Home
» Wisata Kuliner
» Festival Kopi Cikole 2024 Disambut Masyarakat dan Didukung Semua Unsur Muspida Setempat
Thursday, August 29, 2024
Stan Para Peserta PKW Barista LKP Sugeng Sejahtera (Foto Asep GP) |
Acara tersebut digelar di Lapangan Brimob Cikole Lembang, Kabuparten Bandung Barat (KBB), Minggu (25/8/2024). Serta diisi dengan berbagai kegiatan diantaranya, Manual Brew V60 Competition dengan hadiah Hadiah: Juara 1. Rp.2,000.000, 2.Rp.1.500.000, 3. Rp.1.000.000, juga ada 45 Coffee Both para peserta program PKW Bidang Barista 2004 LKP Sugeng Sejahtera dan UMKM Both/stan UMKM masyarakat sekitar Cikole, serta dimeriahkan oleh C’Koes Band dari Cilegon Banten yang menyuguhkan lagu-lagu lawas Koes Plus.
Hadir pada kesempatan tersebut, Camat Lembang Drs. Bambang Eko Setiawahyudi bersama istri, Komandan Batalyon B Pelopor Sat Brimob Polda Jabar Kompol H. Maman Ismail, A.Md, Kapolsek Cikole Kompol Hadi, Danramil Cikole Ibu Enoh, Kepala Desa Cikole Lembang Drs.H. Tajudin, M.Ag, Kabid PAUD MF KBB Eri Trikurniadi, ST. , M.Si, mewakili Kadisdik KBB, Andreas S Karunianto SE, (Ketua Umum Perkumpulan Barista Kopi Indonesia/PBKI), Asep Cece Ketua RW 09 Kp. Babakan (tempat Kopi Luwak Cikole berada), para tamu undangan, serta masyarakat lainnya.
Selain itu, hadir juga para Juri Kompetisi Barista kawakan dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi Barista, sepert: drh. Sugeng Pujiono (Ketua Lembaga Sertifikasi Kompetensi Barista/LSK Barista) - diwakilkan karena sakit, Sugeng Supangat (Penguji Nasional Barista), Iman Rasuli (Master Penguji Nasional Barista), Kurnia Danu Miharja (Penguji Nasional Barista), Deden R Nugaraha (Master Penguji Nasional Barista), serta Oka Paksi Perdana (Penguji Nasional Barista). Mereka siap menguji kabisa 228 para barista dari berbagi daerah yang ikut dalam kompetisi tersebut.
Acara Festival Cikole Lembang ini, sebagaimana dituturkan Sugeng Pujiono sebelumnya, saat pembukaan kegiatan tersebut (22/7/2024) di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera di Kopi Luwak Cikole, Jl. Nyalindung No. 9 Kampung Babakan Ds. Cikole Kec. Lembang, acara ini merupakan rangkaian terakhir dari 43 hari kegiatan PKW (Program Kecakapan Wirausaha) Bidang Barista 2024 yang diadakan oleh LPK Sugeng Sejahtera bekerjasama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Kemendikbudristek RI.
Menyiapkan Racikan Kopi (Foto Asep GP) |
Dimana dalam kegiatan tersebut, mereka diajarkan untuk mandiri, para peserta akan disuruh berjualan di festival kopi dengan booth-booth (stan) yang telah disiapkan komplit dengan peralatan barista dan bahan-bahan olahannya.
Disitu juga para siswa diikutsertakan dalam Lomba Ketangkasan Barista bersama peserta lomba lainnya dari umum, dan juaranya akan mendapat hadiah. Selain itu ada demo barista. Tujuannnya agar para peserta PKW merasa tertantang dan banyak mendapat ilmunya langsung di lapangan tidak hanya teori di kelas saja.
Dimeriahkan C'Koes Band Dari Cilegon (Foto Asep GP) |
Usai itu peserta dididik untuk “survive” di dunia usaha yang lebih nyata lagi, mereka dibawa ke pasar-pasar sekitar, Pasar Lembang, dsb. Ada yang jalan kaki, naik motor, satu persatu mereka disuruh datang ke tempat yang belum mereka kenal untuk menjual produk kopi olahannya. Ditenteng sambil membawa termos untuk menyeduh kopi dan gelas plastik/cup, dan sepulangnya mereka dinilai laris tidaknya jualannya, siapa yang paling laku banyak, kenapa sampai tidak laku, dsb.
“Mereka kita ajarkan untuk mandiri. Jadi tidak hanya diajarkan di kelas saja, kita ajak mereka keluar. Itu setiap tahun begitu. Makanya alhamdulillah mereka banyak yang sukses membuka usaha,“ jelas Sugeng.
Para Pejabat Pendukung Acara (Dari Kanan) Camat Lembang-Istri, Danramil Cikole, Kapolsek Cikole, Danyon Brimob, Kades Cikole, Eri Trikurniadi, Iman Rasuli dan Kurnia Danu Miharja (Foto Asep GP) |
Ini memang bukan omong kosong, selama empat kali dan lima gelombang LKP Sugeng Sejahtera mengadakan PKW kerjasama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Kemendikbudristek, tercatat 70 % dari 870-an lebih lulusannya sudah membuka usaha secara mandiri dan tersebar di beberapa daerah di Jawa Barat.
Hal tersebut senada dengan keterangan Sugeng Supangat (mewakili drh. Sugeng Pujiono, pemilik/owner LKP Sugeng Sejahtera dan Kopi Luwak Cikole), bahwa, “Lembaga Keterampilan dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera telah memiliki ratusan alumni yang telah berwirausaha dan di desa Cikole ada puluhan yang bekerja membuka usaha. Hari ini adalah ajang untuk melatih sikap mental para pesereta agar siap membuak usaha ketika lulus nanti,“ tandasnya.
Mengunjungi Stan Kopi (Foto Asep GP) |
Sugeng pun tak lupa berterima kasih kepada seluruh panitia yang sudah bekerja keras juga tamu undangan, kepala desa Cikole, camat Cikole, ketua FPLKP, ketua PBKI, Komandan Batalyon B Pelopor, Kapolres Cikole, Danramil Cikole, kepala dinas pendidikan KBB, Kopi Luwak Cikole, KLC Resto, pelaku UMKM Desa Cikole, peserta PKW Barista, C’ Koes Band, serta semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, sehingga terlaksana dengan baik.
Memang seperti yang dikatakan Iman Rasuli dalam pidato sambutannya, kegiatan Festival Kopi ini mendapat sambutan dan dukungan yang luar biasa dari semua pihak, dan Iman pun mewakili PBKI (Perkumpulan Barista Kopi Indonesia) mendukung dan sangat bangga dengan adanya kegiatan tentang kopi tersebut. Sebab memang potensi kopi di Indonesia sangat cerah dan Indonesia adalah negara produsen kopi terbaik di dunia, jadi andalan utama ekspor Indonesia non migas, selain minyak sawit dan kakao. Menjanjikan kesejahteraan bagi para petani dan pengelolanya.
Andri Permana (Tanpa Topi), Kopi Itu Dari Biji Bukan Sachetan (Foto Asep GP) |
Iman pun melihat perkembangan kopi dalam 4 tahun ini sangat pesat. “Dan saya tidak membayangkan dari mulai usaha kopi tahun 2000 bakalan ada Festival Kopi di Lembang. Geliat ini semoga akan semakin baik, semakin menambah kepercayaan diri kita bahwa kopi adalah salah satu kopi terbaik di Indonesia dan untuk barista yang ikut kompetisi saat ini semoga tidak berhenti sampai jadi juara di sini, tapi harus menjadi juara di kejuaraan-kejuaraan dunia, juga kepada adik-adik peserta PKW Barisat LPP Sugeng Sejahtera semoga cita-cita mereka menjadi pengusaha bidang kopi atau lainnya, tercapai dengan baik,“ pungkasnya.
Diserbu Masyarakat Penggemar Kopi (Foto Asep GP) |
Kepala Desa Cikole Lembang Drs. H. Tajudin pun sama menyambut baik dan memuji LKP Sugeng Sejahtera yang sedikit banyaknya telah berkontribusi menurunkan angka pengangguran di wilayahnya. “Ternyata di Lembang ada ribuan lulusan SMK tapi karena keterbatasan lapangan kerja mereka menganggur, oleh sebab itu semoga dengan adanya kegiatan PKW Barista di LPP Sugeng Sejahtera ini jadi solusi dan semoga ke depan kita lebih maju lagi," kata Pak Kades.
Demikian juga dengan Camat Lembang Bambang Eko Setiawahyudi, penggemar berat kopi ini sangat menyambut baik kegiatan yang didukung semua pihak di wilayah Lembang dan pusat ini. Menurutnya Kopi Luwak Cikole adalah salahsatu kopi terbaik yang ada di KBB bahkan di Indonesia dan itu sangat membanggakan buat semua. “Kita bangga dengan kegiatan festival Kopi Cikole ini dan tentunya kita mendukung, mendorong dan memberi ruang bagi para barista ini. Semoga LPK SS ini bisa membuka lapangan kerja dan kita coba lihat nanti perkembangan ke depannya seperti apa, lalu kita koordinasikan dengan dinas terkait,“ katanya.
Andika, Dari Tidak Tahu Kopi Jadi Tahu Kopi (Foto Asep GP) |
Kata Bambang, Kegiatan Festival Kopi Cikole ini memang bagian kegiatan dinas pendidikan, tapi bisa dikaitkan dnegan dinas perdagangan dan industri, bisa dikembangkan lagi bagaimana para barista ini bisa bekerja dengan profesional dan bisa disalurkan ke setiap perusahaan yang membutuhkan.
Demikian juga Danyon Brimob Maman Ismail berharap kegaiatan ini jadi ajang silaturahim bagi penggemar kopi, dan dalam festival kopi ini tidak hanya kompetisi tapi edukasi dari cara meracik kopi serta teknik penyajiannya sehingga memiliki nilai lebih dari cita rasa hingga punya daya tarik tersendiri dan ini telah menjadi tren masa kini yang digemari tidak hanya oleh kaula muda tapi seluruh golongan.
“Saya berharap pada para pengusaha, temen-temen dari pengusaha kopi untuk di wilayah Lembang ini selalu inovatif, kreatif dan produktif dalam mempromosikan kopi Lembang dan dengan adanya Festival Kopi ini semoga jadi peluang membuka lapangan kerja maupun wirausaha, sehingga produk UMKM Cikole lebih dikenal luas dan dapat memajukan produk lokal menjadi dunia,” katanya.
“Saya berharap pada para pengusaha, temen-temen dari pengusaha kopi untuk di wilayah Lembang ini selalu inovatif, kreatif dan produktif dalam mempromosikan kopi Lembang dan dengan adanya Festival Kopi ini semoga jadi peluang membuka lapangan kerja maupun wirausaha, sehingga produk UMKM Cikole lebih dikenal luas dan dapat memajukan produk lokal menjadi dunia,” katanya.
Sambutan juga datang dari dinas pendidikan KBB, diwakili Kabid PAUD MF KBB Eri Trikurniadi, yang menurutnya kegiatan kolaborasi dengan kemendikbudristek ini adalah salahsatu wujud kepedulian dari LKP SS yang bisa mencerdaskan dan menghidupi kehidupan lulusan SMK di Kecamatan Lembang, sebab kata Eri, di KBB sendiri pengangguran itu sekitar 70 ribu. “Alhamdulillah dengan adanya kegiatan ini dapat menciptakan para barista yang bisa menghidupi kehidupannya lebih mandiri lagi,” tandasnya.
Dan Andreas S. Karunianto sebagai Ketua Umum Perkumpulan Barista Kopi Indonesia/PBKI pun, menilai acara ini luar biasa, antusiasnya luar biasa. Tanpa kita sadari, kata andreas, banyak orang yang ingin ikut lomba dan pelatihan barista ini . Dari satu sisi program ini menciptakan UMKM semacam kedai-kedai kopi, dan teman-teman kopi juga sangat mendukung, dari perkumpulan Barista indonesia, dari dinas sosial, dan pengurus, lembaga dan instansi terkait, muspida setempat, mereka juga memberi tempat.
“Ke depannya sepertinya akan ada lagi, soalnya ini baru permulaan saja banyak yang antusias, jadi harus diteruskan,“ harapnya.
Seorang Barista Harus Punya Etika dan Moral Yang Baik
Hal tersebut ditegaskan Ketua Dewan Juri Kurnia Danu Miharja (Penguji Nasional Barista) kepada wartawan. Menurut penguji nasional barista yang profesi sehari-harinya jadi instruktur barista, instruktur roasting dan sebagai assessor di LKP SS ini, kriteria untuk penjurian lomba barista ini pertamanya dari attitude/sikap, etika, moral, dan teknik komunikasinya seperti apa lalu knowledge/ pengetahuan mengenai kopi, bahan baku itu seperti apa. “Itu salah satu skill yag harus dimiliki oleh seorang barista. Ketika seorang barista itu skillnya mantap, pendidikannya tinggi, wawasannya luas, attitudenya juga mantap itu hebat. Terus diteknis, mereka akan mengetahui bagaimana mengidentifikasi bahan baku, karena kopi ini dari jenis, varietas, dan jenis olahan, termasuk level roasting (nyangray) mereka akan tahu kalau kopi seperti ini dampak rasanya akan seperti apa. Jadi itu yang kami kedepankan. Jadi pertama etika, moral, attitudenya,” terangnya.
Lomba Barista (Foto Asep GP) |
Dan itu terbukti dari hasil penilaian pertama saat itu. “Ya itulah uniknya kopi walau dengan bahan baku yang sama, air yang sama, tapi ketika happynya seorang barista itu tidak dapat, ya gakkan dapat (juara). Padahal itu menggunakan bahan baku yang sama, air yang sama dan rasio perbandingannya juga tidak jauh karena sudah terukur, tapi akan keluar juaranya. Jadi itulah happynya seorang barista, sajikanlah minuman kopi itu pakai hati, pakai rasa, seolah mau disajikan kepada seseorang yang spesial dalam kehidupannya,” kata Kurnia.
Ahli kopi trah Samarang Garut ini pun, menyoroti PKW ini, kata dia, imej di tengah masyarakat SMK ini penyumbang tertinggi untuk angka pengangguran. Tapi dengan pola seperti ini anak-anak SMK terakomodir dan hobi, Fashionnya itu akan tersalurkan. “Dan diharapkan alumni-alumni PKW LKP Sugeng Sejahtera ini bukan pencari kerja tapi membuka lapangan kerja,“ pungkasnya.
Sedang Dicicipi Para Juri (Foto Asep GP) |
Hal senada juga dikatakan Deden R. Nugraha (Master Penguji Nasional Barista). “Kita masih beruntung PKW ini program Ditjen vokasi Kemndikbudristek, jadi mereka sangat memperhatikan bahwa ada sebagian masyarakat yang memang mau berwirausaha tapi tidak punya modal. Nah melalui program inilah mereka tersalurkan. Jadi dalam program PKW ini mereka dapat pelatihan barista, setelah itu diberi modal usaha dan Festival Kopi ini menjadi ajang permulaan, menjadi show up (muncul), arena uji mental mereka, pengalaman mereka performance mereka dalam menggeluti dunia wirausaha, khususnya di bidang perkopian,” katanya.
Ini Juara Lomba Baristanya (Foto Asep GP) |
Salah seorang peserta PKW yang tengah praktik menjual kopi yang diraciknya sendiri, Andri Permana, saat itu berhasil menjual 10 -15 cup kopi di stannya dari jam 11.00 hingga bada Dzuhur. Harga kopinya memang ramah di kantong dan kata Andri dalam kegiatan praktik ini peserta sekedar menjual saja belum ditambahkan terkait berapa harga pokoknya. Hanya ditambahkan sedikit keuntungan untuk menutupi biaya bahan baku. “Mungkin ini lebih ke pengenalan dan edukasi ke masyarakat sekitar bahwasannya kopi yang asli itu dari biji, bukan sachetan,“ ungkapnya.
Demikian juga dengan peserta PKW lainnya, Andika. Alumni SMA 1 Lembang ini terlihat sumringah sambil berteduh di tenda melepas lelah, dia berhasil menjual 18 cup kopi dari Pk. 09 hingga bada Duhur. Andika juga mengaku senang ikut PKW ini karena, “Asalnya saya dari nol banget ga tahu tentang kopi, jenis kopi, dan alat-alat pembuat kopi, takaran kopi, tapi sekarang saya jadi tahu dan bisa membuat kopi sendiri untuk orang lain, sebab selama pelatihan saya selalu fokus ke materi latihan jadi ilmunya juga bisa nerap, terus kita dikasih alat gratis lagi, mantap lah,” katanya sambil mengacungkan jempolnya. (Asep GP)***
Festival Kopi Cikole 2024 Disambut Masyarakat dan Didukung Semua Unsur Muspida Setempat
Posted by
Tatarjabar.com on Thursday, August 29, 2024
Stan Para Peserta PKW Barista LKP Sugeng Sejahtera (Foto Asep GP) |
Acara tersebut digelar di Lapangan Brimob Cikole Lembang, Kabuparten Bandung Barat (KBB), Minggu (25/8/2024). Serta diisi dengan berbagai kegiatan diantaranya, Manual Brew V60 Competition dengan hadiah Hadiah: Juara 1. Rp.2,000.000, 2.Rp.1.500.000, 3. Rp.1.000.000, juga ada 45 Coffee Both para peserta program PKW Bidang Barista 2004 LKP Sugeng Sejahtera dan UMKM Both/stan UMKM masyarakat sekitar Cikole, serta dimeriahkan oleh C’Koes Band dari Cilegon Banten yang menyuguhkan lagu-lagu lawas Koes Plus.
Hadir pada kesempatan tersebut, Camat Lembang Drs. Bambang Eko Setiawahyudi bersama istri, Komandan Batalyon B Pelopor Sat Brimob Polda Jabar Kompol H. Maman Ismail, A.Md, Kapolsek Cikole Kompol Hadi, Danramil Cikole Ibu Enoh, Kepala Desa Cikole Lembang Drs.H. Tajudin, M.Ag, Kabid PAUD MF KBB Eri Trikurniadi, ST. , M.Si, mewakili Kadisdik KBB, Andreas S Karunianto SE, (Ketua Umum Perkumpulan Barista Kopi Indonesia/PBKI), Asep Cece Ketua RW 09 Kp. Babakan (tempat Kopi Luwak Cikole berada), para tamu undangan, serta masyarakat lainnya.
Selain itu, hadir juga para Juri Kompetisi Barista kawakan dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi Barista, sepert: drh. Sugeng Pujiono (Ketua Lembaga Sertifikasi Kompetensi Barista/LSK Barista) - diwakilkan karena sakit, Sugeng Supangat (Penguji Nasional Barista), Iman Rasuli (Master Penguji Nasional Barista), Kurnia Danu Miharja (Penguji Nasional Barista), Deden R Nugaraha (Master Penguji Nasional Barista), serta Oka Paksi Perdana (Penguji Nasional Barista). Mereka siap menguji kabisa 228 para barista dari berbagi daerah yang ikut dalam kompetisi tersebut.
Acara Festival Cikole Lembang ini, sebagaimana dituturkan Sugeng Pujiono sebelumnya, saat pembukaan kegiatan tersebut (22/7/2024) di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera di Kopi Luwak Cikole, Jl. Nyalindung No. 9 Kampung Babakan Ds. Cikole Kec. Lembang, acara ini merupakan rangkaian terakhir dari 43 hari kegiatan PKW (Program Kecakapan Wirausaha) Bidang Barista 2024 yang diadakan oleh LPK Sugeng Sejahtera bekerjasama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Kemendikbudristek RI.
Menyiapkan Racikan Kopi (Foto Asep GP) |
Dimana dalam kegiatan tersebut, mereka diajarkan untuk mandiri, para peserta akan disuruh berjualan di festival kopi dengan booth-booth (stan) yang telah disiapkan komplit dengan peralatan barista dan bahan-bahan olahannya.
Disitu juga para siswa diikutsertakan dalam Lomba Ketangkasan Barista bersama peserta lomba lainnya dari umum, dan juaranya akan mendapat hadiah. Selain itu ada demo barista. Tujuannnya agar para peserta PKW merasa tertantang dan banyak mendapat ilmunya langsung di lapangan tidak hanya teori di kelas saja.
Dimeriahkan C'Koes Band Dari Cilegon (Foto Asep GP) |
Usai itu peserta dididik untuk “survive” di dunia usaha yang lebih nyata lagi, mereka dibawa ke pasar-pasar sekitar, Pasar Lembang, dsb. Ada yang jalan kaki, naik motor, satu persatu mereka disuruh datang ke tempat yang belum mereka kenal untuk menjual produk kopi olahannya. Ditenteng sambil membawa termos untuk menyeduh kopi dan gelas plastik/cup, dan sepulangnya mereka dinilai laris tidaknya jualannya, siapa yang paling laku banyak, kenapa sampai tidak laku, dsb.
“Mereka kita ajarkan untuk mandiri. Jadi tidak hanya diajarkan di kelas saja, kita ajak mereka keluar. Itu setiap tahun begitu. Makanya alhamdulillah mereka banyak yang sukses membuka usaha,“ jelas Sugeng.
Para Pejabat Pendukung Acara (Dari Kanan) Camat Lembang-Istri, Danramil Cikole, Kapolsek Cikole, Danyon Brimob, Kades Cikole, Eri Trikurniadi, Iman Rasuli dan Kurnia Danu Miharja (Foto Asep GP) |
Ini memang bukan omong kosong, selama empat kali dan lima gelombang LKP Sugeng Sejahtera mengadakan PKW kerjasama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Kemendikbudristek, tercatat 70 % dari 870-an lebih lulusannya sudah membuka usaha secara mandiri dan tersebar di beberapa daerah di Jawa Barat.
Hal tersebut senada dengan keterangan Sugeng Supangat (mewakili drh. Sugeng Pujiono, pemilik/owner LKP Sugeng Sejahtera dan Kopi Luwak Cikole), bahwa, “Lembaga Keterampilan dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera telah memiliki ratusan alumni yang telah berwirausaha dan di desa Cikole ada puluhan yang bekerja membuka usaha. Hari ini adalah ajang untuk melatih sikap mental para pesereta agar siap membuak usaha ketika lulus nanti,“ tandasnya.
Mengunjungi Stan Kopi (Foto Asep GP) |
Sugeng pun tak lupa berterima kasih kepada seluruh panitia yang sudah bekerja keras juga tamu undangan, kepala desa Cikole, camat Cikole, ketua FPLKP, ketua PBKI, Komandan Batalyon B Pelopor, Kapolres Cikole, Danramil Cikole, kepala dinas pendidikan KBB, Kopi Luwak Cikole, KLC Resto, pelaku UMKM Desa Cikole, peserta PKW Barista, C’ Koes Band, serta semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, sehingga terlaksana dengan baik.
Memang seperti yang dikatakan Iman Rasuli dalam pidato sambutannya, kegiatan Festival Kopi ini mendapat sambutan dan dukungan yang luar biasa dari semua pihak, dan Iman pun mewakili PBKI (Perkumpulan Barista Kopi Indonesia) mendukung dan sangat bangga dengan adanya kegiatan tentang kopi tersebut. Sebab memang potensi kopi di Indonesia sangat cerah dan Indonesia adalah negara produsen kopi terbaik di dunia, jadi andalan utama ekspor Indonesia non migas, selain minyak sawit dan kakao. Menjanjikan kesejahteraan bagi para petani dan pengelolanya.
Andri Permana (Tanpa Topi), Kopi Itu Dari Biji Bukan Sachetan (Foto Asep GP) |
Iman pun melihat perkembangan kopi dalam 4 tahun ini sangat pesat. “Dan saya tidak membayangkan dari mulai usaha kopi tahun 2000 bakalan ada Festival Kopi di Lembang. Geliat ini semoga akan semakin baik, semakin menambah kepercayaan diri kita bahwa kopi adalah salah satu kopi terbaik di Indonesia dan untuk barista yang ikut kompetisi saat ini semoga tidak berhenti sampai jadi juara di sini, tapi harus menjadi juara di kejuaraan-kejuaraan dunia, juga kepada adik-adik peserta PKW Barisat LPP Sugeng Sejahtera semoga cita-cita mereka menjadi pengusaha bidang kopi atau lainnya, tercapai dengan baik,“ pungkasnya.
Diserbu Masyarakat Penggemar Kopi (Foto Asep GP) |
Kepala Desa Cikole Lembang Drs. H. Tajudin pun sama menyambut baik dan memuji LKP Sugeng Sejahtera yang sedikit banyaknya telah berkontribusi menurunkan angka pengangguran di wilayahnya. “Ternyata di Lembang ada ribuan lulusan SMK tapi karena keterbatasan lapangan kerja mereka menganggur, oleh sebab itu semoga dengan adanya kegiatan PKW Barista di LPP Sugeng Sejahtera ini jadi solusi dan semoga ke depan kita lebih maju lagi," kata Pak Kades.
Demikian juga dengan Camat Lembang Bambang Eko Setiawahyudi, penggemar berat kopi ini sangat menyambut baik kegiatan yang didukung semua pihak di wilayah Lembang dan pusat ini. Menurutnya Kopi Luwak Cikole adalah salahsatu kopi terbaik yang ada di KBB bahkan di Indonesia dan itu sangat membanggakan buat semua. “Kita bangga dengan kegiatan festival Kopi Cikole ini dan tentunya kita mendukung, mendorong dan memberi ruang bagi para barista ini. Semoga LPK SS ini bisa membuka lapangan kerja dan kita coba lihat nanti perkembangan ke depannya seperti apa, lalu kita koordinasikan dengan dinas terkait,“ katanya.
Andika, Dari Tidak Tahu Kopi Jadi Tahu Kopi (Foto Asep GP) |
Kata Bambang, Kegiatan Festival Kopi Cikole ini memang bagian kegiatan dinas pendidikan, tapi bisa dikaitkan dnegan dinas perdagangan dan industri, bisa dikembangkan lagi bagaimana para barista ini bisa bekerja dengan profesional dan bisa disalurkan ke setiap perusahaan yang membutuhkan.
Demikian juga Danyon Brimob Maman Ismail berharap kegaiatan ini jadi ajang silaturahim bagi penggemar kopi, dan dalam festival kopi ini tidak hanya kompetisi tapi edukasi dari cara meracik kopi serta teknik penyajiannya sehingga memiliki nilai lebih dari cita rasa hingga punya daya tarik tersendiri dan ini telah menjadi tren masa kini yang digemari tidak hanya oleh kaula muda tapi seluruh golongan.
“Saya berharap pada para pengusaha, temen-temen dari pengusaha kopi untuk di wilayah Lembang ini selalu inovatif, kreatif dan produktif dalam mempromosikan kopi Lembang dan dengan adanya Festival Kopi ini semoga jadi peluang membuka lapangan kerja maupun wirausaha, sehingga produk UMKM Cikole lebih dikenal luas dan dapat memajukan produk lokal menjadi dunia,” katanya.
“Saya berharap pada para pengusaha, temen-temen dari pengusaha kopi untuk di wilayah Lembang ini selalu inovatif, kreatif dan produktif dalam mempromosikan kopi Lembang dan dengan adanya Festival Kopi ini semoga jadi peluang membuka lapangan kerja maupun wirausaha, sehingga produk UMKM Cikole lebih dikenal luas dan dapat memajukan produk lokal menjadi dunia,” katanya.
Sambutan juga datang dari dinas pendidikan KBB, diwakili Kabid PAUD MF KBB Eri Trikurniadi, yang menurutnya kegiatan kolaborasi dengan kemendikbudristek ini adalah salahsatu wujud kepedulian dari LKP SS yang bisa mencerdaskan dan menghidupi kehidupan lulusan SMK di Kecamatan Lembang, sebab kata Eri, di KBB sendiri pengangguran itu sekitar 70 ribu. “Alhamdulillah dengan adanya kegiatan ini dapat menciptakan para barista yang bisa menghidupi kehidupannya lebih mandiri lagi,” tandasnya.
Dan Andreas S. Karunianto sebagai Ketua Umum Perkumpulan Barista Kopi Indonesia/PBKI pun, menilai acara ini luar biasa, antusiasnya luar biasa. Tanpa kita sadari, kata andreas, banyak orang yang ingin ikut lomba dan pelatihan barista ini . Dari satu sisi program ini menciptakan UMKM semacam kedai-kedai kopi, dan teman-teman kopi juga sangat mendukung, dari perkumpulan Barista indonesia, dari dinas sosial, dan pengurus, lembaga dan instansi terkait, muspida setempat, mereka juga memberi tempat.
“Ke depannya sepertinya akan ada lagi, soalnya ini baru permulaan saja banyak yang antusias, jadi harus diteruskan,“ harapnya.
Seorang Barista Harus Punya Etika dan Moral Yang Baik
Hal tersebut ditegaskan Ketua Dewan Juri Kurnia Danu Miharja (Penguji Nasional Barista) kepada wartawan. Menurut penguji nasional barista yang profesi sehari-harinya jadi instruktur barista, instruktur roasting dan sebagai assessor di LKP SS ini, kriteria untuk penjurian lomba barista ini pertamanya dari attitude/sikap, etika, moral, dan teknik komunikasinya seperti apa lalu knowledge/ pengetahuan mengenai kopi, bahan baku itu seperti apa. “Itu salah satu skill yag harus dimiliki oleh seorang barista. Ketika seorang barista itu skillnya mantap, pendidikannya tinggi, wawasannya luas, attitudenya juga mantap itu hebat. Terus diteknis, mereka akan mengetahui bagaimana mengidentifikasi bahan baku, karena kopi ini dari jenis, varietas, dan jenis olahan, termasuk level roasting (nyangray) mereka akan tahu kalau kopi seperti ini dampak rasanya akan seperti apa. Jadi itu yang kami kedepankan. Jadi pertama etika, moral, attitudenya,” terangnya.
Lomba Barista (Foto Asep GP) |
Dan itu terbukti dari hasil penilaian pertama saat itu. “Ya itulah uniknya kopi walau dengan bahan baku yang sama, air yang sama, tapi ketika happynya seorang barista itu tidak dapat, ya gakkan dapat (juara). Padahal itu menggunakan bahan baku yang sama, air yang sama dan rasio perbandingannya juga tidak jauh karena sudah terukur, tapi akan keluar juaranya. Jadi itulah happynya seorang barista, sajikanlah minuman kopi itu pakai hati, pakai rasa, seolah mau disajikan kepada seseorang yang spesial dalam kehidupannya,” kata Kurnia.
Ahli kopi trah Samarang Garut ini pun, menyoroti PKW ini, kata dia, imej di tengah masyarakat SMK ini penyumbang tertinggi untuk angka pengangguran. Tapi dengan pola seperti ini anak-anak SMK terakomodir dan hobi, Fashionnya itu akan tersalurkan. “Dan diharapkan alumni-alumni PKW LKP Sugeng Sejahtera ini bukan pencari kerja tapi membuka lapangan kerja,“ pungkasnya.
Sedang Dicicipi Para Juri (Foto Asep GP) |
Hal senada juga dikatakan Deden R. Nugraha (Master Penguji Nasional Barista). “Kita masih beruntung PKW ini program Ditjen vokasi Kemndikbudristek, jadi mereka sangat memperhatikan bahwa ada sebagian masyarakat yang memang mau berwirausaha tapi tidak punya modal. Nah melalui program inilah mereka tersalurkan. Jadi dalam program PKW ini mereka dapat pelatihan barista, setelah itu diberi modal usaha dan Festival Kopi ini menjadi ajang permulaan, menjadi show up (muncul), arena uji mental mereka, pengalaman mereka performance mereka dalam menggeluti dunia wirausaha, khususnya di bidang perkopian,” katanya.
Ini Juara Lomba Baristanya (Foto Asep GP) |
Salah seorang peserta PKW yang tengah praktik menjual kopi yang diraciknya sendiri, Andri Permana, saat itu berhasil menjual 10 -15 cup kopi di stannya dari jam 11.00 hingga bada Dzuhur. Harga kopinya memang ramah di kantong dan kata Andri dalam kegiatan praktik ini peserta sekedar menjual saja belum ditambahkan terkait berapa harga pokoknya. Hanya ditambahkan sedikit keuntungan untuk menutupi biaya bahan baku. “Mungkin ini lebih ke pengenalan dan edukasi ke masyarakat sekitar bahwasannya kopi yang asli itu dari biji, bukan sachetan,“ ungkapnya.
Demikian juga dengan peserta PKW lainnya, Andika. Alumni SMA 1 Lembang ini terlihat sumringah sambil berteduh di tenda melepas lelah, dia berhasil menjual 18 cup kopi dari Pk. 09 hingga bada Duhur. Andika juga mengaku senang ikut PKW ini karena, “Asalnya saya dari nol banget ga tahu tentang kopi, jenis kopi, dan alat-alat pembuat kopi, takaran kopi, tapi sekarang saya jadi tahu dan bisa membuat kopi sendiri untuk orang lain, sebab selama pelatihan saya selalu fokus ke materi latihan jadi ilmunya juga bisa nerap, terus kita dikasih alat gratis lagi, mantap lah,” katanya sambil mengacungkan jempolnya. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment