Tuesday, December 3, 2024
Rektor ISBI Retno Dwimawarwati Bersama Abah Alam, Kang Oca, Dan Para Inohong Sunda Lainnya (Foto Istimewa) |
Badan Eksekutrif Mahasiswa (BEM) ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) Bandung kembali menggelar acara bertajuk ‘Ngaguar Budaya’. Acara bertajuk Ragam Budaya Nusantara ini diisi dengan pemutaran Karya Film Dokumenter Kujang dan Diskusi Kujang yang berlangsung di Pendopo Mundinglaya ISBI Bandung, Jl. Buah Batu No. 212 Kota Bandung, Jum’at (29/11/ 2024).
Hadir dalam kesempatan tersebut Rektor ISBI Dr. Retno Dwi Marwati, S.Sen., M.Hum, yang menyambut baik acara edukasi buat para mahasiswa ISBI Bandung ini. Terutama untuk lebih mikawanoh dan mempelajari lagi akan eksistensi pusaka warisan leluhur adiluhung yang jadi simbol urang Sunda tersebut. Untuk itu Retno berharap mahasiswa/generasi muda agar bisa lebih mengenal lagi Pusaka Kujang sebagai representasi budaya Sunda zaman kiwari.
Kang Aris (Paling Kanan), Kang Rifki Dengan Dipandu Agus Mulia Marbun, Tengah Membahas Kujang (Foto Istimewa) |
Rektor pun malam itu berkesempatan menyerahkan cenderamata kepada Kawargian Abah Alam, Aris Kurniawan, dan Abah Jajang pandai besi dari Ciwidey selaku Tokoh Penggiat Kujang, Penempa Kujang dan para Pejuang Kujang.
Setelah pemutaran film, acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang menghadirkan sejumlah pembicara yaitu, Aris Kurniawan, S.Sn., M.Sn (Akademisi, dan Budayawan) dan Abah Jajang yang diwakili oleh Rifki (Penempa Ciwidey).
Kang Aris, Sesuai Dengan Tesis, Kujang Bukan Senjata (Foto Iin Rizki) |
Diskusi ini mendapatkan antusiasme tinggi dari para peserta, baik dari kalangan mahasiswa, akademisi, maupun komunitas-komunitas Budaya yang hadir, terlebih Kang Aris sat itu menghadirkan Kujang yang berusia kurang lebih 500 tahun yang menjadikan diskusi ini menjadi lebih menarik.
Para pembicara membahas berbagai aspek Kujang, mulai dari sejarah Kujang, proses pembuatan Kujang, pembahasan Kujang dari segi perupaan dan tantangan pelestariannya di era modern. Kang Aris dalam diskusi mengatakan, bahwa Kujang bukan termasuk senjata tajam sesuai dengan tesis yang pernah dibuatnya tentang Kujang dan hal ini pun dikuatkan oleh Kang Oca (Ir. Roza Rahmadjasa Mintaredja, lembaga Adat Karaton Padjadjaran) sebagai saksi ahli dalam hal Kujang, serta Kang Kamal sebagai advokasi dalam pembelaan Kujang.
Inilah Kujang Berusia 500 Tahun Itu. (Foto Iin Rizki) |
Kata Presiden BEM ISBI Bandung, Tonny Gunawan (Ken Kusumah), Film Dokumenter Kujang menggambarkan perjalanan Kujang sebagai simbol kebesaran budaya Sunda, dan proses pembuatan kujang oleh penempa, serta relevansinya dalam kehidupan modern. Dokumenter ini menyuguhkan wawancara dengan para pakar budaya, praktisi tradisional, dan akademisi, sehingga memberikan wawasan yang mendalam bagi para peserta. Dan film Dokumenter tentang Kujang karya BEM ISBI Bandung ini kedepannya mau di daftarkan ke HAKI (Hak Kekayaan Intelektual).
Tonny pun mengajak generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai warisan budaya Sunda, Kujang merupakan simbol kebijaksanaan, keberanian, dan identitas masyarakat Sunda. Harapannya, acara ini dapat menjadi langkah kecil untuk melestarikan Kebudayaan lokal.
BEM ISBI Bersama Para Ahli Kujang (Foto Istimewa) |
“Acara ‘Ngaguar Budaya’ menjadi bukti nyata komitmen BEM ISBI Bandung dalam menghidupkan nilai-nilai budaya lokal dan menjalin hubungan dengan komunitas-komunitas Budaya khususnya di Jawa Barat. Dengan suksesnya acara ini, diharapkan semakin banyak kegiatan serupa yang dapat dilakukan untuk mempererat hubungan antara generasi muda dan budaya tradisional,” demikian pungkas Tonny.
Acara juga diramaikan dengan suguhan Tari Keurseus, Tari Kujang, fasion show, pertunjukan Bambu Gila, dan Tarawangsa sebagai penutup acara. (Rls/Asep GP)***
BEM ISBI Bandung Gelar Acara Ngaguar Budaya Tentang Kujang
Posted by
Tatarjabar.com on Tuesday, December 3, 2024
Rektor ISBI Retno Dwimawarwati Bersama Abah Alam, Kang Oca, Dan Para Inohong Sunda Lainnya (Foto Istimewa) |
Badan Eksekutrif Mahasiswa (BEM) ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) Bandung kembali menggelar acara bertajuk ‘Ngaguar Budaya’. Acara bertajuk Ragam Budaya Nusantara ini diisi dengan pemutaran Karya Film Dokumenter Kujang dan Diskusi Kujang yang berlangsung di Pendopo Mundinglaya ISBI Bandung, Jl. Buah Batu No. 212 Kota Bandung, Jum’at (29/11/ 2024).
Hadir dalam kesempatan tersebut Rektor ISBI Dr. Retno Dwi Marwati, S.Sen., M.Hum, yang menyambut baik acara edukasi buat para mahasiswa ISBI Bandung ini. Terutama untuk lebih mikawanoh dan mempelajari lagi akan eksistensi pusaka warisan leluhur adiluhung yang jadi simbol urang Sunda tersebut. Untuk itu Retno berharap mahasiswa/generasi muda agar bisa lebih mengenal lagi Pusaka Kujang sebagai representasi budaya Sunda zaman kiwari.
Kang Aris (Paling Kanan), Kang Rifki Dengan Dipandu Agus Mulia Marbun, Tengah Membahas Kujang (Foto Istimewa) |
Rektor pun malam itu berkesempatan menyerahkan cenderamata kepada Kawargian Abah Alam, Aris Kurniawan, dan Abah Jajang pandai besi dari Ciwidey selaku Tokoh Penggiat Kujang, Penempa Kujang dan para Pejuang Kujang.
Setelah pemutaran film, acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang menghadirkan sejumlah pembicara yaitu, Aris Kurniawan, S.Sn., M.Sn (Akademisi, dan Budayawan) dan Abah Jajang yang diwakili oleh Rifki (Penempa Ciwidey).
Kang Aris, Sesuai Dengan Tesis, Kujang Bukan Senjata (Foto Iin Rizki) |
Diskusi ini mendapatkan antusiasme tinggi dari para peserta, baik dari kalangan mahasiswa, akademisi, maupun komunitas-komunitas Budaya yang hadir, terlebih Kang Aris sat itu menghadirkan Kujang yang berusia kurang lebih 500 tahun yang menjadikan diskusi ini menjadi lebih menarik.
Para pembicara membahas berbagai aspek Kujang, mulai dari sejarah Kujang, proses pembuatan Kujang, pembahasan Kujang dari segi perupaan dan tantangan pelestariannya di era modern. Kang Aris dalam diskusi mengatakan, bahwa Kujang bukan termasuk senjata tajam sesuai dengan tesis yang pernah dibuatnya tentang Kujang dan hal ini pun dikuatkan oleh Kang Oca (Ir. Roza Rahmadjasa Mintaredja, lembaga Adat Karaton Padjadjaran) sebagai saksi ahli dalam hal Kujang, serta Kang Kamal sebagai advokasi dalam pembelaan Kujang.
Inilah Kujang Berusia 500 Tahun Itu. (Foto Iin Rizki) |
Kata Presiden BEM ISBI Bandung, Tonny Gunawan (Ken Kusumah), Film Dokumenter Kujang menggambarkan perjalanan Kujang sebagai simbol kebesaran budaya Sunda, dan proses pembuatan kujang oleh penempa, serta relevansinya dalam kehidupan modern. Dokumenter ini menyuguhkan wawancara dengan para pakar budaya, praktisi tradisional, dan akademisi, sehingga memberikan wawasan yang mendalam bagi para peserta. Dan film Dokumenter tentang Kujang karya BEM ISBI Bandung ini kedepannya mau di daftarkan ke HAKI (Hak Kekayaan Intelektual).
Tonny pun mengajak generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai warisan budaya Sunda, Kujang merupakan simbol kebijaksanaan, keberanian, dan identitas masyarakat Sunda. Harapannya, acara ini dapat menjadi langkah kecil untuk melestarikan Kebudayaan lokal.
BEM ISBI Bersama Para Ahli Kujang (Foto Istimewa) |
“Acara ‘Ngaguar Budaya’ menjadi bukti nyata komitmen BEM ISBI Bandung dalam menghidupkan nilai-nilai budaya lokal dan menjalin hubungan dengan komunitas-komunitas Budaya khususnya di Jawa Barat. Dengan suksesnya acara ini, diharapkan semakin banyak kegiatan serupa yang dapat dilakukan untuk mempererat hubungan antara generasi muda dan budaya tradisional,” demikian pungkas Tonny.
Acara juga diramaikan dengan suguhan Tari Keurseus, Tari Kujang, fasion show, pertunjukan Bambu Gila, dan Tarawangsa sebagai penutup acara. (Rls/Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment