Home
» Serba-Serbi
» Bah Opik Taufik. M. WS : De’ KOBOY BRAGA Wadah Kreativitas Seni-Budaya Orang Bandung
Wednesday, May 29, 2024
Bah Opik bersama Si Ranger (Asep GP) |
Bandung itu barometernya penyanyi dan musik di Indonesia, kota pelajar, kota perjuangan bangsa Asia-Afrika, Kota Kembang, dan sebutan lainnya. Ditambah lagi dengan penduduknya yang ramah, kulinernya yang enak dan murah-meriah, suasana alamnya pun sejuk segar memanjakan semua orang. Selain itu Bandung juga kota kreatif, penduduknya malotekar, banyak mencipta berbagai ragam yang bisa meningkatkan perekonomian dan memincut wisatawan.
Salah satu contohnya yang dikerjakan Bah Opik saparakanca (dkk) dengan komunitas De’ Koboy Braga nya, berhasil membuat wadah kreativitas seni-budaya urang Bandung yang mengundang apresiasi turis lokal dan turis luar.
Hal itu bisa kita saksikan tiap Sabtu sore (mulai Pk. 16.00) hingga jam 10 malam, di Taman Braga- depan Bank Jabar – Banten (bjb), di sana akan terlihat kerumunan orang yang memakai pakaian ala koboy komplit dengan topi laken, baju planel kotak-kotak dan sepatu bot khas koboynya. Macam-macam tingkah lakunya ada yang main musik, menyanyi, menari tradisi, menabuh gamelan, calung, reog, dsb.
De’ Koboy Braga, kata salah seorang pendirinya Bah Opik, berdiri tanggal 11 November 2022 (11/11/22). Pendiri dan pengelolanya selain Bah Opik yang juga merangkap sekretaris, ada Pak Ali Subianta (Ketua), dan Bah Bawan (Bendahara, mantan pajabat Humas Pos), serta Bah Wahyu (Penasihat, masih dinas di Disparbud Jabar), ditambah anggota 50 orang.
“De’ Koboy Braga adalah gabungan lintas komunitas dan tujuannya ingin ngajomantarakeun Bandung jadi ikon pusat seni, wisata dan budaya,“ demikian kata Bah Opik ketika kepergok wartawan sedang membetulkan genset di GPK (Gedung Pusat Kesenian) Jalan Naripan Bandung.
Sebelumnya kata Bah Opik, tema Koboy dipakai grup sasapedahan Paguyuban Sapedah Baheula Bandung (PSBB - Kang Abo) yang tiap Rabu mengadakan acara Rebo Ulin (Rabu Piknik). Nah uniknya Baraya Ulin PSBB yang sudah berlangsung lima tahun itu suka memakai kostum koboy, lalu dikembangkan lagi jadi De’ Koboy Braga. “Alhamdulillah masyarakat lainnya yang bukan komunitas gowes juga banyak yang gabung di Koboy Braga,“ kata Bah Opik sambil terus bercerita.
Koboy Braga yang beranggotakan lintas komunitas itu ada yang suka seni-budaya, sasapedahan (gowes), ngagas (anak motor), dsb. Anggotanya kebanyakan pensiunan, ada mantan pejabat PT. Pos, Dishub dsb, semuanya berbaur jadi dulur.
Tempat aktivitas De’ koboy Braga, ngumpul dan mengadakan pergelaran di depan BJB, Taman Braga (Braga Pendek). Alhamdulillah kata Bah Opik pihak bjb juga merasa senang dan terbantu dengan kegiatan positif ini, pasalnya selama ini Taman Braga tiap malam minggu suka dipakai mabuk-mabukan, tahu-tahu pagi-pagi botol-botol minuman sudah berserakan di sekitar taman dan itu lagi jadi bau pesing, dipakai WC umum.
“Alhamdulillah sudah ada kegiatan Koboy Braga mah taman sudah tidak dipakai tempat mabuk lagi, dan polisi pariwisata tiap Sabtu ketika ada pergelaran suka hadir ngontrol ke Taman Braga, termasuk dari Kodim, malah Pak Dandim mah mendukung sekali melihat keseriusan niat baik Koboy Braga dan memerintahkan Koramil ikut menjaga keamananan,“ kata Bah Opik sumringah.
Begitu juga dukungan dari Dinas Parawisata dan Budaya Jawa Barat. Malah Yayasan Pusat Kebudayan (YPK) yang sekarang jadi GPK (Gedung Pusat Kebudayaan), memberi fasilitas tempat untuk menyimpan perlengkapan, logistik Koboy Braga. Demikian juga ketika Ulang Tahun pertama De’ Koboy Braga (2023), pihak GPK menawarkan fasilitas gedung seandainya hujan dan tidak bisa menampung banyaknya penonton. Termasuk menawarkan tempat latihan dan kolaborasi dengan komunitas seni-budaya lainnya yang ada dalam wadah GPK.
Bah Opik sedang bernyanyi (Asep GP) |
Begitu juga Masyarakat yang ada di wilayah Jalan Braga. Pengurus RT/RWnya sangat mendukung dan sering menghadiri acara sambil mengantar warganya yang punya bakat seni tampil di Festival Koboy Braga.
“Alhamdulillah, banyak yang mendukung, para wisatawan lokal dan mancanagara sperti Iran, Korea, dsb, juga banyak yang mampir berbaur dengan penonton lainya. Pokoknya bus rombongan tamu-tamu hotel yang ada di Braga, kalau kebetulan malam minggu lewat ke Taman Braga, pasti malamnya suka datang ke sini, kayanya penasaran melihat keramaian pergelaran Festival Koboy Braga,“ kata Bah Opik bangga. Tapi kadang suka bingung, pergelaran sudah mau selesai eh turis asingnya baru datang, tapi suka dilanjutkan saja, untuk menghormati tamu, kata Bah Opik.
Selanjutnya Bah Opik berharap semua program De’Koboy Braga, didukung pemerintah kota Bandung dan instansi terkait. Utamanya untuk perlengkapan panggung yang masih darurat. Malah di awal berdirinya pergelaran festival De’Koboy Braga hanya menggunakan speaker aktif punya Bah opik yang biasa ditempel di sepeda ontelnya. Sedang yang sekarang rada lumayan, beli sendiri hasil rereongan/udunan/urunan. Bah Opik memang sehari-harinya suka memakai sepeda ontel (malah dobel ontel), dua sepedah dilas jadi dua tingkat. Sepeda generasi keduanya yang dikasih nama Si Ranger itu, sudah berpetualang jauh ke seantero Jawa Barat.
“Motivasi awal saya mendirikan De’ Koboy Braga karena hobi gowes sepeda dan suka seni. Makanya sepeda saya dilengkapi dengan musik ada speaker aktifnya dan bisa karaoke. Kadang-kadang kalau peralatan panggung De’ Koboy Braga krodit suka pake speaker sepedah saya, hanya kualitas suaranya seadanya karena memakai tenaga aki (accu). Harapan saya ke depannya bisa pasang listrik sendiri supaya enak. Kalau bjb mah gak bisa ngasih listrik, tapi PLN sudah siap memasangkan, hanya belum ada biayanya. Ya sementara mah pakai genset ini aja buat kelistrikannya,“ kata Bah Opik sambil menunjuk gensetnya lagi diservis.
“Padahal banyak komunitas yang mau ikut gabung dan ingin tampil sperti dari Padepokan Seni, juga grup calung, grup reog, dsb, tapi belum sempat keurus karena waktunya terbatas dan peralatan kurang. Jadi harus ada masukan dan saran dari semuanya. Dan ini Insha Allah semua yang saya ceritakan, yang saya persiapkan, ke depannya akan jadi bagian dari destinasi wisata kota Bandung,“ pungkas Bah Opik, pasti.
Sedikit Tentang Bah Opik
Nama Taufik M. WS atau Bah Opik di kalangan wartawan sudah tidak asing lagi. Bah Opik memang termasuk wartawan senior yang kreratif dan unik. Sifatnya yang bersahabat kepada siapa saja, membuatnya banyak dikenal di semua lapisan, terutama di lingkungan kepolisian. Awal karir jurnalistik alumni Fisip HI Unpas ini memang sering ditugaskan meliput di Polwiltabes Bandung (kini Polrestabes) ), hingga sekarang pun masih aktif liputan di Polda Jabar.
Riwayat pendidikannya dimulai di SD Buah Batu 4 ’81, SMP Buah Batu (Pilial SMPN 18 Ciwastra)-lulus 87, SMA Pasunda 3, dan meneruskan kuliah hingga jadi Sarjana di jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung. Selulusnya kuliah, tahun 93 Bah Opik langsung jadi wartawan. Pertama di Harian Gala (zaman redaksinya di Soekarno-Hatta terus terus pindah ke Jalan Pungkur), dari sana pindah ke tabloid Informasi (bersama Krisna Harahap di Malabar), terus ke Suara Publik (yang dirintis mantan wakil Walikota Bandung Enjang Sudarsono - Alm), pindah lagi ke Aksi (Harian Pos Kota). Bah Opik pernah juga gabung dengan LKBN Antara ditugaskan di Sumedang (1,5 tahun), dan terus bumetah di Pos Metro (grup Jawa Pos) liputan di Polda Jabar. Sabetulnya liputan di kepolisian sudah ia lakukan ketika di Gala, terutama di Polwiltabes zaman Kapolda Nana Permana, Kapolwilnya Erwin Mapaseng. Malah atas jasanya sering memberitakan kegiatan kepolisian, ketika Edmon Ilyas jadi Kapolwiltabes Bandung, Bah Opik diberangkatkan naik haji ke Mekah tahun 2007 dan selang setahun dari sana bisa ibadah Umroh.
Naik sepeda sambil membawa botol di atas kepala (Asep GP) |
“Saya sebenarnya tidak punya uang, tidak punya apa-apa, jadi waratwan juga hanya sekedar hobi, ini mah hakekatnya hidayah Alloh dan sareatnya sering ngebina silaturahmi,” kata Bah Opik mengingat masa lalunya, matak waas jeung kagagas, katanya. Kini Bah Opik masih aktif menulis berita di medianya sendiri e media (news & trip), media hasil kerjasama dengan Kombes Pol Erwin Chahara Rusmana, ketika menjabat Dirbinmas Jabar, (sekarang bintang satu).
Abah Opik juga terkenal sebagai manusia unik dan nyeniman. Sehari-harinya kemana pun suka ngagowes sepeda ontelnya yang unik dimodif jadi dua tingkat. Sekilas orang pasti suka ikut risi dan ngeri bagaimana cara naik sepeda dan turunnya, terutama ketika di lampu stopan.
Sepedahnya diberi nama “Si Ranger”, yang bawah merk Hercules (Bld) dan yang Master (Jpg). Jam terbangnya juga sudah jauh keliling Jawa Barat dan pernah ketika diundang Polda Metro Jaya. Sepedanya pun unik full musik dan bisa karoke, untuk hiburan katanya obat lelah terutama kalau turing ke tempat jauh. Bah Opik juga melengkapi sepeda ontelnya dengan perlengkapan kemping, kompor, tenda, dsb. Bah Opik memang termasuk lelaki perkasa mengingat Koboy kelahiran Buah Batu Bandung 16 September 1968 ini masih jagjag waringkas keneh jeung ludeungan (masih kuat dan berani).
Selain itu Bah Opik juga punya kelebihan/keterampilan yang jarang dipunyai semua orang, yaitu nyuhun (menyunggi) botol air kemasan (1,5 leter) sambil bersepeda. Hal itu sering dilakukannya, seperti perjalanan dari Bandung ke Purwakarta, bak akrobat. Alhamdulillah katanya tidak pernah jatuh ketika dicoba lagi sekarang. Ya paling jatuhnya kalau kena dahan pohon atau kabel telepon. Malah pernah nyuhun gallon berisi air satengahnya juga botol kaca, dan tak heran kalau jadi pusat perhatian di sepanjang perjalanan, hingga banyak orang yang minta difoto bareng.
Atas keterampilannya itu Bah Opik diutus jadi Duta Covid (2019-2020 zaman Kapolda Rudy Gajah/ Irjen Pol.Rudy Sufahriadi) juga sebelumnya tahun 2018 (zaman Kapolda Irjen Pol. Agung Budi Maryoto), jadi Duta Keamanan Kendaraan, keliling Jawa Barat ngagowes sapedah ontel.
Dan rencananya sekarang di Hari Pers Nasional (HPN), sedang mempersiapkan fisik, mental, dan dana ngagowes ke 3 negara Indonesia - Singapura - Malaysia. Harusnya dilaksanakan kemarin-kemarin, tapi banyak halangannya, padahal sponsor sudah siap mendanai. Ya mudah-mudahan bulan Agustus, sekalian cenah merayakan Agustusan di Malaysia (dengan perkiraan jarak tempuh 40 hari). Tapi kalau tidak jadi akan ngagowes ke Anyer – Panarukan (seminggu ).
“Alhamdulilah dalam masa tua saya dan mengurangi aktifitas di kewartawanan saya masih bisa menyalurkan hobi. Usia saya sekarang 56 taun, alhamdulillah saya masih merasa bugar, malah kalau tidak ngaboseh/ngegowes satu hari aja badan terasa linu,“ katanya sambil mengelus-ngelus Si Ranger. Dan Alhamdulillah keluarganya juga tidak melarang kalau kegaiatannya positif mah.
Bah Opik lahir dari pasangan Haji Warry Syoga (Pontianak-Dayak) dan Hjh. Tuti R. Barokah trah Garut turunan Pangeran Papak, sekarang hidup tenteram bersama istrinya Listisah orang Banen Limbangan - Garut, alumni FKIP Unpas, sekarang ngajar di Pasundan 4 dan Pasundan Jatinangor. Putra Bah Opik dua, Salsabila Lintang (yang menikah ke Firman Gunawan), dan Salmanabila Balda, serta punya cucu 2, Luna Naira dan Muhammad Wais. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
May 29, 2024
CB Blogger
IndonesiaBah Opik Taufik. M. WS : De’ KOBOY BRAGA Wadah Kreativitas Seni-Budaya Orang Bandung
Posted by
Tatarjabar.com on Wednesday, May 29, 2024
Bah Opik bersama Si Ranger (Asep GP) |
Bandung itu barometernya penyanyi dan musik di Indonesia, kota pelajar, kota perjuangan bangsa Asia-Afrika, Kota Kembang, dan sebutan lainnya. Ditambah lagi dengan penduduknya yang ramah, kulinernya yang enak dan murah-meriah, suasana alamnya pun sejuk segar memanjakan semua orang. Selain itu Bandung juga kota kreatif, penduduknya malotekar, banyak mencipta berbagai ragam yang bisa meningkatkan perekonomian dan memincut wisatawan.
Salah satu contohnya yang dikerjakan Bah Opik saparakanca (dkk) dengan komunitas De’ Koboy Braga nya, berhasil membuat wadah kreativitas seni-budaya urang Bandung yang mengundang apresiasi turis lokal dan turis luar.
Hal itu bisa kita saksikan tiap Sabtu sore (mulai Pk. 16.00) hingga jam 10 malam, di Taman Braga- depan Bank Jabar – Banten (bjb), di sana akan terlihat kerumunan orang yang memakai pakaian ala koboy komplit dengan topi laken, baju planel kotak-kotak dan sepatu bot khas koboynya. Macam-macam tingkah lakunya ada yang main musik, menyanyi, menari tradisi, menabuh gamelan, calung, reog, dsb.
De’ Koboy Braga, kata salah seorang pendirinya Bah Opik, berdiri tanggal 11 November 2022 (11/11/22). Pendiri dan pengelolanya selain Bah Opik yang juga merangkap sekretaris, ada Pak Ali Subianta (Ketua), dan Bah Bawan (Bendahara, mantan pajabat Humas Pos), serta Bah Wahyu (Penasihat, masih dinas di Disparbud Jabar), ditambah anggota 50 orang.
“De’ Koboy Braga adalah gabungan lintas komunitas dan tujuannya ingin ngajomantarakeun Bandung jadi ikon pusat seni, wisata dan budaya,“ demikian kata Bah Opik ketika kepergok wartawan sedang membetulkan genset di GPK (Gedung Pusat Kesenian) Jalan Naripan Bandung.
Sebelumnya kata Bah Opik, tema Koboy dipakai grup sasapedahan Paguyuban Sapedah Baheula Bandung (PSBB - Kang Abo) yang tiap Rabu mengadakan acara Rebo Ulin (Rabu Piknik). Nah uniknya Baraya Ulin PSBB yang sudah berlangsung lima tahun itu suka memakai kostum koboy, lalu dikembangkan lagi jadi De’ Koboy Braga. “Alhamdulillah masyarakat lainnya yang bukan komunitas gowes juga banyak yang gabung di Koboy Braga,“ kata Bah Opik sambil terus bercerita.
Koboy Braga yang beranggotakan lintas komunitas itu ada yang suka seni-budaya, sasapedahan (gowes), ngagas (anak motor), dsb. Anggotanya kebanyakan pensiunan, ada mantan pejabat PT. Pos, Dishub dsb, semuanya berbaur jadi dulur.
Tempat aktivitas De’ koboy Braga, ngumpul dan mengadakan pergelaran di depan BJB, Taman Braga (Braga Pendek). Alhamdulillah kata Bah Opik pihak bjb juga merasa senang dan terbantu dengan kegiatan positif ini, pasalnya selama ini Taman Braga tiap malam minggu suka dipakai mabuk-mabukan, tahu-tahu pagi-pagi botol-botol minuman sudah berserakan di sekitar taman dan itu lagi jadi bau pesing, dipakai WC umum.
“Alhamdulillah sudah ada kegiatan Koboy Braga mah taman sudah tidak dipakai tempat mabuk lagi, dan polisi pariwisata tiap Sabtu ketika ada pergelaran suka hadir ngontrol ke Taman Braga, termasuk dari Kodim, malah Pak Dandim mah mendukung sekali melihat keseriusan niat baik Koboy Braga dan memerintahkan Koramil ikut menjaga keamananan,“ kata Bah Opik sumringah.
Begitu juga dukungan dari Dinas Parawisata dan Budaya Jawa Barat. Malah Yayasan Pusat Kebudayan (YPK) yang sekarang jadi GPK (Gedung Pusat Kebudayaan), memberi fasilitas tempat untuk menyimpan perlengkapan, logistik Koboy Braga. Demikian juga ketika Ulang Tahun pertama De’ Koboy Braga (2023), pihak GPK menawarkan fasilitas gedung seandainya hujan dan tidak bisa menampung banyaknya penonton. Termasuk menawarkan tempat latihan dan kolaborasi dengan komunitas seni-budaya lainnya yang ada dalam wadah GPK.
Bah Opik sedang bernyanyi (Asep GP) |
Begitu juga Masyarakat yang ada di wilayah Jalan Braga. Pengurus RT/RWnya sangat mendukung dan sering menghadiri acara sambil mengantar warganya yang punya bakat seni tampil di Festival Koboy Braga.
“Alhamdulillah, banyak yang mendukung, para wisatawan lokal dan mancanagara sperti Iran, Korea, dsb, juga banyak yang mampir berbaur dengan penonton lainya. Pokoknya bus rombongan tamu-tamu hotel yang ada di Braga, kalau kebetulan malam minggu lewat ke Taman Braga, pasti malamnya suka datang ke sini, kayanya penasaran melihat keramaian pergelaran Festival Koboy Braga,“ kata Bah Opik bangga. Tapi kadang suka bingung, pergelaran sudah mau selesai eh turis asingnya baru datang, tapi suka dilanjutkan saja, untuk menghormati tamu, kata Bah Opik.
Selanjutnya Bah Opik berharap semua program De’Koboy Braga, didukung pemerintah kota Bandung dan instansi terkait. Utamanya untuk perlengkapan panggung yang masih darurat. Malah di awal berdirinya pergelaran festival De’Koboy Braga hanya menggunakan speaker aktif punya Bah opik yang biasa ditempel di sepeda ontelnya. Sedang yang sekarang rada lumayan, beli sendiri hasil rereongan/udunan/urunan. Bah Opik memang sehari-harinya suka memakai sepeda ontel (malah dobel ontel), dua sepedah dilas jadi dua tingkat. Sepeda generasi keduanya yang dikasih nama Si Ranger itu, sudah berpetualang jauh ke seantero Jawa Barat.
“Motivasi awal saya mendirikan De’ Koboy Braga karena hobi gowes sepeda dan suka seni. Makanya sepeda saya dilengkapi dengan musik ada speaker aktifnya dan bisa karaoke. Kadang-kadang kalau peralatan panggung De’ Koboy Braga krodit suka pake speaker sepedah saya, hanya kualitas suaranya seadanya karena memakai tenaga aki (accu). Harapan saya ke depannya bisa pasang listrik sendiri supaya enak. Kalau bjb mah gak bisa ngasih listrik, tapi PLN sudah siap memasangkan, hanya belum ada biayanya. Ya sementara mah pakai genset ini aja buat kelistrikannya,“ kata Bah Opik sambil menunjuk gensetnya lagi diservis.
“Padahal banyak komunitas yang mau ikut gabung dan ingin tampil sperti dari Padepokan Seni, juga grup calung, grup reog, dsb, tapi belum sempat keurus karena waktunya terbatas dan peralatan kurang. Jadi harus ada masukan dan saran dari semuanya. Dan ini Insha Allah semua yang saya ceritakan, yang saya persiapkan, ke depannya akan jadi bagian dari destinasi wisata kota Bandung,“ pungkas Bah Opik, pasti.
Sedikit Tentang Bah Opik
Nama Taufik M. WS atau Bah Opik di kalangan wartawan sudah tidak asing lagi. Bah Opik memang termasuk wartawan senior yang kreratif dan unik. Sifatnya yang bersahabat kepada siapa saja, membuatnya banyak dikenal di semua lapisan, terutama di lingkungan kepolisian. Awal karir jurnalistik alumni Fisip HI Unpas ini memang sering ditugaskan meliput di Polwiltabes Bandung (kini Polrestabes) ), hingga sekarang pun masih aktif liputan di Polda Jabar.
Riwayat pendidikannya dimulai di SD Buah Batu 4 ’81, SMP Buah Batu (Pilial SMPN 18 Ciwastra)-lulus 87, SMA Pasunda 3, dan meneruskan kuliah hingga jadi Sarjana di jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung. Selulusnya kuliah, tahun 93 Bah Opik langsung jadi wartawan. Pertama di Harian Gala (zaman redaksinya di Soekarno-Hatta terus terus pindah ke Jalan Pungkur), dari sana pindah ke tabloid Informasi (bersama Krisna Harahap di Malabar), terus ke Suara Publik (yang dirintis mantan wakil Walikota Bandung Enjang Sudarsono - Alm), pindah lagi ke Aksi (Harian Pos Kota). Bah Opik pernah juga gabung dengan LKBN Antara ditugaskan di Sumedang (1,5 tahun), dan terus bumetah di Pos Metro (grup Jawa Pos) liputan di Polda Jabar. Sabetulnya liputan di kepolisian sudah ia lakukan ketika di Gala, terutama di Polwiltabes zaman Kapolda Nana Permana, Kapolwilnya Erwin Mapaseng. Malah atas jasanya sering memberitakan kegiatan kepolisian, ketika Edmon Ilyas jadi Kapolwiltabes Bandung, Bah Opik diberangkatkan naik haji ke Mekah tahun 2007 dan selang setahun dari sana bisa ibadah Umroh.
Naik sepeda sambil membawa botol di atas kepala (Asep GP) |
“Saya sebenarnya tidak punya uang, tidak punya apa-apa, jadi waratwan juga hanya sekedar hobi, ini mah hakekatnya hidayah Alloh dan sareatnya sering ngebina silaturahmi,” kata Bah Opik mengingat masa lalunya, matak waas jeung kagagas, katanya. Kini Bah Opik masih aktif menulis berita di medianya sendiri e media (news & trip), media hasil kerjasama dengan Kombes Pol Erwin Chahara Rusmana, ketika menjabat Dirbinmas Jabar, (sekarang bintang satu).
Abah Opik juga terkenal sebagai manusia unik dan nyeniman. Sehari-harinya kemana pun suka ngagowes sepeda ontelnya yang unik dimodif jadi dua tingkat. Sekilas orang pasti suka ikut risi dan ngeri bagaimana cara naik sepeda dan turunnya, terutama ketika di lampu stopan.
Sepedahnya diberi nama “Si Ranger”, yang bawah merk Hercules (Bld) dan yang Master (Jpg). Jam terbangnya juga sudah jauh keliling Jawa Barat dan pernah ketika diundang Polda Metro Jaya. Sepedanya pun unik full musik dan bisa karoke, untuk hiburan katanya obat lelah terutama kalau turing ke tempat jauh. Bah Opik juga melengkapi sepeda ontelnya dengan perlengkapan kemping, kompor, tenda, dsb. Bah Opik memang termasuk lelaki perkasa mengingat Koboy kelahiran Buah Batu Bandung 16 September 1968 ini masih jagjag waringkas keneh jeung ludeungan (masih kuat dan berani).
Selain itu Bah Opik juga punya kelebihan/keterampilan yang jarang dipunyai semua orang, yaitu nyuhun (menyunggi) botol air kemasan (1,5 leter) sambil bersepeda. Hal itu sering dilakukannya, seperti perjalanan dari Bandung ke Purwakarta, bak akrobat. Alhamdulillah katanya tidak pernah jatuh ketika dicoba lagi sekarang. Ya paling jatuhnya kalau kena dahan pohon atau kabel telepon. Malah pernah nyuhun gallon berisi air satengahnya juga botol kaca, dan tak heran kalau jadi pusat perhatian di sepanjang perjalanan, hingga banyak orang yang minta difoto bareng.
Atas keterampilannya itu Bah Opik diutus jadi Duta Covid (2019-2020 zaman Kapolda Rudy Gajah/ Irjen Pol.Rudy Sufahriadi) juga sebelumnya tahun 2018 (zaman Kapolda Irjen Pol. Agung Budi Maryoto), jadi Duta Keamanan Kendaraan, keliling Jawa Barat ngagowes sapedah ontel.
Dan rencananya sekarang di Hari Pers Nasional (HPN), sedang mempersiapkan fisik, mental, dan dana ngagowes ke 3 negara Indonesia - Singapura - Malaysia. Harusnya dilaksanakan kemarin-kemarin, tapi banyak halangannya, padahal sponsor sudah siap mendanai. Ya mudah-mudahan bulan Agustus, sekalian cenah merayakan Agustusan di Malaysia (dengan perkiraan jarak tempuh 40 hari). Tapi kalau tidak jadi akan ngagowes ke Anyer – Panarukan (seminggu ).
“Alhamdulilah dalam masa tua saya dan mengurangi aktifitas di kewartawanan saya masih bisa menyalurkan hobi. Usia saya sekarang 56 taun, alhamdulillah saya masih merasa bugar, malah kalau tidak ngaboseh/ngegowes satu hari aja badan terasa linu,“ katanya sambil mengelus-ngelus Si Ranger. Dan Alhamdulillah keluarganya juga tidak melarang kalau kegaiatannya positif mah.
Bah Opik lahir dari pasangan Haji Warry Syoga (Pontianak-Dayak) dan Hjh. Tuti R. Barokah trah Garut turunan Pangeran Papak, sekarang hidup tenteram bersama istrinya Listisah orang Banen Limbangan - Garut, alumni FKIP Unpas, sekarang ngajar di Pasundan 4 dan Pasundan Jatinangor. Putra Bah Opik dua, Salsabila Lintang (yang menikah ke Firman Gunawan), dan Salmanabila Balda, serta punya cucu 2, Luna Naira dan Muhammad Wais. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment