni Murni FSRD ITB.
Wawan Kodrat memang orangnya low profile, handap asor. Padahal prestasinya hebat, dalam bidang seni. Dari main teater, film, seni rupa, jadi dalang, hingga jadi art director di Karnos Film (punya Rano Karno) pernah dia terjuni. Belum pameran dan kegiatan seninya yang mendunia. Tapi yang salut mah, seniman yang sudah terkenal di Bali ini sering ikut menggelar dan mengenalkan Kesenian Sunda di beberapa Negara.
Masih ingat pertama bertemu Kodrat itu tahun 90-an di pusat kebudayaan Perancis (CCF) Jalan Purnawarman Bandung. Terminus CCF dulu memang jadi tempat nongkrongnya seniman- budayawan Bandung yang didukung direkturnya semasa Alan Gian juga teknisi CCF Suherman (PaHe, kiwari jadi seniman lukis-patung). Bertemu lagi dengan Kodrat puluhan tahun kemudian di acara Pameran Prof. Dr. Setiawan Sabana (kini sudah Alm), ”Nusantara-Tenis Meja & Kemanusiaan” di Kampus Maranatha Jl. Surya Sumantri No. 65 Bandung (15 – 19 Maret 2023).
Bersama Teater Djempol Pentas di Teater Boneka Yogyakarta (dok.pribadi) |
Memang salut, jiwa ke-Sundaannya tak lekang ditelan zaman. Walau Kodrat kini mengajar di Universitas Keristen Maranatha, tapi tetep disana pun dia ngamumule dan menggalakan seni-budaya Sunda.
Terbukti, lewat Program Studi Sarjana Seni Rupa Murni – Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Kristen Maranatha, tempatnya mengajar, Kodrat dan para Dosen serta didukung oleh rektor dan dekannya, dalam setahun ini (2023) sudah tiga kali menggelar Seminar Nasional Budaya Sunda.
Tatarjabar juga diundang dalam Seminar “Sunda Manggung” yang dibuka langsung oleh Rektor UK Maranatha Prof. Sri Widiyantoro (Prof. Ilik), serta menampilkan beberapa pembicara pakar di bidangnya, seperti Prof. Dr. Arthur S. Nalan, S.Sen.M.Hum, (Guru Besar Sosiologi Seni ISBI Bandung) dan Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum (Guru Besar Sejarah Unpad), serta Moderator Dr. Ismet Zainal Effendi, S.Sn., M.Sn. Sesi 2 giliran Bah Enjum, dari Sanggar Reak Tibelat, tampil berbicara, dengan Moderatornya Willianto Wirawan, S.Sn.
Ketika pameran dan menjadi dosen tamu di Kyuritsu Women University-Tokyo (dok .pribadi) |
Kata Wawan Kodrat, hal ini merupakan tanggung jawab pihaknya selaku masyarakat akademis, terhadap keberlangsungan kesenian-kebudayaan daerah yang ada di sekitar kampus. Walau kita beragam, tapi punya semangat, keinginan dan tanggung jawab yang sama dalam melestarikan budaya daerah. Maka terciptalah Seminar Nasional Budaya Sunda. “Ya sama siapa lagi kalau bukan oleh kita” tegas Kodrat.
Kodrat juga berharap, acara-acara kasundaan ini kedepannya jadi ciri khas Universitas Kristen Maranatha. Sebab, “Kampus kita ini adalah kampus masa depan, tapi tidak lepas dari local wisdomnya (kearifan lokal) itu sendiri. Karena dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Jadi jangan sampai kita menjadi arogan, jadi teu nincak bumi (tidak menapak bumi/tidak melebur/membumi), jadi apa yang kita kerjakan itu jangan sampai kacang lupa sama kulitnya,” tegasnya.
Di Manila (dok. pribadi) |
Kodrat juga berharap acara seminar kasundaan dan kegiatan kasundaan lainnya harus digalakan lagi di tiap perguruan tinggi yang ada di Bandung dan Jawa Barat, utamanya yang ada kaitannya dengan seni-budaya Sunda, seperti ISBI Bandung yang mengelola kesenian Sunda dan Unpad yang ada Sastra Sundanya, sebab berdasar pengalamannya manggung di mancanagara, hanya dengan seni-budaya daerah yang beragam dan adiluhung ini, kita akan dilirik dunia.
“Sebetulnya Maranatha itu deungeun-deungeun (pihak lain) tapi Insha Allah sebagai masyarakat akademis akan ikut ngamumule (melestarikan) budaya Sunda diantaranya akan rutin menggelar seminar kasundaan, yang boleh jadi ke depannya akan ditingkatkan skupnya menjadi Seminar Internasional Budaya Sunda,” katanya pasti.
Hobbi Berkelana dan Berguru Ilmu ke Tempat yang Jauh
Di kesempatan lain bertemu lagi dengan Wawan Kodrat, maklum sono (rindu) puluhan tahun tidak bertemu, der we ngobrol pogot, ditanggap dongengna.
Selulus dari Teater ASTI (D3) tahun 89, kata Kodrat memulai kisahnya, Kodrat terus mabur ke Bali, tekadnya bulat ingin meneruskan kuliah di Jurusan Teater Tradisi STSI Denpasar. Tapi ternyata di sana tidak ada Jurusan/prodi Teater Tradisi, ada juga Jurusan Pedalangan. Ternyata Teater Tradisi Bali itu ada di luar kampus di daerah Bone.
Ketika mengajar mahasiswanya. Praktik melabur kain kanvas lukis (dok. pribadi) |
Tapi ah kepalang basah jauh-jauh sudah datang ke Bali, akhirnya Kodrat belajar ilmu wayang (kulit) Bali yang ternyata secara visual proporsi seperti manusia, karena memang wayang Hindu. Tapi lakonnya sama ngambil dari babon Mahabarata dan Ramayana, ada tokoh Pandawa Lima, tapi ada juga cerita mitologi lokal serta dagelan para punakawan asal Kampung Tumaritis seperti Si Cepot dan Semar dalam Wayang Golek Sunda, hanya kalau tokoh Semar di wayang Bali namanya Tualen. Ternyata Wayang Bali juga sama mirip Wayang Golek Sunda. Pergelarannya semalam suntuk, tapi ada juga yang sebentar yang dipergelarkan siang hari biasanya untuk upacara, namanya Wayang Lemah. Hanya kalau di bali tatacaranya masih berpijak sama pakem dan hal-hal klenik.
Nampak Gagah di atas BSA tunggangannya (dok. pribadi) |
Tapi mungkin karena kuliah di jurusan yang tidak sesuai dengan keinginan, lama-lama jadi males. Apalagi belajar bahasa Jawa Kuna atau Sansekerta pusing. Akhirnta Kodrat tahun 93 pindah ke jurusan Seni Rupa masih di STSI Denpasar, kuliah dari nol lagi. Padahal sebelumnya dilarang salah seorang dosen yang baik dan perhatian orang Jawa. Jangan pindah katanya, masalah nilai bisa diobrolkeun, diganti dengan tugas. Tapi Kodrat nolak, soalnya ingin lulus murni tanpa ketebelece.
Mungkin dosen tersebut menaruh hormat, ada orang Bandung jauh-jauh belajar Pedalangan ke Bali, kan di Bandung juga ada Abah Sunarya (Giriharja) pakarnya.
Antara Seniman, Dosen, dan Bikers (dok. pribadi) |
Sepuluh tahun di Bali, kuliah Seni Lukis di STSI Denpasar Bali merangkap jadi Seniman, memang benar-benar seniman di KTP juga pekerjaan ditulis Seniman. Malah petugas KUA di Jakarta ketika Kodrat menikah taun 98 bingung dan bertanya. “Pak kalau seniman itu apa ya?” tanyanya..hahay. Alhamdulillah Kodrat lulus sarjana (S1) taun 97. Balik lagi ke Bandung, tahun 2000 meneruskan kuliah pasca sarjana (S2) di FSRD ITB dan Alhamdulillah atas bimbingan Kang (Dr) Tisna Sanjaya dan bantuan Kang Wawan (Prof. Setiawan Sabana - Alm), Kodrat lulus tahun 2003 menggondol titel Master Seni.
Salulusnya dari FSRD ITB, ketika ke Jakarta, Kodrat ditawari art director di Karnos Film, diajak Nurly (adiknya Rano Karno) yang kebetulan satu hobi senang motor tua. Lumayan setahun dipercaya jadi art director Sinetron Gita Cinta Dari SMA dan Puspa Indah Taman Hati (dulu film layar lebar/bioskop), mungkin ketika di Bali semasa kuliah sudah mengenal film, malah pernah jadi aktor dalam film Sukraeni Gadis Bali yang dibuat di Singaraja.
“Jadi Alhamdulillah, ilmu teater dan seni rupa yang didapat dari bangku kuliah, bisa dipakai, banyak manfaatnya. Jadi kalau kita kuliah di bidang seni jangan takut jadi pengangguran, asal mau, kreatif dan suka silaturahmi, banyak lahan pekerjaan,“ kata Kodrat serius
Usai itu (2004) balik lagi ke Bandung dan kebetulan ditawari ngajar di MADC (Maranatha Art Desain Centre) yang saat itu statusnya masih D1/Kursus dan kampusnya di Cihampelas. Mulailah Kodrat ngajar Lukis Tradisi Bali dan hingga MADC berubah jadi Fakultas Seni Rupa dan Desain yang dirintis Gay Suharja (Dekan munggaran FSRD Maranatha), hingga kini pun Kodrat betah jadi dosen tetap di Program Sarjana (S-1) Seni Rupa Murni FSRD UK Maranatha.
“Hidup saya mah intuitif, mengalir saja, tidak punya planning. Tidak kepikiran jadi dosen di Maranatha juga, teu ngimpen-ngimpen acan (tak pernah bermimpi), dan gak tahu kenapa saya masih suka berkelana bepergian kesana-kemari tidak terhalang pekerjaan,“ kata Kodrat jujur.
Karya Kodrat yang memukau ketika pameran bersama di Setagaya Museum (dok. pribadi) |
Memang Kodrat selama tujuh tahun, semasa jadi dosen honorer, tiap tahun rutin ngaber ke tempat jauh. Pertama ke Singapura jadi art director pergelaran musik di salah satu kelompok seni dari Cijerah dan Turangga Bandung. Terus ke Kualalumpur - Malaysia, lalu ke Adelaide - Australia dalam acara Indofest, malah pernah ke Chennai dan Haiderabad India, serta Philipina. Semuanya dalam rangka mempergelarkan kasenian Sunda, tari, dan karawitan, Kodrat juga di sana menampilkan topeng besar Badawang yang diarak dalam helaran.
Beres keliling mancanegara mikir, “Mau sampai kapan saya begini terus, memang happy tapi kapan mengembangkan seni pribadi. Kebetulan suatu hari ada profesor dari Jepang yang ingin berpameran di Bandung, dan sama Maranatha disambut baik. Nama profesor itu Yasushi Mizutani dari Kyuritsu Women University-Tokyo.
Maka berpameranlah Mizutani dengan Topeng Noh-nya di Graha Widya Maranatha (4/9/2013). Alhamdulillah pameran sukses dan kesananya Kodrat jadi akrab dengan Prof. Mizutani bahkan Kodrat diundang berpameran di jepang. Dan terlaksana dalam bentuk pameran bersamaa para dosen Maranatha (Bu Esa, Pak Aim, Bu Belinda), tapi tempatnya bukan di Kyuritsu tapi mirip di Galeri Nasional di kita.
Nah ketika pameran berlangsung, rupanya Presiden Universitas Kyuritsu juga saat itu hadir di sana serta sangat mengapresiasi karya Kodrat yang berupa lukisan kolase wayang kulit, dan saterusnya Kodrat diundang jadi Pembicara di di kampusnya.
Ketika Pesta Boneka di Yogyakarta (dok .pribadi) |
Tahun depannya Kodrat diundang untuk berpameran bareng Prof. Mizutani di kampus Kyuritsu. Kalau prof. Mizutani memamerkeun topengnya, Kodrat di sini memamerkan beberapa lukisan wayangnya dan workshop membuat kepala Wayang Golek serta mengenalkan Topeng Cirebon dan memperagakan tariannya. “Ya kalau perengkel jahe-perengkel jahe mah bisa atuh Kang..hahay”, katanya sambil ngakak ingat pangalamannya dulu di Jepang.
Rupanya hadirnya Kodrat di Kyuritsu mendapat apresiasi dari pihak kampus, malah Presiden Kyuritsu meminta Kodrat tiap tahun datang ke Jepang untuk mengajar ekstrakulikuler di Kyuritsu. Setelah balik ke Bandung, Kodrat datang lagi ke Jepang ditemeni Rektor Maranatha (saat itu masih Prof. Armein), malah Ismet Zainal Effendi (kini Kaprodi Seni Murni) pun ikut saat itu, sekalian berpameran. Maka diadakanlah MoU antara Presiden Kyuritsu dan Rektor Maranatha, disepakati kerjasamanya dalam bidang penelitian dan exhibition (Pameran).
Usai itu, dosen muda dari Kyuritsu berpameran di Maranatha sudah jadi hal yang rutin, dan Kodrat pun jadi Dosen Tamu di Kyuritsu. Hingga lima kali rutin Kodrat bolak-balik ke Jepang hingga terhenti terpotong Pandemi C-19. Sekarang baru akan diperpanjang lagi katanya.
Kini Kodrat tinggal di Pondok Faden Gunungbatu Bandung hidup rukun dan sejahtera bersama istrinya Imani Sofiah (alumni Akuntansi FE Unpad dan alumni mahasiswa Pencinta Alam- Palawa Unpad), serta putra tercintanya, Bianca Ramadhani, siswi SMP 9 Bandung). (Asep GP)***
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
- Nama Lengkap: Wawan Suryana (Kodrat)
- Tempat, Tanggal Lahir: Bandung, 24 September 1964
- Jenis Kelamin: Laki-laki
- E-mail: 2464wskodrat@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
- D3 Teater Akademi Seni Tari/ISBI Bandung
- S1 Seni Lukis Sekolah Tinggi Seni Indonesia/ISI Denpasar Bali
- Pedalangan Bali STSI Denpasar (Tidak Selesai)
- S2 Seni Murni Pasca Sarjana FSRD ITB Bandung
C. Riwayat Pekerjaan
- 2004 s/d sekarang Art Director
- 2004 s/d sekarang Fine Arts Lecturer at The Faculty of Fine Arts and Design, Maranatha Christian University, Bandung Indonesia
D. Seni Rupa Pertunjukan
Art Director
1. 1993 Experiment Art Polusi
Festival Seni Masa Kini,
Yayasan Wallter Spies, Denpasar Bali
2. 1996 Experiment Bamboo Music
Collaburation with Sanggar Bonalit Gianyar BaliInternational Bamboo Congress ARMA, Ubud Bali
3. 2008 The Real Wonder of The Word
a. Dangabai Johor Malaysia.b. Sentosa Island SingaporeKementrian Pariwisata dan Budaya Indonesia Jakarta
4. 2009 Welcome Indonesia
a. Adelaide Australiab. Melbourne AustraliaKementrian Pariwisata dan Budaya Indonesia Jakarta
5. 2011 Nyiur Melambai SM. Mega Mall, Manila, Philipine
Kementrian Pariwisata dan Budaya Indonesia, Jakarta.
6. 2012 Peace Ful With Love
a. GVK One Mall Hyderabad Indiab. Express a Avenue Chenai India
7. 2013 Rahwana Duta
a. Assumu Gallery (Izumi)b. Setagaya Art Museum, Tokyo Jepang. Association Asia Contemporer Art, Tokyo Jepang
Painting Exhibition
1. 1993 Pameran Angkatan 93 STSI Denpasar
Museum Sidik Jari Denpasar Bali
2.1994 Pamer Lukisan
Ayung River Walk Sanur Bali Angkatan 93 STSI Denpasar
3.1995 Angkatan 1993 STSI Denpasar
Art Center Denpasar Bali
4. 1997 Wellcome Holiday
Joger Art House. Kuta Bali.
5.1997 Seni Rupa Kontemporer
“Dongeng Dongeng” dengan Midori Hirota Sika Gallery, Ubud Bali, Japan Foundation
6. 1998 Retrospeksi Darga Gallery, Sanur Bali
“Dongeng Dongeng”, dengan Midori HirotaGallery R.66, Bandung, Japan Fondation
7. 1999 Wearable. Sika Gallery. Ubud Bali
Padi Foundation, Bandung
8. 2000 Pameran Studio 1
Galleri Soemardja, ITB Bandung
9. 2001 Via Print Making, Studio 2
Galleri Soemardja ITB Bandung
10. 2022 Collage is Collage
Galleri Soemardja ITB Bandung
11. 2003 5 Tahun Reformasi
Taman Ismail Marzuki, Jakarta
2003 Badingkut dari Selatan Menuju Utara
Galleri Soemardja ITB Bandung
12. 2004 Soul Song
Rumah Seni Alexandra, Jakarta
13. 2007 Unoflatu 1
2007 Bill Art TeralGallery Maranatha, Bandung
Gallery Maranatha Bandung
14. 2008 Unoflatu 2
Gallery Maranatha Bandung
15. 2009 Dunia Harmonis
2009 Dunia HarmonisGallery, Guang XI. NormalUniversity China
Art Building Guang Xie Art Institut China
16. 2011 Unoflato.4
Gallery Maranatha, Bandung
17. 2012. Warisan Nusantara
Semarang Universitas, Semarang
2012 Papered
Gedung Indonesia Menggugat, Bandung
18. 2015 Nuansa Nusantara
Setagaya. Tokyo JapanAsosiation Asia Kontemporer Tokyo jepang
19. 2016. The Heritage of Nusantara Representation of Indonesia,
Visual art Kyoritsu Women University, Tokyo Jepang
20. 2018. International Academic Week Guangxi
Normal University, China.
21.2023 International Collaboration Project
The 1 Departement of Applied Art StudiesSilpakom University, Bangkok, Thailand
E. Kerja Teater dan Film
1. 2004 Art Director Sinetron
- Gita Cinta dari SMA- Puspa Indah Taman Hati Produk Karnos Film
2. 2022 Pemain
Presentasi Internasional, Puppetry Festival Pesta Boneka Yogyakarta, Indonesia
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment